JAKARTA - Anok Yai resmi dinobatkan sebagai Model of the Year 2025 di ajang Fashion Awards yang akan digelar 1 Desember 2025 di Royal Albert Hall, London, Inggris.
Keputusan ini menjadi unik karena British Fashion Council mengumumkan pemenang hampir sebulan sebelum acara berlangsung.
"Dinobatkan sebagai Model of the Year merupakan suatu kehormatan," ujar Yai. "Perjalanan saya, dari Mesir, Sudan Selatan, hingga AS, adalah perjalanan ketahanan dan komunitas. Penghargaan ini untuk semua orang yang pernah melihat kisah mereka dalam kisah saya."
Setahun terakhir, Anok Yai telah mencapai berbagai pencapaian: tampil di sampul Vogue Prancis, menjadi wajah kampanye Versace, Alaïa, dan Saint Laurent, serta melanjutkan perannya sebagai wajah parfum Alien dari Mugler. Ia juga menampilkan dua penampilan memukau dalam peragaan busana Victoria’s Secret.
Menumbangkan Ekspektasi Industri Mode
Yai dikenal karena kemampuannya menentang stereotip industri fashion. Dalam wawancara dengan Elle, ia mengungkapkan, "Saya sangat gelap. Saya terobsesi dengan pertarungan pisau. Saya suka film-film edgy—saya terobsesi dengan Joker. Saat menjadi model, industri ingin saya tampil imut dan ceria—itu sebenarnya bukan saya."
Sejak SMP, Yai sudah mengekspresikan diri melalui gaya yang eksentrik dan unik. “Gaya saya memang tidak terduga. Saya punya tema-tema tertentu di hari-hari tertentu,” katanya.
Debut profesionalnya dimulai pada 2017, dan ia menjadi wanita kulit hitam kedua yang membuka pertunjukan Prada di Milan Fashion Week 2018 setelah Naomi Campbell pada 1995.
Perjalanan Hidup yang Penuh Tantangan
Lahir di Kairo, Mesir, dari orangtua asal Sudan Selatan, Yai dan keluarganya pindah ke AS, menetap di Manchester, New Hampshire saat ia berusia empat tahun. Masa kecilnya penuh tantangan: “Saya berjuang keras melawan kecemasan sosial. Tumbuh besar dengan kulit gelap di New Hampshire, ada banyak rasisme,” ujar Yai.
Ia juga menceritakan pengalaman memberitahu orangtuanya bahwa ia keluar dari Universitas Negeri Plymouth, tempat ia belajar biokimia, untuk menekuni dunia modeling. “Mereka takut, tapi mereka tahu saya mencintai fashion sehingga mereka tidak sepenuhnya menentang,” kenangnya.
Kini, meski sukses di dunia modeling, kehidupan sosial Yai terbatas. “Teman-teman saya selalu menegur karena saya buruk dalam membalas pesan atau telepon. Saya selalu berada di lokasi syuting atau mengerjakan sesuatu,” katanya.
Penghargaan dan Pengakuan Industri Mode
Penghargaan Model of the Year dievaluasi oleh panel pakar industri, termasuk Campbell Addy, Rosie Vogel, dan Sophia Neophitou-Apostolou, menegaskan dampak global Yai selama 12 bulan terakhir.
Fashion Awards 2025, sebagai penggalangan dana utama British Fashion Council (BFC), juga menjadi proyek besar pertama di bawah kepemimpinan kepala eksekutif baru, Laura Weir.
Selain Yai, beberapa nominasi telah diumumkan, termasuk British Womenswear Designer of the Year, British Menswear Designer of the Year, dan Vanguard, kategori baru yang menggabungkan penghargaan New Establishment Womenswear dan Menswear.
Penghargaan lain yang diumumkan adalah Outstanding Achievement Award untuk Brunello Cucinelli dan Special Recognition Award untuk Delphine Arnault, Chairman dan CEO Christian Dior, atas kontribusinya terhadap industri fashion global dan dukungan untuk talenta baru.
Sosok Inspiratif Anok Yai
Anok Yai bukan hanya model yang menaklukkan panggung internasional, tapi juga simbol ketahanan, keberanian, dan ekspresi diri. Dari perjalanan imigrannya hingga mendominasi industri fashion, ia membuktikan bahwa identitas dan ketulusan diri adalah kekuatan utama dalam meraih kesuksesan.
Penghargaan Model of the Year 2025 menjadi pengakuan atas kerja keras, dedikasi, dan pengaruhnya yang global, sekaligus menginspirasi generasi muda dan calon model di seluruh dunia.