Prediksi Lonjakan Pinjaman Online di Momen Lebaran 2025, Risiko Kredit Macet Bayangi

Senin, 10 Maret 2025 | 13:24:06 WIB
Prediksi Lonjakan Pinjaman Online di Momen Lebaran 2025, Risiko Kredit Macet Bayangi

JAKARTA - Seiring dengan mendekatnya momen Lebaran Idulfitri 2025, sektor keuangan digital Indonesia, terutama layanan pinjaman online (pinjol) dan skema pembayaran buy now pay later (BNPL), diproyeksikan mengalami peningkatan permintaan yang signifikan. Meski demikian, di balik optimisme pertumbuhan tersebut, terdapat kekhawatiran yang turut menyertainya yakni potensi peningkatan angka kredit macet.

Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan bahwa fenomena lonjakan pinjaman online ini bukanlah hal baru. "Setiap tahun menjelang Lebaran, kita selalu melihat peningkatan permintaan terhadap pinjaman online. Ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan saat Lebaran," ujarnya.

Penjelasan Fenomena Musiman

Menurut Huda, permintaan pinjaman online meroket setiap menjelang Lebaran bukan hanya karena tingginya biaya persiapan hari raya, tetapi juga karena masyarakat cenderung ingin memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan daya beli. "Permintaan ini berasal dari kebutuhan konsumsi rumah tangga yang melonjak, seperti pengeluaran untuk mudik, belanja pakaian baru, makanan, dan barang-barang lain yang kerap dibutuhkan selama perayaan Lebaran," jelasnya.

Momen Lebaran memang selalu menjadi periode di mana konsumsi masyarakat Indonesia meningkat tajam. Alasan ini yang kemudian membuat layanan pinjaman online dan BNPL dilirik sebagai opsi pendanaan sementara. Platform pinjaman online umumnya menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam proses peminjaman, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang membutuhkan dana segera.

Risiko Kredit Macet Mengintai

Namun, di balik kemudahan itu, risiko kredit macet menjadi sebuah ancaman yang tidak bisa diabaikan. Nailul Huda menekankan pentingnya kewaspadaan terkait kondisi ini. "Setiap tahun kita melihat potensi meningkatnya angka kredit macet pasca-Lebaran. Banyak masyarakat yang kesulitan melunasi pinjaman setelah membengkaknya pengeluaran selama liburan," ungkapnya.

Kredit macet merupakan situasi di mana peminjam gagal membayar cicilan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Bila situasi ini terjadi secara masif, dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan sektor keuangan digital secara keseluruhan.

Langkah Antisipasi dari Pelaku Industri

Menghadapi risiko ini, pelaku industri keuangan digital mulai menyiapkan strategi antisipasi. Pemilik platform pinjaman online dan BNPL dituntut untuk lebih selektif dalam menerapkan kebijakan kredit mereka. Peningkatan kualitas penilaian kredit calon peminjam menjadi langkah yang sangat krusial.

Beberapa platform juga mengembangkan sistem deteksi dini berdasarkan analisis big data untuk memetakan potensi risiko kredit macet. Dengan teknologi ini, mereka bisa lebih cepat mengidentifikasi profil peminjam yang berpotensi bermasalah dan mengambil langkah pencegahan lebih awal.

"Kami harus memperketat syarat peminjaman dan melakukan edukasi finansial kepada pelanggan tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik," kata seorang pelaku industri yang enggan disebut namanya. Pelaku industri ini juga menambahkan bahwa ada upaya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan otoritas terkait demi menciptakan ekosistem keuangan digital yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Edukasi dan Inovasi Sebagai Solusi Jangka Panjang

Sebagai solusi jangka panjang, edukasi finansial menjadi kunci untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam memanfaatkan layanan pinjaman. Pemerintah telah menjalankan beberapa program literasi keuangan, namun peran aktif dari industri keuangan digital juga diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih efektif.

Inovasi produk keuangan yang lebih adaptif terhadap kondisi ekonomi nasional juga menjadi kebutuhan mendesak. "Pelaku industri harus terus berinovasi dalam menciptakan produk keuangan yang tidak hanya menarik dari sisi keuntungan, tetapi juga aman dan bertanggung jawab," tambah Nailul Huda.

Menatap Lebaran 2025 dengan Bijak

Menjelang Lebaran 2025, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola pengeluaran dan mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman. Dengan persiapan yang tepat ditambah kebijakan dari pelaku industri yang semakin kuat, risiko kredit macet diharapkan dapat diminimalkan.

Lebaran seharusnya menjadi momen kebahagiaan dan kekeluargaan, bukan sebaliknya memunculkan beban finansial akibat keputusan keuangan yang kurang bijak. Oleh karena itu, kerjasama antara masyarakat, industri, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan sektor keuangan digital dapat tumbuh dengan sehat dan berkelanjutan.

Terkini

Emas Antam Tembus Rp 2 Juta, Saatnya Investasi?

Senin, 08 September 2025 | 15:48:00 WIB

iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun

Senin, 08 September 2025 | 15:47:58 WIB

Bocoran Lengkap iPhone 17 Series Terungkap

Senin, 08 September 2025 | 15:47:56 WIB

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Senin, 08 September 2025 | 15:47:55 WIB