JAKARTA - Real Madrid kini berada di ujung tanduk dalam perjuangan mereka di Liga Champions 2025. Setelah mengalami kekalahan telak 0-3 pada leg pertama perempat final melawan Arsenal, tim asuhan Carlo Ancelotti harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan pada pertandingan leg kedua yang akan berlangsung di Santiago Bernabeu, Kamis 17 APRIL 2025 dini hari WIB. Kekalahan tersebut memberi tekanan besar pada Los Blancos, dengan banyak pihak menganggap bahwa Real Madrid menghadapi tantangan yang sangat berat, bahkan "misi mustahil" untuk melaju ke semifinal.
Pertandingan leg pertama yang digelar di Emirates Stadium, London, pada pekan lalu menunjukkan dominasi luar biasa dari Arsenal. Pasukan Mikel Arteta tampil sangat agresif dan efisien, mencetak tiga gol tanpa balas dalam pertandingan yang memberikan mereka keuntungan yang sangat besar menjelang pertandingan leg kedua. Kekalahan 0-3 ini bukan hanya merugikan dari segi skor, tetapi juga dari segi moral tim yang kini harus bekerja keras untuk membalikkan keadaan dalam waktu yang sangat singkat.
Kondisi Internal Real Madrid: Kekacauan di Tengah Tekanan
Namun, tekanan besar yang dihadapi oleh Real Madrid tidak hanya berasal dari hasil buruk di leg pertama. Di balik persiapan tim yang tengah dipersiapkan untuk leg kedua, Los Blancos juga harus menghadapi kekacauan internal yang bisa mempengaruhi kinerja mereka di lapangan. Beberapa laporan mengungkapkan adanya ketegangan di ruang ganti, dengan masalah komunikasi yang muncul antara pelatih dan beberapa pemain kunci, serta perbedaan pendapat mengenai strategi yang harus diterapkan.
Carlo Ancelotti, pelatih veteran asal Italia, kini berada di bawah sorotan tajam. Meskipun memiliki rekam jejak yang mengesankan, Ancelotti kini harus menghadapi tekanan besar baik dari manajemen klub, penggemar, maupun media. Beberapa keputusan strategisnya selama musim ini, termasuk penggunaan pemain dan pendekatan permainan di leg pertama melawan Arsenal, mendapat kritik tajam. Real Madrid selama ini dikenal dengan kekuatan mental mereka dalam kompetisi Eropa, tetapi kini mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka berada dalam posisi yang sulit dan harus segera menemukan solusi.
Sumber internal klub menyatakan bahwa ada ketegangan di dalam ruang ganti antara beberapa pemain senior yang merasa bahwa keputusan Ancelotti tidak cukup memberikan dukungan kepada mereka. "Ini adalah situasi yang sangat sulit," ungkap salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya. "Tidak mudah bagi kami untuk menerima kenyataan bahwa kami harus melakukan comeback besar di pertandingan ini. Namun, lebih dari itu, kami juga harus mengatasi ketegangan yang ada di dalam tim."
Peran Kunci Pemain dan Strategi Leg Kedua
Dengan kondisi internal yang penuh ketidakpastian, Carlo Ancelotti harus segera menemukan cara untuk memotivasi dan menyatukan pemain-pemainnya. Faktor mentalitas dan semangat tim akan menjadi kunci dalam menghadapi Arsenal pada leg kedua nanti. Real Madrid membutuhkan lebih dari sekadar kemenangan, mereka membutuhkan performa luar biasa untuk bisa mencetak tiga gol dan menghindari kebobolan lebih banyak jika ingin menjaga harapan untuk melaju ke semifinal.
Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah Karim Benzema. Sebagai kapten dan pemain kunci, Benzema memiliki peran vital dalam menyerang dan memberikan ketenangan di lini depan. Namun, performanya di leg pertama sangat jauh dari harapan. Vinicius Jr., yang selama ini dikenal sebagai ancaman besar bagi lawan dengan kecepatannya, juga harus lebih tajam dalam mencetak gol dan memberikan assist. Kedua pemain ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam leg kedua yang krusial.
Selain itu, pertahanan menjadi masalah besar bagi Real Madrid dalam leg pertama. David Alaba dan Antonio Rudiger harus segera memperbaiki koordinasi di lini belakang, karena Arsenal mampu dengan mudah menembus pertahanan Los Blancos dan mencetak gol dengan kecepatan tinggi. Thibaut Courtois, penjaga gawang utama, harus kembali menunjukkan kelasnya dengan menghindari kebobolan lebih banyak di Bernabeu.
Misi Mustahil: Tiga Gol Tanpa Balas
Banyak yang menilai bahwa Real Madrid berada dalam posisi yang sangat sulit, mengingat mereka harus membalikkan defisit tiga gol untuk memiliki peluang lolos ke semifinal. Dalam sejarah Liga Champions, comeback besar memang pernah terjadi, tetapi untuk tim sekelas Real Madrid, yang secara tradisional memiliki keunggulan mentalitas di kompetisi Eropa, situasi ini terasa sangat sulit. Menghadapi Arsenal, yang saat ini dalam performa terbaik, membuat misi ini semakin terasa seperti tugas yang mustahil.
Namun, Carlo Ancelotti tetap optimis dengan peluang timnya. "Kami tahu ini adalah situasi yang sangat sulit, tetapi di Liga Champions, Anda tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi. Kami memiliki pengalaman dan kualitas untuk memberikan perlawanan keras, dan kami akan berjuang sampai akhir untuk membalikkan keadaan," ujar Ancelotti dalam konferensi pers menjelang laga.
Real Madrid memiliki sejarah comeback yang luar biasa di Liga Champions. Mereka pernah membalikkan keadaan pada beberapa kesempatan, seperti saat menghadapi Juventus di perempat final tahun 2018 dan Bayern Munchen di semifinal 2017. Hal ini memberi harapan bagi penggemar tim untuk melihat tim mereka kembali bangkit di saat-saat kritis. Namun, kali ini tantangan yang dihadapi jauh lebih besar, mengingat Arsenal tampil begitu solid dan mengesankan sepanjang musim ini.
Arsenal: Tampil Percaya Diri dengan Keunggulan 3-0
Sementara itu, Arsenal berada dalam posisi yang sangat menguntungkan setelah meraih kemenangan 3-0 di leg pertama. Mikel Arteta dan timnya akan datang ke Santiago Bernabeu dengan rasa percaya diri tinggi, mengetahui bahwa mereka hanya membutuhkan hasil imbang atau kekalahan dengan skor kurang dari tiga gol untuk memastikan tempat mereka di semifinal. Bukayo Saka, Martin Ødegaard, dan Gabriel Jesus menjadi ancaman terbesar bagi pertahanan Real Madrid dengan gaya permainan cepat dan efisien.
Namun, Arteta tetap mewaspadai kekuatan Real Madrid, yang dikenal mampu tampil luar biasa di bawah tekanan besar. "Kami tahu bahwa Real Madrid adalah tim dengan pengalaman besar di Liga Champions, dan kami tidak bisa meremehkan mereka meski kami memiliki keunggulan. Kami harus tetap fokus dan tidak memberikan ruang bagi mereka untuk bangkit," ungkap Arteta.
Kesimpulan: Leg Kedua Penentu Nasib Real Madrid
Leg kedua perempat final Liga Champions antara Real Madrid dan Arsenal di Santiago Bernabeu pada Kamis dini hari WIB (17/4/2025) dipastikan akan menjadi laga penuh emosi dan ketegangan. Real Madrid harus menghadapi tantangan besar untuk membalikkan defisit tiga gol, sambil mengatasi masalah internal yang sedang melanda tim. Sementara itu, Arsenal yang memiliki keunggulan besar, akan berusaha untuk menjaga ketenangan dan fokus mereka demi memastikan tempat di semifinal.
Di ujung tanduk ini, masa depan Carlo Ancelotti dan skuad Los Blancos berada di bawah sorotan. Apakah mereka mampu membalikkan keadaan, atau apakah ini akan menjadi akhir dari perjalanan mereka di Liga Champions 2025? Waktu yang akan menjawab.