JAKARTA– Dunia mode internasional kembali diguncang dengan langkah strategis Prada yang mengumumkan rencana akuisisi terhadap rumah mode legendaris Versace. Berdasarkan laporan Tempo, nilai transaksi ini diperkirakan mencapai €1,5 miliar atau setara Rp25,8 triliun, sebuah akuisisi besar yang dinilai akan mengubah peta persaingan di industri luxury fashion.
Akuisisi ini bukan hanya soal perpindahan kepemilikan, namun juga mempertemukan dua ikon mode Italia yang telah lama menjadi simbol kemewahan, kreativitas, dan warisan budaya. Keduanya mewakili dua pendekatan gaya yang berbeda namun saling melengkapi—Prada dengan estetika minimalis modern, dan Versace dengan desain glamor berani yang telah mendunia.
Babak Baru Industri Fashion Mewah
Langkah strategis Prada ini menegaskan kembali posisi Italia sebagai pusat kekuatan industri fashion global. Dalam lanskap mode yang terus berevolusi, penggabungan dua merek besar seperti Prada dan Versace diyakini akan menciptakan kekuatan baru yang mampu menandingi dominasi grup mode raksasa asal Prancis seperti LVMH dan Kering.
“Ini bukan hanya penggabungan dua brand, tetapi transformasi besar yang akan memperkuat Italia sebagai jantung dunia fashion,” tulis Tempo dalam laporannya.
Tantangan Global dan Strategi Ekspansi Prada
Rencana akuisisi ini juga muncul di tengah ketidakpastian global akibat perubahan kebijakan perdagangan internasional. Pemerintahan Donald Trump, misalnya, telah memberlakukan tarif impor tinggi terhadap produk-produk dari luar negeri, termasuk barang-barang mewah.
Kebijakan ini membuat sejumlah perusahaan fesyen harus menyusun ulang strategi ekspansi mereka, termasuk memperhitungkan ulang harga jual, daya beli konsumen, hingga lokasi produksi.
Menurut eMarketer, langkah Prada mengakuisisi Versace menjadi sinyal kuat bahwa mereka bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi global dengan strategi ekspansi yang agresif. Namun, NSS Magazine mencatat bahwa kebijakan tarif dari Trump bisa menjadi hambatan besar bagi realisasi akuisisi ini.
“Tarif impor yang tinggi bisa memengaruhi daya beli konsumen kelas atas, dan hal itu akan berdampak pada performa bisnis luxury fashion secara keseluruhan,” ujar NSS Magazine dalam ulasannya.
Capri Holdings Fokus pada Michael Kors
Capri Holdings Ltd., pemilik Versace saat ini, diketahui tengah bersiap melakukan restrukturisasi besar setelah rencana penggabungannya dengan grup mode Tapestry dibatalkan oleh otoritas antimonopoli Amerika Serikat. Akibatnya, Capri kini berencana menjual dua merek unggulannya, Versace dan Jimmy Choo, dan fokus penuh pada merek Michael Kors.
Langkah ini membuka peluang bagi Prada untuk masuk dan mengakuisisi Versace dengan negosiasi yang lebih terbuka. Hal ini dianggap sebagai win-win solution: Prada memperkuat portofolio mewahnya, sementara Capri merampingkan fokus bisnis mereka.
Kinerja Positif Prada Picu Ekspansi
Sepanjang tahun 2024, Prada menunjukkan performa yang solid, terutama lewat lini produknya Miu Miu, yang mencatat lonjakan penjualan hingga 93 persen. Performa cemerlang ini menjadi dasar kepercayaan diri Prada dalam melakukan ekspansi besar.
Analis menilai bahwa akuisisi terhadap Versace akan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi Prada, terutama di Amerika dan Asia—dua wilayah dengan pertumbuhan konsumen luxury fashion paling signifikan.
“Prada berada dalam posisi finansial yang kuat, dan akuisisi Versace adalah langkah logis berikutnya untuk memperluas pengaruh global mereka,” ujar seorang analis industri kepada Tempo.
Harapan Baru untuk Versace
Versace yang telah diakuisisi oleh Capri Holdings sejak 2018, sempat mengalami pasang surut. Namun merek ini tetap memiliki kekuatan emosional dan nilai merek yang sangat tinggi di mata para pencinta fashion dunia.
Banyak pihak berharap sentuhan baru dari Prada akan membawa Versace kembali ke puncak kejayaannya, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Donatella Versace setelah wafatnya sang pendiri, Gianni Versace.
“Versace memiliki sejarah yang kuat dan pengikut setia. Jika berada di tangan yang tepat seperti Prada, mereka bisa kembali mendominasi,” kata sumber industri yang dikutip oleh Tempo.