Gejala kanker testis penting dikenali sejak dini agar penanganannya dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Testis sendiri merupakan bagian dari sistem reproduksi pria yang terdiri dari sepasang organ berbentuk oval seukuran bola golf. Organ ini terletak dalam skrotum, yaitu kantong kulit yang menggantung di bawah pangkal penis.
Fungsi utama testis adalah memproduksi hormon testosteron dan membentuk sel sperma yang berguna dalam proses pembuahan.
Selain itu, testis juga berperan dalam menghasilkan dan menyimpan cairan sperma sebagai bagian penting dari kesuburan pria.
Kondisi kanker pada organ ini termasuk dalam kategori penyakit serius yang dapat membahayakan jiwa. Kanker testis merupakan jenis kanker yang muncul dan berkembang di area testis pria.
Meskipun tidak sebanyak jenis kanker lainnya, penyakit ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berkembang tanpa gejala awal yang jelas.
Ada beberapa jenis kanker yang menyerang testis, dan memahami perbedaannya sangatlah penting untuk proses diagnosis maupun pengobatan.
Karena itu, memahami jenis serta gejala kanker testis dapat membantu seseorang mengenali tanda-tanda awal yang mencurigakan dan segera mencari pertolongan medis bila diperlukan.
Jenis-jenis Kanker Testis
Berbagai jenis kanker dapat berkembang di area testis dan dikelompokkan berdasarkan asal mula sel yang terkena. Berikut adalah beberapa tipe yang umum ditemukan:
Tumor Berasal dari Sel Germinal
Sekitar 90 persen kasus kanker pada testis berasal dari sel germinal, yakni sel-sel yang bertanggung jawab dalam produksi sperma. Kategori ini terbagi menjadi dua tipe utama:
- Seminoma
Merupakan jenis kanker yang pertumbuhannya cenderung lambat.
Tipe ini terbagi lagi menjadi seminoma klasik, yang biasanya dialami pria berusia 25 hingga 45 tahun, serta seminoma spermatositik, yang lebih sering ditemukan pada mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
- Nonseminoma
Mencakup beberapa jenis kanker, yaitu karsinoma embrional yang menyebar cepat ke jaringan di luar testis, karsinoma kantung kuning telur yang umum terjadi pada anak-anak dan bayi, teratoma yang menyerang lapisan embrionik seperti mesoderm, endoderm, dan ektoderm, serta koriokarsinoma yang bersifat langka namun berkembang sangat cepat dan menyerang orang dewasa.
Karsinoma In Situ pada Testis
Jenis ini ditandai dengan keberadaan sel abnormal di dalam testis. Sel-sel tersebut belum menyebar ke jaringan sekitarnya, khususnya dinding tubulus seminiferus, yaitu saluran tempat sperma diproduksi.
Meskipun bersifat belum invasif, kondisi ini dapat berkembang menjadi kanker testis yang agresif jika tidak ditangani.
Tumor Stroma atau Tumor Gonad
Tumor jenis ini berkembang di jaringan penunjang testis dan bagian yang memproduksi hormon.
Tumor ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tumor sel leydig, yang berasal dari bagian testis penghasil hormon testosteron, dan tumor sel sertoli, yang tumbuh di sel-sel yang bertugas menutrisi sel germinal selama proses pembentukan sperma berlangsung.
Tanda-tanda dan Gejala Kanker Testis
Beberapa laki-laki mungkin mengalami kanker testis tanpa menunjukkan tanda-tanda tertentu, khususnya saat masih dalam tahap awal.
Namun, sebagian lainnya bisa merasakan gejala kanker testis berupa perubahan fisik yang tak biasa dan perlu mendapat perhatian medis lebih lanjut.
Munculnya Benjolan atau Pembengkakan di Testis
Salah satu indikasi paling umum dari kondisi ini adalah timbulnya tonjolan atau pembengkakan di salah satu testis. Benjolan tersebut biasanya seukuran kacang, meskipun dalam beberapa kasus bisa lebih besar.
Seseorang juga bisa melihat perbedaan ukuran antara kedua testis, di mana salah satunya tampak menggantung lebih rendah.
Selain perubahan fisik, penderita mungkin merasakan rasa nyeri atau tidak nyaman yang menjalar dari perut bagian bawah hingga ke selangkangan.
Nyeri di Area Payudara
Meski jarang terjadi, rasa nyeri di payudara juga bisa menjadi salah satu gejala dari kanker testis, khususnya pada jenis tumor yang berasal dari sel germinal.
Kondisi ini dipicu oleh peningkatan kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG), yang merangsang pertumbuhan jaringan payudara.
Pada jenis kanker yang melibatkan sel leydig, produksi hormon estrogen yang berlebihan juga dapat menyebabkan pembesaran payudara.
Kedua kondisi ini kerap disertai dengan rasa nyeri pada area dada serta penurunan gairah seksual atau libido.
Tanda Pubertas yang Terlalu Dini
Jenis kanker testis yang berasal dari sel leydig dapat menyebabkan anak laki-laki mengalami perkembangan seksual lebih awal dari seharusnya.
Kondisi ini ditandai dengan perubahan fisik seperti suara yang mulai berat serta tumbuhnya rambut di area tubuh tertentu, yang merupakan indikasi awal pubertas meskipun usia anak masih tergolong dini.
Tanda Lain yang Mungkin Dirasakan
Selain gejala utama, penderita kanker testis—baik anak-anak maupun orang dewasa—bisa mengalami beberapa gangguan lain tergantung pada penyebaran sel kanker.
Misalnya, nyeri di punggung bagian bawah bisa menjadi pertanda bahwa sel kanker telah mencapai kelenjar getah bening di sekitar area tersebut.
Rasa sakit di perut bisa muncul akibat pembesaran kelenjar getah bening atau penyebaran kanker ke hati. Jika kanker telah menjalar ke otak, gejalanya dapat berupa sakit kepala terus-menerus dan kebingungan.
Di sisi lain, penyebaran ke paru-paru bisa memunculkan keluhan seperti sesak napas, batuk berkepanjangan, dan nyeri di bagian dada.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Tanda yang patut diwaspadai adalah munculnya benjolan atau pembengkakan pada testis yang disertai rasa nyeri dan tidak kunjung membaik setelah dua minggu.
Jika mengalami kondisi seperti ini, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Penyebab Kanker Testis
Penyebab pasti dari kanker testis hingga kini belum dapat dipastikan.
Namun, para ahli menduga bahwa mutasi pada deoxyribonucleic acid (DNA) memiliki peran penting dalam memicu kondisi ini. DNA memuat instruksi bagi sel agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Ketika terjadi mutasi, instruksi tersebut bisa terganggu, sehingga sel menjadi tidak terkendali. Sel-sel ini kemudian terus berkembang biak tanpa henti dan tidak mengalami kematian sel normal, yang pada akhirnya membentuk sel kanker.
Faktor-faktor Risiko Kanker Testis
Peneliti telah mengidentifikasi sejumlah faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terjadinya kanker testis, meskipun penyebab utamanya masih belum dapat dipastikan.
Kriptorkismus (Testis Tidak Turun)
Pada kondisi normal, testis terbentuk di dalam perut janin dan kemudian turun ke skrotum sebelum bayi lahir. Namun, pada sebagian anak laki-laki, satu atau kedua testis tidak turun dan tetap berada di dalam rongga perut.
Dalam beberapa kasus, testis justru berada di area selangkangan, yang dikenal dengan istilah kriptorkismus. Umumnya, testis akan turun dengan sendirinya hingga anak berusia sekitar satu tahun.
Apabila tidak turun, dan tidak mendapatkan penanganan medis, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker testis di kemudian hari.
Infeksi Virus HIV
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), termasuk yang mengidap AIDS, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker testis.
Namun, hingga kini belum ditemukan jenis infeksi lain yang secara jelas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker ini.
Usia
Sebagian besar kasus kanker testis ditemukan pada pria berusia antara 20 hingga 34 tahun.
Walaupun begitu, penyakit ini juga dapat muncul pada kelompok usia lain, meskipun frekuensinya jauh lebih rendah, seperti pada lansia, anak-anak, maupun bayi.
Karsinoma In Situ
Jenis kelainan ini ditandai dengan keberadaan sel-sel abnormal yang belum bersifat ganas, tetapi berpotensi berubah menjadi sel kanker seiring waktu.
Dalam banyak kasus, sel tersebut bisa tetap tidak berkembang, namun tetap dianggap sebagai faktor risiko munculnya kanker testis di kemudian hari.
Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik
Seseorang yang memiliki kerabat dekat, seperti ayah atau saudara laki-laki yang pernah didiagnosis kanker testis, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengidap penyakit serupa.
Selain itu, kondisi genetik tertentu seperti sindrom Klinefelter, yang sering menyebabkan testis gagal turun ke skrotum, juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker pada organ reproduksi pria ini.
Pilihan Pengobatan untuk Penderita Kanker Testis
Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kanker testis, dokter akan menentukan metode penanganan yang sesuai guna menghentikan penyebaran sel abnormal dan mencegah kondisi menjadi lebih serius.
Beberapa langkah medis yang umum dijalankan mencakup:
Tindakan Operasi
Prosedur bedah menjadi pendekatan utama dalam menangani kanker testis. Langkah ini dilakukan dengan mengangkat testis yang mengandung sel tidak normal melalui sayatan pada bagian selangkangan.
Dalam beberapa kasus, pengangkatan bisa dilakukan hanya pada satu sisi, tetapi bila diperlukan, kedua testis dapat diangkat.
Tindakan ini dapat memengaruhi kesuburan, sehingga penting untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan tenaga medis bila ada rencana memiliki anak.
Operasi lainnya dapat mencakup pengangkatan kelenjar getah bening di sekitar lokasi kanker dengan membuat sayatan pada bagian perut. Risiko dari prosedur ini meliputi infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada saraf.
Terapi Radiasi
Pilihan terapi lain yaitu menggunakan radiasi, misalnya sinar-x, untuk menghancurkan sel yang tumbuh secara tidak wajar. Metode ini umumnya diterapkan pada jenis kanker testis tipe seminoma.
Beberapa keluhan yang mungkin muncul akibat pengobatan ini di antaranya adalah mual, muntah, kulit menjadi kemerahan, serta rasa tidak nyaman pada bagian perut.
Kemoterapi
Salah satu metode penanganan kanker testis lainnya adalah kemoterapi, yaitu pemberian obat-obatan tertentu yang bekerja membunuh sel-sel kanker.
Beberapa jenis obat yang biasa digunakan dalam proses ini antara lain cisplatin, etoposide, bleomycin, paclitaxel, ifosfamide, dan vinblastine.
Meskipun efektif, metode ini bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti rambut rontok, rasa lelah yang berlebihan, serta mual dan muntah selama masa pengobatan berlangsung.
Perawatan Mandiri di Rumah
Menerapkan gaya hidup yang sehat menjadi bagian penting dalam mendukung keberhasilan proses pemulihan.
Ini termasuk menyesuaikan aktivitas sehari-hari dengan kondisi tubuh, menjalani pola makan yang cocok untuk penderita kanker, serta menjaga disiplin dalam mengikuti pengobatan yang diresepkan dokter.
Apabila ingin menambahkan pengobatan dengan bahan alami, seperti tanaman herbal, sebaiknya hanya dilakukan setelah berkonsultasi dan mendapat persetujuan dari dokter yang merawat.
Pencegahan Kanker Testis
Para peneliti masih terus berupaya menemukan berbagai metode untuk mencegah munculnya kanker, termasuk yang menyerang organ reproduksi laki-laki.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah menjalani skrining, terutama bagi individu yang masuk dalam kelompok berisiko.
Selain pemeriksaan medis, ada juga cara yang bisa dilakukan secara pribadi untuk mengenali tanda awal gangguan tersebut.
Langkah ini bisa dimulai dengan memegang bagian penis saat mandi, lalu meraba testis menggunakan ibu jari dan jari lainnya. Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya benjolan padat atau perubahan ukuran yang tidak biasa.
Bagi seseorang yang dalam kondisi sehat, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan skrining, sebagai bagian dari langkah preventif terhadap kemungkinan berkembangnya kanker di area tersebut.
Sebagai penutup, mengenali gejala kanker testis sejak dini sangat penting agar penanganan medis bisa dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.