Ironi Florian Wirtz: Mahal Tapi Hancurkan Lini Tengah Liverpool

Kamis, 06 November 2025 | 09:51:08 WIB
Ironi Florian Wirtz: Mahal Tapi Hancurkan Lini Tengah Liverpool

JAKARTA - Kedatangan Florian Wirtz ke Liverpool dibungkus dengan ekspektasi tinggi. 

Pemain muda Jerman itu dibeli dengan harga fantastis £116 juta dari Bayer Leverkusen setelah musim impresif di Bundesliga bersama Xabi Alonso.

Namun kenyataan di Merseyside jauh dari harapan. Dalam 14 laga awal, Wirtz belum mencetak gol sama sekali dan hanya menorehkan tiga assist, salah satunya di ajang Community Shield. Alih-alih menambah kreativitas, kehadirannya justru menjadi sorotan negatif karena dianggap mengganggu keseimbangan lini tengah tim.

Ekspektasi Tinggi Berbuah Tekanan

Liverpool berharap Wirtz mampu menjadi playmaker andalan di posisi nomor 10. Sayangnya, ekspektasi itu belum sejalan dengan performanya di lapangan. Skuad asuhan Arne Slot sempat terpuruk, meraih enam kekalahan dari tujuh laga awal, sebelum akhirnya bangkit dalam dua pertandingan terakhir melawan Aston Villa dan Real Madrid.

Kritik pun datang dari berbagai pihak, termasuk Arsene Wenger, yang menyoroti keputusan Liverpool yang terlalu memanjakan Wirtz dengan memberikan posisi favoritnya.

"Liverpool adalah contoh yang menarik," ujar Wenger dalam wawancara dengan beIN SPORTS. "Ketika Wirtz diberi pilihan antara pergi ke Bayern Munich atau Liverpool, ia berkata: 'Saya datang kepada Anda jika saya bermain sebagai pemain nomor 10. Saya tidak ingin bermain melebar.'"

Wenger: Struktur Lini Tengah Rusak

Menurut Wenger, keputusan tersebut memaksa Liverpool mengubah komposisi lini tengah yang sebelumnya solid. Pemain seperti Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai harus beradaptasi atau bahkan tergeser dari posisi ideal mereka.

"Untuk memainkan Wirtz, mereka mengeluarkan Szoboszlai," lanjut Wenger. "Dan itu menghancurkan keseimbangan lini tengah mereka."

Keputusan ini, kata Wenger, menjadi salah satu penyebab awal musim Liverpool terlihat tidak stabil. Eksperimen yang terlalu mengakomodasi satu pemain akhirnya berdampak pada konsistensi tim secara keseluruhan.

Bangkitnya Liverpool Lewat Formasi Lama

Meski sempat terpuruk, Liverpool akhirnya menemukan ritme permainan mereka dalam dua laga terakhir. Wenger menyoroti keputusan Arne Slot untuk mengembalikan formasi lini tengah seperti musim sebelumnya.

Dalam kemenangan 2-0 atas Aston Villa, Gravenberch mencetak gol kedua The Reds, sementara Mac Allister tampil lebih nyaman di posisi gelandang bertahan. Perubahan kecil tapi krusial itu langsung mengembalikan ritme permainan Liverpool.

Beberapa hari berselang, tim Merseyside kembali menunjukkan soliditas di Eropa. Gol tunggal Mac Allister membawa Liverpool menang 1-0 atas Real Madrid di Liga Champions, yang Wenger sebut sebagai bukti kembalinya identitas permainan mereka.

"Apa yang telah mereka lakukan melawan Aston Villa? Mereka telah kembali ke lini tengah mereka seperti tahun lalu," ujar Wenger.

Pelajaran dari Kasus Wirtz

Kisah Wirtz di Liverpool menjadi pelajaran penting: talenta sehebat apa pun tidak boleh mengorbankan keseimbangan tim. Wenger menekankan bahwa sebuah tim adalah sistem yang saling terkait, dan kehadiran satu pemain harus sejalan dengan strategi tim secara keseluruhan.

Tantangan berikutnya bagi Arne Slot adalah menemukan cara agar Wirtz bisa beradaptasi dan berkontribusi tanpa mengganggu harmoni lini tengah. Dengan potensi yang dimiliki Wirtz, jika bisa diintegrasikan dengan benar, ia bisa menjadi aset berharga bagi Liverpool di musim ini.

Terkini

4 Destinasi Alam Menakjubkan di Surat Thani Thailand

Kamis, 06 November 2025 | 11:32:34 WIB

Museum Agung Mesir Resmi Dibuka Dekat Piramida Giza

Kamis, 06 November 2025 | 11:32:29 WIB

Kapal Pesiar Halal Pertama Dunia Mulai Berlayar Malaysia

Kamis, 06 November 2025 | 11:32:21 WIB

Rahasia Bumbu Lodho Ayam Kuning Khas Jawa Timur

Kamis, 06 November 2025 | 11:32:15 WIB