Harga Emas Dunia Tembus Rekor Baru Imbas Kebijakan The Fed

Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:44:08 WIB
Harga Emas Dunia Tembus Rekor Baru Imbas Kebijakan The Fed

JAKARTA - Harga emas dunia kembali menjadi sorotan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, menembus level di atas USD 3.900 per ons pada penutupan perdagangan Senin, 6 Oktober 2025. Lonjakan luar biasa ini bukan hanya didorong oleh dinamika ekonomi global, tetapi juga oleh meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan dilakukan dalam waktu dekat.

Tidak hanya faktor kebijakan moneter AS, gejolak politik di Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Jepang juga turut memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). Kombinasi antara ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan ketidakpastian geopolitik membuat permintaan terhadap logam mulia melonjak signifikan.

Emas Cetak Rekor: Sentuh USD 3.969,91 per Ons

Mengutip laporan CNBC pada Selasa (7/10/2025), harga emas spot naik tajam 1,8% menjadi USD 3.956,19 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi intraday USD 3.969,91. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 1,7% lebih tinggi di USD 3.976,3 per ons.

Menurut Edward Meir, analis dari Marex, reli harga emas dalam beberapa pekan terakhir merupakan hasil dari akumulasi berbagai faktor global.

“Perkembangan politik di Prancis, kenaikan imbal hasil obligasi Jepang karena kekhawatiran inflasi, dan penutupan pemerintahan AS yang berlanjut turut memperkuat sentimen terhadap emas,” ujarnya.

Krisis politik di Prancis semakin memperkeruh suasana pasar setelah Perdana Menteri Sebastien Lecornu dan kabinetnya mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah dilantik. Di sisi lain, penutupan pemerintahan AS yang telah memasuki hari keenam membuat kekhawatiran investor meningkat, terlebih setelah Gedung Putih memperingatkan potensi PHK massal terhadap pegawai federal.

Lonjakan 50% Sepanjang 2025: Target Baru USD 4.200

Kenaikan harga emas tahun ini tergolong luar biasa. Sejak awal 2025, harga telah menguat sekitar 50%, didorong oleh sejumlah faktor kunci: ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, tingginya permintaan aset safe haven, serta pelemahan dolar AS.

Perjalanan harga emas sepanjang tahun ini juga mencerminkan dinamika pasar global yang berubah cepat. Emas spot pertama kali menembus level USD 3.000 per ons pada Maret, lalu terus naik hingga USD 3.800 per ons di akhir September. Meir memperkirakan momentum ini belum akan berhenti.

“Fakta bahwa harga sudah mendekati USD 4.000 menunjukkan beberapa dana besar mungkin mencoba mendorongnya menembus level psikologis tersebut,” ujarnya.

Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas—yang dikenal sebagai aset tanpa imbal hasil (non-yield asset)—menjadi alternatif investasi yang semakin menarik. Saat investor mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi dan potensi pelemahan mata uang, emas muncul sebagai pilihan utama.

Pasar Prediksi Pemangkasan 25 Basis Poin oleh The Fed

Ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter AS menjadi faktor penggerak utama reli emas. Pelaku pasar kini memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan ini, dan pemangkasan tambahan sebesar 25 basis poin kemungkinan akan dilakukan pada Desember.

Kebijakan moneter yang lebih longgar biasanya menekan imbal hasil obligasi dan dolar AS, sehingga meningkatkan daya tarik emas. Selain itu, biaya peluang untuk menyimpan emas—yang tidak memberikan bunga—menjadi lebih rendah ketika suku bunga turun.

“Kami melihat momentum yang kuat dan alasan fundamental yang jelas bagi reli emas, dan kini memperkirakan harga dapat mencapai USD 4.200 per ons pada akhir tahun ini,” tulis UBS dalam catatannya.

Gejolak Politik Global Perkuat Permintaan Safe Haven

Selain kebijakan moneter, ketidakstabilan politik turut menjadi pendorong utama lonjakan harga emas. Krisis pemerintahan di Prancis, yang dipicu oleh pengunduran diri mendadak Perdana Menteri baru, telah memicu kekhawatiran atas stabilitas politik Eropa.

Di Amerika Serikat, shutdown pemerintahan yang memasuki hari keenam membuat pasar khawatir akan dampak ekonomi yang lebih luas. Potensi PHK massal pegawai federal menambah tekanan pada pasar tenaga kerja, sementara ketegangan politik di Kongres semakin memperburuk sentimen investor.

Tidak ketinggalan, Jepang menghadapi kenaikan imbal hasil obligasi akibat kekhawatiran inflasi yang meningkat. Kondisi ini membuat investor semakin berhati-hati dan beralih ke emas sebagai aset pelindung nilai.

Lonjakan Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium

Kenaikan harga emas juga diikuti oleh reli logam mulia lainnya. Perak spot naik 1,4% menjadi USD 48,66 per ons, mencapai level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun.

Platinum menguat 1,4% ke USD 1.626,75 per ons, sementara paladium melonjak 4,3% menjadi USD 1.315,17 per ons. Kenaikan harga ketiga logam ini menandakan meningkatnya minat investor terhadap komoditas berbasis logam mulia sebagai instrumen lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Momentum Emas Belum Akan Berakhir

Kombinasi dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, ketidakpastian politik global, serta permintaan tinggi terhadap aset safe haven telah mendorong emas ke rekor tertinggi baru di atas USD 3.900 per ons. Dengan prediksi pasar bahwa harga akan menembus USD 4.200 per ons sebelum akhir 2025, momentum reli emas tampaknya masih jauh dari kata selesai.

Terkini