Rusia Memperkuat Hubungan Politik dan Perdagangan dengan Asia Tenggara dalam Upaya Mewujudkan Dunia Multipolar

Jumat, 07 Maret 2025 | 09:27:45 WIB
Rusia Memperkuat Hubungan Politik dan Perdagangan dengan Asia Tenggara dalam Upaya Mewujudkan Dunia Multipolar

JAKARTA - Dalam perkembangan baru yang memperlihatkan dinamika hubungan internasional, Rusia semakin giat memperkuat hubungannya dengan negara-negara di Asia Tenggara. Langkah ini sejalan dengan tujuan Moskow untuk mencapai tatanan dunia yang lebih multilateral, menjauh dari dominasi besar dua kekuatan ekonomi, yaitu Amerika Serikat dan China. Pengiriman pejabat tinggi Rusia ke wilayah ini menjadi sinyal kuat upaya serius Rusia dalam merengkuh peluang baru di kawasan tersebut, sebagaimana dikemukakan oleh para analis kepada BenarNews.

Kunjungan Strategis Sergei Shoigu

Sergei Shoigu, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, melakukan kunjungan diplomatik penting ke dua negara kunci di Asia Tenggara, yaitu Indonesia dan Malaysia, pada minggu lalu. Shoigu bertemu dengan pejabat tinggi setempat untuk mendiskusikan strategi peningkatan kerja sama politik dan ekonomi yang lebih erat. Kunjungan ini tidak hanya menggambarkan keinginan Rusia untuk mempererat hubungan bilateral, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam diversifikasi pusat kekuatan, lepas dari dominasi blok Barat dan kekuatan besar Asia lainnya, China.

"Rusia menganggap Asia Tenggara sebagai salah satu pilar dalam tatanan dunia multipolar yang sedang berkembang. Ini berarti Moskow berupaya keras untuk membina hubungan politik dan ekonomi dengan ruang geopolitik yang dinamis ini," ujar Emil Avdaliani, seorang pakar hubungan internasional di Universitas Eropa di Tbilisi, kepada BenarNews.

Dampak Sanksi Barat

Sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia setelah invasi ke Ukraina pada tahun 2022 menjadi salah satu faktor pendorong utama bagi Rusia untuk mencari alternatif hubungan perdagangan dan politik di kawasan timur. Asia Tenggara, dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pasar yang beragam, menawarkan lahan subur bagi Rusia untuk mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan tanpa mengandalkan hubungannya yang tegang dengan Barat.

Menurut Avdaliani, situasi geopolitik saat ini memaksa Rusia untuk mengalihkan perhatiannya ke negara-negara di Asia, yang sejauh ini masih berusaha mempertahankan kebijakan luar negeri yang seimbang. "Rusia memahami bahwa Asia Tenggara berada dalam posisi yang sulit setelah invasinya ke Ukraina dan Moskow berhati-hati untuk tidak memaksakan visinya di kawasan tersebut," tambah Avdaliani.

Keragaman Asia Tenggara

Namun, perlu dicatat bahwa Asia Tenggara bukanlah entitas tunggal yang homogen. Negara-negara di kawasan ini memiliki kebijakan luar negeri yang berbeda-beda, seringkali berbasis pada kepentingan nasional masing-masing. Filipina dan Singapura, dua negara yang memiliki hubungan erat dengan Amerika Serikat, mungkin akan lebih skeptis terhadap upaya Rusia memperluas pengaruhnya. Sementara itu, negara-negara lain mungkin lebih terbuka terhadap peluang ekonomi baru yang ditawarkan oleh Rusia.

Tantangan dan Peluang

Rusia menghadapi tantangan unik dalam memperkuat posisinya di Asia Tenggara. Di satu sisi, mereka perlu beradaptasi dengan realitas politik dan ekonomi di setiap negara, dan di sisi lain, harus waspada terhadap kekuatan besar lainnya, seperti China dan AS, yang juga berusaha memengaruhi kawasan ini. Keterlibatan Rusia yang diperbarui bisa jadi membuat beberapa negara, seperti Filipina, merasa kurang nyaman terutama karena hubungan Rusia dengan China yang semakin erat.

Meski demikian, upaya Rusia memperluas kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara menciptakan peluang baru untuk diversifikasi ekonomi dan peningkatan hubungan bilateral. Keterbukaan pasar di kawasan ini memungkinkan Rusia untuk mencari kemitraan strategis yang dapat saling menguntungkan. Di tengah ketidakpastian global dan dinamika politik yang terus berubah, langkah Rusia ini dapat dimaknai sebagai strategi untuk mengukuhkan kembali posisi mereka di panggung geopolitik internasional.

Kesepakatan yang Dinanti

Ke depan, hasil dari kunjungan Shoigu dan penguatan hubungan ini diharapkan dapat memantik berbagai kesepakatan bilateral yang menguntungkan kedua belah pihak. Hubungan perdagangan yang lebih erat dan kerja sama politik di kawasan diharapkan dapat memperkukuh posisi Rusia sebagai pemain utama dalam tatanan dunia yang lebih multipolar. Bagi negara-negara Asia Tenggara, keterlibatan Rusia dapat membawa peluang baru dalam diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing internasional.

Sebagai negara besar dengan banyak sumber daya, Rusia memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan, baik dalam bentuk investasi langsung, perdagangan, maupun transfer teknologi. Kerja sama ini diharapkan juga bisa membantu negara-negara Asia Tenggara dalam mengatasi berbagai tantangan domestik yang ada, seperti keamanan, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Dengan demikian, langkah Rusia untuk merapatkan hubungan dengan Asia Tenggara bukan hanya sebatas strategi politik, tetapi juga upaya konkret dalam membentuk aliansi baru yang lebih modern dan setara bagi semua negara yang terlibat. Ke depan, keberhasilan inisiatif ini sangat bergantung pada bagaimana Rusia dan negara-negara di Asia Tenggara mampu mengelola kerja sama ini dalam kerangka keuntungan bersama, sambil tetap menjaga kebijakan luar negeri yang seimbang dengan semua pihak yang berkepentingan.

Terkini

Emas Antam Tembus Rp 2 Juta, Saatnya Investasi?

Senin, 08 September 2025 | 15:48:00 WIB

iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun

Senin, 08 September 2025 | 15:47:58 WIB

Bocoran Lengkap iPhone 17 Series Terungkap

Senin, 08 September 2025 | 15:47:56 WIB

Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium

Senin, 08 September 2025 | 15:47:55 WIB