JAKARTA - Pasar modal di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menunjukkan tren yang menggembirakan, dengan jumlah investor yang terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data terbaru dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut, hingga akhir tahun 2024, tercatat sebanyak 620.392 Single Investor Identification (SID) yang terdaftar. Angka ini mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat hanya 600.000 SID.
Peningkatan jumlah investor ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan minat masyarakat terhadap pasar modal, tetapi juga menunjukkan perubahan pola investasi yang semakin melibatkan generasi muda. Hal ini menjadi catatan penting bagi perkembangan sektor pasar modal di Indonesia, khususnya di Sumut, yang kini semakin mendapat perhatian dari para investor muda.
Anak Muda Jadi Pemain Utama di Pasar Modal
Dalam wawancara dengan Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut, Pintor Nasution, ia mengungkapkan bahwa tingginya angka investasi pasar modal di Sumut mencerminkan minat yang terus berkembang di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak muda. “Peningkatan jumlah SID yang signifikan ini menunjukkan bahwa masyarakat Sumut, terutama generasi muda, semakin tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. Anak muda kini memegang peranan penting dalam pertumbuhan pasar modal di Sumut,” kata Pintor dalam sebuah acara berbuka puasa bersama jurnalis beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Pintor menjelaskan bahwa dari total 620.392 SID, sekitar 297.168 SID di antaranya adalah investor saham. Dari jumlah tersebut, sebanyak 34% atau sekitar 100.794 SID berasal dari kelompok usia 18 hingga 25 tahun. Kelompok usia ini tidak hanya mencatatkan jumlah investor yang signifikan, tetapi juga berhasil mengelola nilai aset saham yang cukup besar, yakni mencapai Rp444,8 miliar.
“Jumlah investor di kelompok usia 18-25 tahun ini cukup menggembirakan, karena mereka sudah mulai memanfaatkan teknologi dan informasi untuk mengakses pasar modal. Bahkan mereka mampu mengelola aset yang cukup besar meskipun usia mereka masih tergolong muda,” tambah Pintor.
Pola Investasi Berdasarkan Kelompok Usia
Selain data tentang kelompok usia 18 hingga 25 tahun, pintor juga memaparkan data mengenai pola investasi dari kelompok usia lainnya. Kelompok usia 26 hingga 30 tahun, misalnya, tercatat memiliki 69.890 investor atau sekitar 23,5% dari total investor di Sumut. Namun, meskipun jumlah investornya cukup besar, nilai aset yang mereka kelola mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, yaitu sebesar Rp1,07 triliun.
Sementara itu, kelompok usia 31 hingga 40 tahun yang berjumlah 71.888 SID atau 24% dari total investor, tercatat mengelola nilai aset yang cukup besar, yaitu Rp3,6 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah investor di kelompok usia ini tidak sebanyak kelompok usia 18-25 tahun, nilai aset yang mereka kelola menunjukkan kepercayaan yang besar terhadap pasar modal.
Di sisi lain, kelompok usia 41 tahun ke atas meskipun hanya mencatatkan 18% dari total investor (54.596 SID), mereka menjadi kelompok yang paling besar dalam hal kepemilikan aset. Kelompok ini tercatat memiliki total nilai aset mencapai Rp11,99 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah investor di kelompok usia lebih tua ini tidak sebanyak kelompok usia muda, mereka berhasil mengelola dana yang sangat besar dan berperan besar dalam perekonomian pasar modal.
Beragam Profesi Mendominasi Investor di Sumut
Dilihat berdasarkan profesi, investasi di pasar modal Sumut tidak hanya didominasi oleh kalangan pegawai swasta, tetapi juga pelajar, pengusaha, hingga ibu rumah tangga. Menurut data dari BEI Sumut, kalangan pegawai swasta tercatat sebagai kelompok dengan jumlah investor terbesar, yaitu sebanyak 105.896 individu. Hal ini menandakan bahwa kalangan profesional semakin sadar akan pentingnya berinvestasi untuk menambah aset dan merencanakan masa depan keuangan.
Pelajar juga merupakan kelompok yang cukup signifikan dalam pasar modal, dengan jumlah investor sebanyak 65.430 individu. Ini menunjukkan bahwa kesadaran mengenai pentingnya investasi mulai ditanamkan sejak dini, sehingga para pelajar ini dapat memulai investasi mereka lebih awal.
Di sisi lain, pengusaha di Sumut tercatat memiliki 45.557 individu yang berinvestasi di pasar modal. Hal ini mengindikasikan bahwa para pelaku usaha di Sumut juga mulai memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu instrumen untuk memperbesar aset dan mendukung ekspansi bisnis mereka.
Edukasi Pasar Modal untuk Masyarakat
Pintor Nasution juga menyampaikan bahwa untuk mendorong pertumbuhan jumlah investor lebih lanjut, BEI Sumut telah menggencarkan upaya edukasi kepada masyarakat, khususnya kalangan milenial. Salah satunya adalah melalui kerjasama dengan Kodam I/BB untuk memberikan edukasi pasar modal kepada kalangan TNI/Polri, yang jumlah investornya masih terbilang sedikit, hanya 1.205 individu.
“Edukasi menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Sumut akan pentingnya berinvestasi di pasar modal. Kami berencana untuk bekerja sama dengan Kodam I/BB dalam menyelenggarakan edukasi pasar modal bagi kalangan TNI/Polri agar mereka lebih memahami dan tertarik untuk berinvestasi,” ungkap Pintor.
Selain itu, untuk memudahkan masyarakat dalam berinvestasi, BEI telah meluncurkan aplikasi IDX Mobile. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis dan menawarkan berbagai fitur yang berguna bagi para investor, seperti ringkasan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta simulasi jual-beli saham secara real-time tanpa risiko keuangan.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan terus meningkatnya jumlah investor, khususnya di kalangan anak muda, pasar modal di Sumut diharapkan dapat semakin berkembang dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Ke depan, diharapkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya investasi akan terus tumbuh, dan pasar modal akan menjadi salah satu instrumen utama dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi masyarakat.
“Minat anak muda terhadap pasar modal ini merupakan hal yang sangat positif. Dengan semakin banyaknya generasi muda yang terlibat, kami yakin pasar modal di Sumut akan semakin berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutup Pintor.
Dengan dukungan teknologi dan edukasi yang terus ditingkatkan, serta semakin terbukanya akses informasi terkait pasar modal, tidak diragukan lagi bahwa investasi pasar modal di Sumatera Utara akan terus berkembang dan semakin diminati oleh berbagai kalangan, khususnya generasi muda.