JAKARTA - Sebuah momen langka dan bersejarah terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu malam. Dua kelompok suporter besar yang selama ini dikenal memiliki rivalitas panas, yakni The Jakmania (suporter Persija Jakarta) dan Bonek (pendukung Persebaya Surabaya), menunjukkan sikap damai dan akrab saat mendukung tim kesayangannya dalam laga pekan ke-28 Liga 1 2024/2025.
Pertandingan yang mempertemukan Persija Jakarta kontra Persebaya Surabaya berakhir imbang 1-1, namun bukan hasil pertandingan yang menjadi sorotan utama, melainkan perilaku positif dan penuh semangat persaudaraan dari kedua kelompok suporter di tribun stadion.
Keduanya tidak hanya hadir tanpa insiden, tetapi justru saling berbalas yel-yel, nyanyian, hingga tepuk tangan dan pujian yang menciptakan atmosfer damai dan menggetarkan stadion terbesar di Indonesia itu.
Momen Damai dan Bersejarah di Tengah Rivalitas Panjang
The Jakmania dan Bonek selama ini dikenal sebagai dua kelompok suporter fanatik yang memiliki sejarah rivalitas panjang dan kompleks. Namun dalam laga ini, suasana yang tercipta justru sebaliknya. Mereka hadir berdampingan, saling menghormati, dan merayakan sepak bola sebagai ajang persaudaraan.
Pertandingan tersebut dimulai dengan penuh semangat, saat Rayhan Hannan mencetak gol pembuka untuk Persija Jakarta di menit ke-62 berkat umpan matang dari Ryo Matsumura. Namun hanya tiga menit berselang, Persebaya berhasil menyamakan kedudukan melalui sepakan Flavio Silva, yang menyambut assist dari Toni Firmansyah.
Meski skor imbang, tak ada gesekan atau provokasi dari tribun. Justru yang terjadi adalah perayaan kebersamaan antara The Jakmania dan Bonek, sesuatu yang jarang—bahkan nyaris tak pernah—terjadi sebelumnya.“Ini bukan sekadar pertandingan. Ini sejarah. Kita tunjukkan ke Indonesia, bahkan dunia, bahwa sepak bola bisa menyatukan,” ujar salah satu pentolan The Jakmania, yang turut hadir dan ikut bernyanyi bersama Bonek di tribun selatan SUGBK.
Disaksikan Langsung Pejabat Tinggi PSSI dan FIFA
Momen langka ini tidak hanya menjadi sorotan publik dan media nasional, tetapi juga disaksikan langsung oleh tokoh-tokoh penting dalam sepak bola nasional dan internasional. Hadir di tribun VIP antara lain Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, Direktur FIFA, Theodore Giannikos, serta Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg.
Kehadiran mereka dalam laga ini menjadi simbol kuat bahwa sepak bola Indonesia sedang bergerak menuju arah yang lebih positif, baik dari sisi prestasi maupun atmosfer pendukung.“Saya sangat bangga melihat The Jakmania dan Bonek bisa akur malam ini. Ini contoh konkret bahwa suporter kita bisa dewasa dan cinta damai. Saya harap ini menjadi awal baru untuk seluruh suporter di Indonesia,” ungkap Erick Thohir kepada awak media usai pertandingan.
Sementara itu, Ferry Paulus yang juga merupakan mantan manajer Persija, terlihat haru dan menyampaikan rasa kagumnya.“Sebagai orang yang pernah berada di dalam rivalitas ini, saya tidak pernah menyangka bisa melihat pemandangan seperti ini di GBK. Ini momen yang harus dijaga dan ditularkan ke klub serta suporter lainnya,” ujarnya.
Dukungan dari FIFA dan Harapan Internasional
Theodore Giannikos, selaku perwakilan dari FIFA, juga menyampaikan apresiasinya atas pencapaian ini. Ia menyatakan bahwa apa yang terjadi malam itu merupakan langkah besar dalam pengembangan sepak bola yang aman dan inklusif.“Saya melihat ini sebagai model yang bisa dibanggakan. Indonesia membuktikan bahwa sepak bola bisa menjadi perekat sosial. FIFA mendukung penuh upaya seperti ini,” ujar Giannikos kepada media internasional.
Media Sosial Dipenuhi Ucapan Bangga dan Haru
Tak hanya di stadion, dunia maya juga dipenuhi oleh video, foto, dan komentar positif dari warganet yang menyaksikan keakraban The Jakmania dan Bonek. Tagar seperti #JakBonekBersatu, #SuporterDamai, dan #SepakBolaMenyatukan sempat trending di Twitter dan Instagram.
Banyak tokoh publik dan selebritas turut mengunggah ucapan bangga atas pencapaian ini. Sikap sportif dan damai dari kedua kelompok suporter ini dianggap sebagai simbol baru semangat persatuan dalam dunia olahraga tanah air.
Menjadi Contoh Nasional untuk Suporter Lain
Pengamat sepak bola nasional, Pangeran Siahaan, menilai bahwa momen akur The Jakmania dan Bonek ini adalah bukti bahwa pendidikan suporter dan komunikasi yang intensif bisa menghasilkan perubahan positif.“Butuh proses panjang untuk mencapai titik ini. Tapi apa yang terjadi di GBK malam ini menunjukkan bahwa suporter Indonesia sudah siap untuk maju bersama, tanpa kekerasan. Ini bisa jadi titik balik budaya sepak bola kita,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menurut Pangeran, federasi sepak bola harus menjadikan peristiwa ini sebagai acuan dalam merancang strategi pembinaan suporter ke depan.
Sepak Bola yang Menyatukan, Bukan Memecah Belah
Momen damai antara The Jakmania dan Bonek di laga Persija vs Persebaya menjadi contoh nyata bahwa rivalitas tidak harus berujung pada permusuhan. Semangat cinta klub bisa berdampingan dengan rasa hormat terhadap lawan dan solidaritas sebagai sesama pencinta sepak bola.
Apa yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam itu adalah bukti bahwa Indonesia bisa menjadi contoh dunia dalam membangun budaya sepak bola yang sehat, positif, dan menyatukan.
Dengan dukungan penuh dari PSSI, klub, pemerintah, dan tentunya suporter itu sendiri, masa depan sepak bola Indonesia tak hanya menjanjikan dari sisi prestasi, tetapi juga dari sisi nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi di dalam dan luar lapangan.