Saham Consumer Goods Menggeliat: Beberapa Saham Berpotensi Capai Harga Rp 14.000

Jumat, 14 Februari 2025 | 09:15:20 WIB
Saham Consumer Goods Menggeliat: Beberapa Saham Berpotensi Capai Harga Rp 14.000

JAKARTA – Dalam situasi volatilitas tinggi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), investor sebaiknya melirik saham-saham di sektor barang konsumsi (consumer goods) yang kembali dipandang menarik untuk diakumulasi. Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan sektor ini mendapat angin segar dari beberapa kebijakan stimulus pemerintah, yang bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadan, saat konsumsi rumah tangga biasanya melonjak.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Abyan Habib Yuntoharjo, menyoroti bahwa penurunan daya beli sangat dirasakan oleh kelas menengah yang populasinya kian mengecil. "Padahal, konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 50% terhadap produk domestik bruto (PDB), di mana kelas menengah memegang peranan penting sebagai penggeraknya," jelas Abyan dalam acara Mirae Asset Sekuritas Media Day di Jakarta. Namun, berbagai tantangan ekonomi terus membayangi pertumbuhan konsumsi di kelompok ini.

Pemerintah terus berusaha menggeliatkan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah melalui berbagai kebijakan, termasuk penyaluran bantuan sosial dan potongan tarif listrik. Menurut Abyan, dua program utama dijalankan pada kuartal pertama 2025, yaitu bantuan beras 10 kg dan diskon 50% tarif listrik bagi rumah tangga kurang mampu. Penyaluran tiwul ini tertunda guna menjaga stabilitas harga gabah petani, direncanakan dilanjutkan seusai Ramadan pada April 2025.

Diskon tarif listrik terbukti memberikan efek masif bagi penerimanya, menciptakan potensi penghematan antara Rp 150.000 hingga Rp 170.000 per bulan per keluarga. "Stimulus tersebut memungkinkan masyarakat mengalokasikan dana lebih ke kebutuhan sekunder, bukan hanya barang primer," sebut Abyan.

Upaya pemerintah mengimplementasikan program perlindungan sosial sebesar Rp 38,6 triliun, termasuk kebijakan menunda kenaikan PPN dari 11% menjadi 12%, diharapkan menopang daya beli terutama bagi kalangan menengah ke bawah.

Momentum konsumsi yang tinggi pada awal tahun ini, ditandai dengan momen Tahun Baru Imlek dan Ramadan yang datang lebih awal dari biasanya. Tren konsumsi meningkat mendekati Lebaran, didukung insentif pemerintah seperti bantuan sosial dan program makan bergizi gratis.

Namun, sektor barang konsumen menghadapi tantangan signifikan seperti kenaikan harga bahan baku dan fluktuasi nilai tukar rupiah. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) misalnya, harus beradaptasi dengan margin yang tergerus akibat kenaikan harga kakao dan kopi, sementara PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tengah menjalani transformasi bisnis. Sementara itu, Cimory (CMRY) juga terpengaruh kenaikan harga susu skim, yang sekarang mencapai Rp 4.000 per liter.

Meski demikian, dua emiten di sektor barang konsumsi tetap menarik perhatian Mirae Asset Sekuritas. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mempertahankan performa positif dengan pertumbuhan yang kuat sekitar 20%, dipacu oleh peningkatan volume penjualan dan strategi ekspansi. Saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), tetap menjadi pilihan defensif di tengah tekanan ekonomi, didorong oleh ekspansi toko baru sekitar 800-1.000 unit per tahun, yang menopang lini pendapatan.

"ICBP menjual barang-barang kebutuhan pokok yang akan tetap dibeli sekalipun ekonomi lesu, sementara AMRT bertahan karena kebutuhan belanja harian masyarakat tetap konstan," ujar Abyan. Dengan kekuatan fundamental, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan pembelian saham AMRT dengan target harga Rp 3.500 per saham. Sementara untuk ICBP, target harga diteguhkan di angka Rp 14.000 per saham untuk investasi jangka panjang.

Melihat prospek menarik ini, investor sektor barang konsumsi disarankan tetap waspada terhadap risiko yang ada, meliputi pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan harga bahan baku, dan dampak aliran dana asing keluar akibat tantangan ekonomi global. Kendati begitu, peluang pertumbuhan di sektor ini tetap menjanjikan, terutama berkat dukungan stimulyang berkelanjutan dari pemerintah.

Terkini