JAKARTA - Setiap tanggal dalam kalender kerap menyimpan makna dan sejarahnya sendiri. Begitu pula dengan 8 Oktober, hari yang ternyata memiliki beragam peringatan penting baik di Indonesia maupun dunia. Bukan sekadar penanda waktu, tanggal ini menjadi momentum refleksi terhadap berbagai isu mulai dari penataan ruang, pendidikan, hak anak, hingga pelestarian lingkungan laut.
Menariknya, peringatan-peringatan yang jatuh setiap 8 Oktober ini mencakup bidang yang sangat luas: dari pembangunan kota hingga kesadaran kesehatan mental dan peran pekerja media.
Di Indonesia, tanggal ini dikenal sebagai Hari Tata Ruang Nasional (HANTARU), momen penting untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya penataan wilayah yang berkelanjutan. Secara global, 8 Oktober juga dirayakan sebagai Hari Disleksia Sedunia, Hari Gurita Sedunia, Hari Loper Koran Internasional, dan Hari Pencatatan Kelahiran Internasional.
Berikut rangkuman lima peringatan penting yang selalu diperingati setiap 8 Oktober setiap tahunnya.
1. Hari Tata Ruang Nasional (HANTARU)
Setiap 8 Oktober, Indonesia memperingati Hari Tata Ruang Nasional atau HANTARU. Momen ini menjadi pengingat pentingnya penataan ruang yang baik, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
Hari Tata Ruang tidak hanya relevan bagi para perencana kota, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah, akademisi, serta komunitas dapat memanfaatkan momen ini untuk mengevaluasi dan merencanakan kembali pengelolaan ruang agar lebih efisien dan berwawasan lingkungan.
Penetapan tanggal ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Meskipun belum ditetapkan sebagai hari libur nasional, 8 Oktober menjadi simbol semangat baru dalam membangun wilayah Indonesia yang tertata rapi dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
2. Hari Disleksia Sedunia
Selain HANTARU, 8 Oktober juga menjadi hari penting dalam dunia pendidikan karena diperingati sebagai Hari Disleksia Sedunia atau World Dyslexia Day. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran global terhadap disleksia, yaitu gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan membaca, menulis, dan mengeja.
Hari Disleksia pertama kali diperingati pada tahun 2002, digagas oleh Asosiasi Disleksia Eropa. Disleksia pertama kali diidentifikasi oleh Oswald Berkhan pada tahun 1881, dan enam tahun kemudian, istilah “disleksia” diperkenalkan oleh dokter mata Rudolph Berlin.
Gangguan ini tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan, melainkan membutuhkan metode pembelajaran yang tepat, terapi, serta dukungan penuh dari keluarga dan pengasuh. Sayangnya, banyak penderita disleksia yang tidak terdiagnosis sehingga sering disalahartikan sebagai malas atau lambat belajar. Hari Disleksia Sedunia menjadi momen penting untuk menghapus stigma dan memberikan dukungan yang lebih luas kepada mereka yang mengalaminya.
3. Hari Gurita Sedunia (World Octopus Day)
Dalam ranah lingkungan, 8 Oktober juga dikenal sebagai Hari Gurita Sedunia. Peringatan ini pertama kali dicetuskan oleh The Octopus News Magazine Online pada tahun 2006 sebagai bentuk penghargaan terhadap keunikan gurita dan peran pentingnya dalam ekosistem laut.
Gurita, yang berasal dari kata Yunani októpus berarti “delapan kaki”, merupakan makhluk laut cerdas dengan sistem saraf yang kompleks. Hewan ini memiliki sembilan otak dan tiga jantung, serta mampu melakukan berbagai tugas rumit, mulai dari membuka toples hingga menggunakan alat.
Selain kecerdasannya, gurita juga dikenal dengan kemampuan kamuflase luar biasa untuk melindungi diri dari predator. Sebagai simbol biodiversitas laut, peringatan Hari Gurita Sedunia menjadi ajakan untuk menjaga kelestarian habitat laut yang menjadi rumah bagi spesies menakjubkan ini.
4. Hari Loper Koran Internasional (International Newspaper Carrier Day)
Profesi loper koran mungkin terdengar sederhana, tetapi perannya sangat besar dalam menjaga arus informasi. Setiap 8 Oktober, dunia memperingati Hari Loper Koran Internasional untuk memberikan penghormatan kepada para pengantar surat kabar yang telah bekerja tanpa lelah sejak masa awal media cetak.
Peringatan ini pertama kali dicetuskan oleh Newspaper Association of America (NAA). Meski teknologi digital telah mengubah cara orang mengonsumsi berita, jasa para loper koran tetap relevan, terutama di daerah yang masih mengandalkan media cetak.
Mereka dikenal akan ketangguhan dan dedikasinya dalam mengantarkan berita setiap pagi—hujan, panas, atau hambatan di jalan tak pernah menjadi alasan untuk berhenti. Hari ini menjadi momen penting untuk mengapresiasi kontribusi mereka dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat.
5. Hari Pencatatan Kelahiran Internasional (International Birth Registration Day)
Terakhir, 8 Oktober juga diperingati sebagai Hari Pencatatan Kelahiran Internasional. Peringatan ini dimulai pada tahun 2018 melalui kampanye The Right Start yang digagas oleh Johnson’s Baby bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan Save the Children.
Tujuan utama peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya pencatatan kelahiran yang akurat. Tanpa akta kelahiran, jutaan anak di seluruh dunia kehilangan akses terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hukum.
Identitas yang tercatat sejak lahir bukan hanya sekadar dokumen administratif, tetapi juga fondasi dari hak asasi manusia. Dengan adanya kesadaran ini, diharapkan tidak ada lagi anak yang terabaikan dari sistem hukum hanya karena kelahirannya tidak tercatat.
Tanggal 8 Oktober bukan sekadar angka di kalender, melainkan simbol penting dari berbagai isu yang menyentuh aspek kehidupan manusia: dari pembangunan kota hingga kesadaran kesehatan, dari pelestarian alam hingga pengakuan hak anak.
Melalui lima peringatan ini—HANTARU, Hari Disleksia Sedunia, Hari Gurita Sedunia, Hari Loper Koran Internasional, dan Hari Pencatatan Kelahiran Internasional—kita diingatkan akan pentingnya kolaborasi, empati, dan kepedulian dalam membangun masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.