Harga Minyak Jatuh di Tengah Kekhawatiran Tarif AS: Apa Dampaknya bagi Ekonomi Global?

Senin, 10 Maret 2025 | 22:40:57 WIB
Harga Minyak Jatuh di Tengah Kekhawatiran Tarif AS: Apa Dampaknya bagi Ekonomi Global?

JAKARTA - Harga minyak mengalami penurunan signifikan pada awal perdagangan Senin, 10 Maret 2025, di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap pertumbuhan ekonomi global. Kebijakan yang baru diumumkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump ini memicu penurunan harga minyak mentah di pasar dunia, menciptakan ketidakpastian yang memperburuk situasi ekonomi global.

Menurut data yang dihimpun dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 25 sen atau sekitar 0,4 persen menjadi 70,11 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebesar 28 sen atau 0,4 persen, turun menjadi 66,76 dolar AS per barel. Penurunan ini mencatat pekan ketujuh berturut-turut bagi WTI, terpanjang sejak November 2023, sedangkan untuk Brent, ini adalah penurunan selama tiga minggu berturut-turut.

Penyebab Penurunan Harga Minyak

Penurunan harga minyak ini diakibatkan oleh kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Trump, yang menargetkan barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok. Kebijakan ini menambah tekanan pada pasar minyak global karena menimbulkan ketidakpastian baru dalam hubungan perdagangan internasional. Efek tarif tidak hanya memengaruhi mitra dagang langsung AS, tetapi juga berdampak pada rantai pasokan global yang lebih luas.

Analis dari IG, Tony Sycamore, memberikan pandangan mendalam tentang situasi ini. "Minyak mentah mengalami tekanan dari berbagai faktor, di antaranya ketidakpastian terkait tarif dari AS, kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, potensi pencabutan sanksi terhadap Rusia, dan keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak," ungkap Sycamore.

Dampak Kebijakan Tarif terhadap Ekonomi Global

Ketidakpastian yang dihasilkan oleh kebijakan tarif ini tidak hanya berdampak pada harga minyak, tetapi juga mempengaruhi kepercayaan investor dan pergerakan pasar secara keseluruhan. Dampak ini menambah kekhawatiran yang sudah ada terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global, terutama di tengah sinyal-sinyal resesi yang semakin jelas di beberapa negara maju.

Michael Tran, analis energi dari RBC Capital Markets, mencatat bahwa situasi ini dapat berimbas pada konsumsi minyak global. "Pengurangan permintaan dari ekonomi utama seperti Tiongkok dan Eropa dapat semakin memperburuk posisi pasar minyak yang sudah rapuh," jelas Tran.

Potensi Pencabutan Sanksi Terhadap Rusia

Selain itu, ada potensi bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia mungkin dicabut, yang bisa menyebabkan peningkatan pasokan minyak global. Jika sanksi dicabut, Rusia diperkirakan akan meningkatkan produksi minyaknya, menambah pasokan di pasar yang sudah berlebihan.

Namun, hal ini menimbulkan perdebatan terkait stabilitas pasar minyak. Beberapa analis berpendapat bahwa mencabut sanksi ini dapat memberikan napas segar bagi perekonomian Rusia, namun di sisi lain berpotensi menciptakan kelebihan pasokan yang berujung pada penurunan harga lebih lanjut.

Respons OPEC+ Terhadap Situasi ini

Di tengah ketidakpastian ini, OPEC+ pun mengambil langkah dengan memutuskan untuk meningkatkan produksi minyak. Meskipun langkah ini bertujuan untuk menyeimbangkan pasar, hal ini justru menambah tekanan pada harga minyak yang sudah menurun. Sebagai organisasi yang beranggotakan negara-negara pengekspor minyak, OPEC+ berupaya menjaga stabilitas pasar, namun keputusan ini dikritik karena dianggap tidak tepat waktu.

"Kami berharap langkah peningkatan produksi ini dapat menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar," ungkap seorang pejabat OPEC+ yang enggan disebutkan namanya.

Dengan situasi global yang terus berubah dan menjadi semakin kompleks, pasar minyak dunia dihadapkan pada tantangan yang sangat dinamis. Kebijakan tarif AS, potensi pengaruh sanksi Rusia yang berubah, dan keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi adalah faktor-faktor yang harus diawasi dengan seksama oleh para pelaku pasar. Setiap langkah kebijakan yang diambil akan berdampak panjang pada stabilitas harga minyak dan keseimbangan ekonomi global.

Perkembangan ini membuat pelaku pasar harus semakin waspada dan cermat dalam membaca arah kebijakan, tidak hanya dari AS, tetapi juga dari seluruh negara dengan pengaruh signifikan di pasar energi global. Sementara itu, para investor akan terus mengawasi situasi ini dengan kebijakan yang waspada, mengingat dampak kebijakan yang salah bisa sangat merusak bagi ekonomi global.

Sebagai kesimpulan, situasi pasar minyak dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan tarif AS dan faktor-faktor lain seperti potensi pencabutan sanksi Rusia dan keputusan OPEC+. Semua ini menuntut perhatian penuh dari pelaku pasar dalam beberapa bulan mendatang untuk memastikan investasi dan keputusan bisnis yang tepat.

Terkini

Cara Menghitung Tarif Pajak PPH 21 2025

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:52 WIB

Kesehatan Mental Adalah: Pentingnya Bagi Kesehatan Tubuh!

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB

Cara Menabung Emas di Pegadaian: Syarat dan Manfaat

Kamis, 11 September 2025 | 22:49:22 WIB