JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp13,8 triliun pada Triwulan I 2025, meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal. Dengan kinerja yang positif ini, BRI menunjukkan kemampuannya dalam mengelola berbagai tantangan ekonomi global dan tetap fokus pada pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dalam konferensi pers yang digelar pada akhir April 2025, Direktur Utama BRI Hery Gunardi menjelaskan bahwa meskipun terdapat dampak dari ketegangan geopolitik dan perang tarif, perekonomian Indonesia, termasuk sektor keuangan yang dikelola BRI, dapat bertahan dan tumbuh stabil. “BRI optimis dapat terus berkembang, berinovasi, dan memperkuat posisi di industri keuangan nasional dan regional,” ujarnya.
Fokus Kredit UMKM Dorong Laba Positif
BRI tetap fokus pada penyaluran kredit UMKM, yang menjadi prioritas dalam mendukung perekonomian rakyat. Pada Triwulan I 2025, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.373,66 triliun, dengan 81,97% dari total kredit tersebut dialokasikan untuk sektor UMKM. Akhmad Purwakajaya, Direktur Micro BRI, menyatakan bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen BRI dalam memberdayakan pelaku UMKM yang kini menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia.
BRI juga mencatatkan perkembangan pesat dalam layanan digital melalui AgenBRILink, yang kini melibatkan lebih dari 1,2 juta agen di lebih dari 67 ribu desa. Program ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses layanan perbankan kepada masyarakat di berbagai daerah terpencil, sekaligus mendorong peningkatan inklusi keuangan.
“Dengan AgenBRILink, kami telah memberikan lebih dari sekadar layanan transaksi perbankan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan memberdayakan lebih dari satu juta agen yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelas Akhmad.
Peningkatan Kualitas Kredit dengan Manajemen Risiko yang Hati-hati
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit didukung dengan pengelolaan risiko yang sangat hati-hati dan berfokus pada kualitas kredit. Mucharom, Direktur Manajemen Risiko BRI, menjelaskan bahwa BRI terus melakukan seleksi ketat dalam penyaluran kredit, sehingga rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI dapat turun menjadi 2,97% pada akhir Triwulan I 2025, dari 3,11% di tahun sebelumnya.
Selain itu, rasio Loan at Risk (LAR) juga mengalami perbaikan, menunjukkan bahwa BRI mampu menjaga portofolio kredit yang sehat. “Penerapan manajemen risiko yang efektif telah menjaga kualitas aset BRI, meskipun dalam situasi yang penuh tantangan,” tambah Mucharom.
BRI Perkuat Likuiditas dan Permodalan melalui Transformasi Digital
Bri juga mencatatkan kinerja yang baik dalam mengelola likuiditas dan permodalan, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di angka 86,03% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,03%, jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan oleh regulator. Hal ini memberikan BRI ruang untuk terus tumbuh dan berinovasi dalam mendukung perkembangan ekonomi Indonesia.
Selain itu, transformasi digital yang dilakukan BRI melalui aplikasi BRImo juga berperan besar dalam memperkuat posisi bank di layanan digital banking. Aquarius Rudianto, Direktur Network & Retail Funding BRI, melaporkan bahwa pengguna BRImo telah mencapai 40,28 juta orang, dengan volume transaksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada Triwulan I 2025, BRImo tercatat telah melayani 1,2 miliar transaksi finansial, dengan nilai transaksi mencapai Rp1.599 triliun.
“Dengan kemajuan teknologi, BRI berhasil memperluas ekosistem pembayaran digital melalui lebih dari 4,3 juta merchant QRIS dan 344 ribu merchant EDC, yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan,” kata Aquarius.
Komitmen BRI untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Di tengah tantangan ekonomi global yang tidak mudah, BRI tetap optimis untuk menjaga kinerja positif dan mencatatkan laba yang berkelanjutan. Dengan lebih dari 36.600 tenaga pemasar dan lebih dari 6.000 unit kerja, BRI terus memperluas jangkauan layanannya, baik di kota besar maupun daerah terpencil.
Hery Gunardi mengungkapkan bahwa meskipun kondisi perekonomian global penuh ketidakpastian, BRI memiliki fondasi yang sangat kuat untuk terus berkembang. “Dengan lebih dari 221 juta rekening simpanan dan lebih dari 211 ribu pengguna QLola di sektor korporasi, BRI memiliki kekuatan strategis untuk terus tumbuh dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia,” ujar Hery.
BRI juga berkomitmen untuk menjadi bank yang tidak hanya unggul di sektor UMKM, tetapi juga mampu melayani seluruh spektrum kebutuhan nasabah, mulai dari individu hingga korporasi besar. Transformasi BRI menuju universal banking ini diyakini akan mendukung pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan di masa depan.