BI Klarifikasi Isu Penjualan 11 Ton Emas, Ini Faktanya

Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:44:09 WIB
BI Klarifikasi Isu Penjualan 11 Ton Emas, Ini Faktanya

JAKARTA - Isu mengenai penjualan cadangan emas oleh Bank Indonesia (BI) sempat mengemuka setelah World Gold Council (WGC) dalam laporannya menyebut adanya transaksi pelepasan emas sebesar 11 ton oleh bank sentral Indonesia pada Juli 2025. Namun, BI menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

“Bank Indonesia tidak melakukan penjualan emas sebagaimana disebutkan,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 6 Oktober 2025. Ia meminta masyarakat dan pelaku pasar mengacu pada informasi resmi dari bank sentral yang selalu dipublikasikan melalui laman resmi BI, termasuk laporan berkala terkait perkembangan cadangan devisa.

Laporan WGC Sebut BI Jual Emas, BI Membantah

Pernyataan BI muncul sebagai respons atas laporan terbaru WGC yang menyebut bahwa cadangan emas global bertambah 15 ton pada Agustus 2025. Laporan tersebut mencatat adanya pembelian bersih emas oleh sejumlah bank sentral dunia setelah sebelumnya pada Juli tidak terjadi perubahan signifikan.

“Perkembangan (Agustus) ini sejalan dengan pembelian bersih bulanan antara Maret dan Juni, serta menandakan kembalinya tren pembelian usai cadangan global tidak berubah pada Juli. Kami merevisi estimasi awal penambahan 10 ton pada Juli setelah Bank Indonesia dilaporkan menjual 11 ton,” ujar Krishan Gopaul.

Meski WGC menyebutkan adanya laporan penjualan emas oleh BI, pihak bank sentral menegaskan kembali bahwa tidak ada aktivitas pelepasan cadangan emas selama periode tersebut.

Harga Emas Dunia Naik, Bank Sentral Revisi Strategi

WGC mencatat bahwa tren pembelian emas oleh bank sentral kembali meningkat seiring dengan naiknya harga emas global. Kondisi ini mendorong sebagian bank sentral melakukan penyesuaian strategi, baik dengan membeli untuk memperkuat cadangan maupun menjual sebagian untuk menjaga portofolio.

Menurut Gopaul, fluktuasi harga emas menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kebijakan masing-masing bank sentral dalam mengelola cadangan mereka. “Meningkatnya harga emas dunia turut mempengaruhi transaksi pembelian emas oleh bank sentral. Kondisi ini juga bisa menjadi faktor pendorong bagi sejumlah bank untuk melakukan penjualan,” ujarnya.

Namun, ia menekankan bahwa kenaikan harga tidak serta-merta mengurangi minat bank sentral terhadap emas. Emas tetap menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga stabilitas moneter dan kekuatan cadangan devisa jangka panjang.

Sejumlah Bank Sentral Tambah Cadangan Emas

Data WGC menunjukkan bahwa sepanjang Agustus 2025 terdapat tujuh bank sentral yang aktif menambah cadangan emas mereka. Bank-bank tersebut antara lain:

National Bank of Kazakhstan

Bulgarian National Bank

Central Bank of Turkey

People’s Bank of China

Central Bank of Uzbekistan

Czech National Bank

Bank of Ghana

Aksi pembelian oleh ketujuh bank sentral ini menunjukkan bahwa minat terhadap emas sebagai aset cadangan tetap tinggi. Emas dinilai sebagai lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global, termasuk fluktuasi nilai tukar dan risiko geopolitik.

“Berdasarkan data saat laporan ini ditulis, hanya Central Bank of Russia dan Bank Indonesia yang menjual emas,” tulis WGC dalam laporannya. Namun, klaim ini kemudian dibantah oleh BI yang menegaskan tidak melakukan penjualan cadangan emas sama sekali.

Transparansi Cadangan Emas BI dan Komunikasi Resmi

Bank Indonesia secara berkala merilis laporan mengenai cadangan devisa yang mencakup jumlah emas yang dimiliki. Transparansi ini merupakan bagian dari upaya BI menjaga kepercayaan publik serta memastikan stabilitas sistem keuangan nasional.

Denny kembali mengingatkan agar masyarakat tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi. “Informasi resmi mengenai perkembangan cadangan devisa Indonesia dapat diikuti melalui laman resmi BI,” tegasnya.

BI sendiri memiliki mekanisme pengelolaan cadangan emas dan devisa yang mengikuti standar internasional. Keputusan untuk membeli atau menjual emas dilakukan dengan pertimbangan strategis yang matang dan jarang dilakukan secara tiba-tiba.

Konteks Global: Peran Emas dalam Cadangan Devisa

Dalam konteks global, emas tetap menjadi bagian penting dari kebijakan moneter bank sentral. Selain berfungsi sebagai cadangan devisa, emas juga menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan melindungi perekonomian dari gejolak eksternal.

Bagi Indonesia, emas menjadi bagian dari strategi diversifikasi aset cadangan yang melengkapi instrumen lain seperti valuta asing dan surat berharga. Posisi emas yang relatif stabil menjadikannya pilihan strategis di tengah volatilitas pasar keuangan global.

BI Tegaskan Tidak Ada Penjualan Emas

Pernyataan tegas dari Bank Indonesia menjadi klarifikasi penting atas laporan WGC yang menyebut adanya penjualan emas sebesar 11 ton pada Juli 2025. BI memastikan bahwa tidak ada transaksi semacam itu dan meminta publik mengacu pada sumber informasi resmi untuk menghindari kesalahpahaman.

Meskipun laporan WGC menunjukkan adanya tren pembelian emas oleh sejumlah bank sentral, klaim tentang penjualan oleh BI tidak sesuai dengan kenyataan. Ke depan, BI akan terus mengelola cadangan devisa, termasuk emas, secara hati-hati dan transparan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Terkini