JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan sepanjang pekan lalu, hingga menembus ke bawah level 8.000. Namun, di balik pelemahan pasar ini, investor asing justru mengambil langkah berbeda.
Mereka diam-diam melakukan aksi beli besar-besaran pada satu saham yang menjadi sorotan, yakni PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA), induk dari Bank Capital (BACA).
IHSG Turun, Asing Catat Net Buy
Berdasarkan data pasar modal, IHSG pekan lalu terkoreksi cukup dalam, dengan penurunan 4,14 persen ke posisi 7.915,66. Sebanyak 467 saham mengalami kontraksi, bahkan 250 di antaranya turun lebih dari 2 persen.
Rata-rata nilai transaksi harian berada di angka Rp 27,46 triliun, turun 2,44 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata jumlah saham yang berpindah tangan per hari juga mengalami penurunan 10,33 persen menjadi 37,95 miliar lembar.
Meski kondisi pasar lesu, investor asing justru mencatatkan net buy sebesar Rp 1,94 triliun sepanjang pekan lalu. Asing membukukan aksi beli senilai Rp 41,4 triliun, sementara aksi jualnya mencapai Rp 39,46 triliun.
CASA Jadi Magnet Utama Asing
Jika dirinci lebih jauh, net buy asing yang cukup besar tersebut nyatanya bukan berasal dari banyak saham, melainkan karena transaksi jumbo di satu emiten, yakni CASA.
Sepanjang pekan lalu, CASA mencatat dua kali transaksi bernilai fantastis di pasar negosiasi. Transaksi pertama terjadi pada awal pekan, sementara transaksi kedua berlangsung pada hari terakhir perdagangan. Keduanya masing-masing bernilai Rp 2,8 triliun.
Alhasil, CASA menjadi emiten dengan net buy asing terbesar sepanjang pekan lalu dengan nilai Rp 5,66 triliun. Jumlah tersebut jauh melampaui saham-saham lain yang juga diminati asing.
Selain CASA, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga menjadi incaran investor asing dengan net buy mencapai Rp 601,9 miliar, sebagian besar juga melalui pasar negosiasi.
Saham Lain Incaran Asing
Selain CASA dan AMMN, terdapat sejumlah saham lain yang turut mencatatkan net buy asing meski nilainya tidak sebesar dua emiten tersebut. Sepuluh saham dengan net buy asing terbesar sepanjang pekan lalu antara lain:
PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA): Rp 5,66 triliun
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): Rp 601,9 miliar
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Rp 388,6 miliar
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS): Rp 174,8 miliar
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Rp 171,8 miliar
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI): Rp 165 miliar
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): Rp 156 miliar
PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC): Rp 155,4 miliar
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA): Rp 133,7 miliar
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL): Rp 130,2 miliar
Data ini memperlihatkan bahwa meski IHSG melemah, masih ada sejumlah saham yang berhasil menarik minat asing, terutama sektor komoditas, energi, dan material dasar.
Strategi Asing Saat Pasar Rontok
Fenomena investor asing yang tetap mencatat net buy meski IHSG merosot memberi gambaran strategi berbeda. Alih-alih menjual dalam kepanikan, mereka justru memanfaatkan momentum harga yang tertekan untuk masuk ke saham tertentu.
Transaksi jumbo di CASA menegaskan adanya keyakinan jangka panjang terhadap fundamental emiten ini. CASA sebagai induk Bank Capital memiliki potensi bisnis yang besar di sektor keuangan, yang menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi domestik.
Selain itu, minat asing pada saham sektor tambang seperti AMMN, ANTM, EMAS, BRMS, dan MDKA mencerminkan optimisme terhadap prospek komoditas, terutama emas dan mineral, di tengah ketidakpastian global.
IHSG Masih Rentan, Tapi Ada Peluang
Meski pekan lalu IHSG melemah cukup tajam, langkah asing memborong CASA dan beberapa emiten lain menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia tetap menarik. Bagi investor, pelemahan indeks tidak selalu berarti sinyal negatif, melainkan bisa menjadi peluang untuk mengoleksi saham-saham potensial dengan valuasi yang lebih murah.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi pasar global yang masih bergejolak, termasuk fluktuasi harga komoditas dan kebijakan suku bunga The Fed, masih menjadi faktor risiko bagi IHSG. Karena itu, investor disarankan tetap berhati-hati, sekaligus cermat dalam memilih saham dengan fundamental kuat.
Kesimpulan
IHSG memang turun 4,14 persen dan meninggalkan level psikologis 8.000 pada pekan lalu. Akan tetapi, asing justru mengambil langkah berbeda dengan memborong saham CASA hingga mencatat net buy Rp 5,66 triliun.
Langkah ini menunjukkan bahwa meski pasar domestik bergejolak, ada keyakinan besar terhadap prospek jangka panjang sejumlah emiten, terutama di sektor keuangan dan tambang. Bagi investor lokal, kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa peluang tetap terbuka, bahkan ketika IHSG sedang rontok.