FINANSIAL

Penyakit Kardiovaskular: Penyebab Utama Kematian di Dunia dan Dampaknya Jadi Beban Finansial

Penyakit Kardiovaskular: Penyebab Utama Kematian di Dunia dan Dampaknya Jadi Beban Finansial
Penyakit Kardiovaskular: Penyebab Utama Kematian di Dunia dan Dampaknya Jadi Beban Finansial

JAKARTA - Penyakit kardiovaskular (CVD) telah lama dikenal sebagai salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Seringkali disebut sebagai “silent killer”, penyakit ini berkembang perlahan tanpa gejala yang nyata, membuat banyak penderitanya tidak sadar hingga kondisi mereka mencapai stadium yang berbahaya. Menurut data terbaru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit kardiovaskular, menjadikannya sebagai penyebab utama kematian di dunia.

Penyakit Kardiovaskular: Silent Killer yang Mematikan

Penyakit kardiovaskular adalah kelompok gangguan yang mencakup masalah jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, dan gagal jantung. Penyakit ini sering kali berkembang tanpa disadari, dengan gejala yang baru muncul ketika sudah dalam kondisi yang cukup serius. Inilah sebabnya mengapa banyak penderita penyakit kardiovaskular tidak segera mencari pertolongan medis hingga terlambat, yang pada akhirnya berujung pada kematian mendadak atau kondisi jantung yang memburuk.

Berdasarkan laporan WHO tahun 2019, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian global, dengan lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahun akibat kondisi ini. Meskipun dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan pengelolaan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, banyak individu yang tidak menyadari betapa besar ancaman yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini.

Kardiovaskular di Indonesia: Angka Kematian yang Meningkat

Di Indonesia, penyakit kardiovaskular juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada 2019, sebanyak 651.481 orang di Indonesia meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular pada tahun tersebut. Angka ini menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia, menempatkan kondisi ini pada posisi yang lebih tinggi daripada banyak penyakit lainnya.

Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat secara luas. Di Indonesia, di mana penyakit kardiovaskular sering kali tidak terdeteksi pada tahap awal, banyak orang yang meninggal sebelum sempat mendapatkan perawatan medis yang memadai. Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang faktor-faktor risiko dan pengelolaan kesehatan yang lebih baik di masyarakat.

Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko, baik yang bisa dikendalikan maupun yang tidak bisa. Beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi lemak dan garam, serta stres yang berkepanjangan. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, serta menyebabkan obesitas, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Selain faktor gaya hidup, ada pula faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang untuk terkena penyakit kardiovaskular meningkat. Selain itu, pria cenderung lebih rentan terhadap penyakit jantung pada usia muda, meskipun setelah usia tertentu, wanita juga memiliki risiko yang cukup tinggi.

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kardiovaskular

Pencegahan penyakit kardiovaskular sangat bergantung pada perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Pemerintah dan organisasi kesehatan di Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gaya hidup sehat melalui kampanye-kampanye kesehatan dan penyuluhan mengenai pola makan yang sehat, pentingnya berolahraga secara teratur, serta pengurangan konsumsi alkohol dan rokok.

Pemerintah Indonesia juga telah mengimplementasikan program-program untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular, termasuk pemeriksaan kesehatan rutin yang dapat mendeteksi penyakit ini pada tahap awal. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan tekanan darah, kadar kolesterol, serta pemeriksaan gula darah, yang semuanya merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko kardiovaskular.

Selain itu, pengelolaan penyakit kardiovaskular juga dapat dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang sesuai untuk menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan mengontrol diabetes, yang merupakan faktor-faktor risiko utama. Masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya menjalani pemeriksaan rutin dan tidak menunggu hingga gejala berat muncul.

Dr. Asep Kurniawan, seorang ahli jantung di Jakarta, mengungkapkan bahwa perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat adalah kunci utama dalam pencegahan penyakit kardiovaskular. "Penyakit kardiovaskular sering kali dapat dicegah jika kita mulai mengubah kebiasaan buruk kita sejak dini. Mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, serta menghindari merokok dan alkohol bisa membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung," ujarnya.

Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit kardiovaskular dan pentingnya pencegahan sangat krusial. Selain kampanye kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga memainkan peran besar dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Beberapa rumah sakit dan klinik kesehatan bahkan menyelenggarakan program edukasi serta pemeriksaan gratis untuk mendeteksi risiko penyakit kardiovaskular di berbagai daerah.

Penyuluhan kesehatan yang melibatkan dokter, ahli gizi, dan ahli jantung diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini, diharapkan akan tercipta budaya hidup sehat yang lebih kuat dan pada gilirannya dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular tetap menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Angka kematian yang tinggi setiap tahunnya menunjukkan pentingnya pencegahan, deteksi dini, dan perawatan yang tepat. Dengan meningkatnya kesadaran akan faktor-faktor risiko dan pengelolaan gaya hidup sehat, diharapkan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular dapat ditekan.

Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk lebih memperhatikan kesehatan jantung kita dengan mengubah kebiasaan hidup menjadi lebih sehat. Pemerintah dan pihak terkait pun harus terus memperkuat upaya untuk menyediakan akses kesehatan yang memadai bagi seluruh warga Indonesia, agar penyakit kardiovaskular dapat dicegah dan dikelola dengan lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index