Wisata

Manggarai Barat Gelar Persiapan Gerakan Wisata Bersih Labuan Bajo, Dorong Pariwisata Berkelanjutan

Manggarai Barat Gelar Persiapan Gerakan Wisata Bersih Labuan Bajo, Dorong Pariwisata Berkelanjutan
Manggarai Barat Gelar Persiapan Gerakan Wisata Bersih Labuan Bajo, Dorong Pariwisata Berkelanjutan

JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat tengah melakukan persiapan intensif untuk menyukseskan kegiatan Gerakan Wisata Bersih Labuan Bajo, yang dijadwalkan berlangsung pada 12 April 2025. Kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kualitas Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), sekaligus mendorong kolaborasi berbagai pihak dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo, menyampaikan bahwa persiapan telah dilakukan secara bertahap, melibatkan berbagai elemen masyarakat dan pemangku kepentingan. Mulai dari koordinasi internal pemerintah daerah, komunitas pegiat sampah, relawan, hingga pemilik hotel dan restoran.

“Kemarin pertemuan internal pemerintah daerah, hari ini kami bersama 17 komunitas maupun pegiat sampah serta relawan, dan besok kami akan bertemu dengan pemilik hotel dan restoran untuk gerak bersama,” ujar Fransiskus di Labuan Bajo.

Wisata Bersih Jadi Gerakan Kolektif

Gerakan Wisata Bersih ini akan dipusatkan di kawasan Waterfront City Labuan Bajo, dan direncanakan dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana. Kegiatan ini mengusung semangat gotong-royong dengan melibatkan lintas sektor, termasuk lembaga keagamaan.

“Kami akan kumpul sampah bersama melibatkan seluruh unsur. Saya sudah bertemu dengan perwakilan Keuskupan Labuan Bajo dan menyampaikan kepada Bapak Uskup agar turut mengkampanyekan gerakan ini,” lanjut Fransiskus.

Gerakan ini merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah, terutama di wilayah yang menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara. Langkah ini sejalan dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ESG (Environmental, Social, Governance) dalam pengelolaan destinasi wisata.

“Gerakan ini melibatkan seluruh pentahelix—pemerintah, masyarakat, komunitas, dunia usaha, dan akademisi. Anak sekolah, masyarakat umum, semua bergerak bersama. Ini adalah momentum terbaik untuk mengkampanyekan wisata bersih,” tegas Fransiskus.

Ia juga menambahkan bahwa gerakan tersebut akan menjadi bagian dari rangkaian acara International Golo Mori Jazz Festival, yang turut mengangkat tema lingkungan.

Penanganan Sampah Jadi Fokus Strategis RPJMD

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah menempatkan pengelolaan sampah sebagai indikator strategis dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam konteks ini, penanganan sampah tidak lagi bersifat reaktif, melainkan diarahkan pada tata kelola berbasis hierarki pengelolaan dari hulu ke hilir.

“Kalau di periode sebelumnya lebih aktif di bagian angkut dan buang sampah, sekarang kami mulai menata berdasarkan hierarki penanganan sampah, mulai dari pengurangan, pemilahan, hingga pemrosesan akhir,” jelasnya.

Pemkab juga telah bekerja sama dengan para pegiat lingkungan dalam menyusun peta jalan manajemen sampah terpadu, yang bertujuan untuk memperkuat sistem pengelolaan limbah yang terintegrasi di Labuan Bajo.

Menurut Fransiskus, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah perlu ditingkatkan, mengingat tantangan pengelolaan sampah tidak bisa diatasi oleh pemerintah daerah saja.

“Ternyata banyak yang sudah terlibat, hanya belum terkoordinasi. Nah, melalui gerakan ini kami ingin semua berpikir dan bertindak bersama sejak hulunya,” kata dia.

Dorongan Menuju Pariwisata Berkelanjutan

Sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia, Labuan Bajo tidak hanya dituntut menarik wisatawan, tetapi juga menjaga kualitas lingkungannya. Keberhasilan pariwisata daerah kini sangat bergantung pada kemampuan mengelola dampak lingkungan, termasuk masalah sampah yang sering mencuat saat musim liburan atau lonjakan kunjungan wisatawan.

Oleh karena itu, Pemkab Manggarai Barat berharap gerakan wisata bersih ini dapat menjadi model partisipatif yang dapat direplikasi di daerah lain yang menghadapi tantangan serupa.

Dalam jangka panjang, Pemkab juga mendorong peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan limbah melalui pelatihan, edukasi, dan kemitraan dengan sektor swasta.

“Peningkatan kualitas pariwisata tidak bisa dilepaskan dari kesadaran lingkungan. Kita semua harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya menuntut fasilitas,” pungkas Fransiskus.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index