Pemerintah Indonesia Siapkan Investasi Rp17,9 Kuadriliun untuk Capai 443 GW Kapasitas Listrik hingga 2060

Sabtu, 10 Mei 2025 | 09:03:36 WIB
Pemerintah Indonesia Siapkan Investasi Rp17,9 Kuadriliun untuk Capai 443 GW Kapasitas Listrik hingga 2060

JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah strategis untuk mewujudkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025–2060 dengan menargetkan kapasitas pembangkit listrik mencapai 443 gigawatt (GW) pada tahun 2060. Untuk merealisasikan rencana ambisius ini, dibutuhkan investasi sebesar 1,1 triliun dolar AS atau setara dengan Rp17,9 kuadriliun. Investasi tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik dan transmisi guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan energi nasional.

Proyeksi Kebutuhan Energi dan Sumber Pembiayaan

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI pada 23 Januari 2025, menjelaskan bahwa investasi sebesar 1,1 triliun dolar AS tersebut terbagi menjadi dua komponen utama: US$1 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik dan US$104 miliar untuk pengembangan transmisi. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan investasi tahunan sekitar US$30 miliar atau setara dengan Rp488,22 triliun. Yuliot menekankan pentingnya dukungan semua pihak dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan dan pencapaian net zero emission pada tahun 2060.

Sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) Dominasi Rencana Kapasitas Listrik

Dalam proyeksi RUKN, sebanyak 79% dari total kapasitas pembangkit listrik sebesar 443 GW pada 2060 akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Dari jumlah tersebut, sekitar 42% berasal dari variable renewable energy (VRE), seperti tenaga surya dan angin, yang didukung oleh teknologi penyimpanan energi. Pengembangan EBT ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai target bauran energi yang lebih bersih. 

Strategi Pengembangan Infrastruktur Kelistrikan

Untuk mendukung pencapaian target RUKN, pemerintah merencanakan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang meliputi pembangkit, transmisi, dan gardu induk. Salah satu langkah strategis adalah pembangunan supergrid, yaitu jaringan transmisi backbone 500 kV dan 275 kV, serta fishbone 150 kV, yang akan menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia. Interkoneksi utama seperti Sumatera-Jawa, Kalimantan-Sulawesi, dan Sulawesi-Maluku akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2045. Pengembangan transmisi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan sistem kelistrikan nasional. 

Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Sebagai bagian dari diversifikasi sumber energi, pemerintah juga mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sebelumnya dijadwalkan pada 2032 menjadi 2029. Percepatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat dan mendukung transisi menuju energi bersih. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyatakan bahwa pengembangan PLTN merupakan langkah strategis dalam mencapai target bauran energi dan net zero emission pada 2060. 

Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan Terbesar di Dunia

Pada 21 Januari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan terbesar di dunia yang tersebar di 18 provinsi Indonesia. Proyek tersebut terdiri dari 26 pembangkit listrik dengan total kapasitas 3.222,75 megawatt (MW) dan 11 jaringan transmisi serta gardu induk sepanjang 739,71 kilometer sirkuit (kms) dengan kapasitas 1.740 megavolt ampere (MVA). Peresmian ini menandai komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor ketenagalistrikan sebagai bagian dari swasembada energi demi kesejahteraan rakyat. Presiden Prabowo menekankan pentingnya energi dalam transformasi bangsa menuju negara maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun langkah-langkah strategis telah disiapkan, tantangan besar masih dihadapi dalam mewujudkan RUKN 2025–2060. Kebutuhan investasi yang sangat besar memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta, lembaga keuangan, dan masyarakat. Selain itu, pembangunan infrastruktur kelistrikan yang merata dan berkelanjutan menjadi kunci dalam memastikan pasokan energi yang cukup dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah berharap dengan adanya dukungan dan kolaborasi dari semua pihak, target RUKN dapat tercapai, sehingga Indonesia dapat menikmati pasokan energi yang andal, efisien, dan ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025–2060 merupakan langkah strategis pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan kebutuhan energi di masa depan. Dengan menargetkan kapasitas pembangkit listrik sebesar 443 GW pada 2060 dan mayoritas berasal dari energi baru terbarukan, pemerintah menunjukkan komitmennya dalam transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Namun, pencapaian tersebut memerlukan investasi besar dan dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan implementasinya.

Terkini

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Alasan Shopee PayLater Tidak Bisa Digunakan dan Solusinya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Asuransi Mobil All Risk: Manfaat, Jenis, dan Keutungannya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

12 HP Gaming Murah 2025, Andal tanpa Mahal

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB