Pertamina Perkuat Distribusi BBM Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Minggu, 23 November 2025 | 09:56:29 WIB
Pertamina Perkuat Distribusi BBM Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

JAKARTA - Menjelang akhir tahun, dinamika cuaca ekstrem kembali menjadi ancaman serius bagi kelancaran distribusi bahan bakar minyak (BBM) di berbagai wilayah Indonesia. 

Hujan lebat, gelombang tinggi, hingga potensi terhambatnya transportasi darat dan laut membuat kesiapan jaringan distribusi energi menjadi isu utama. 

Dalam situasi ini, PT Pertamina (Persero) dinilai perlu memperkuat mitigasi dan memastikan seluruh jalur pasokan tetap aman menghadapi lonjakan permintaan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Abra Talattov menegaskan bahwa cuaca ekstrem selalu menjadi tantangan berulang setiap penghujung tahun. 

Selain gangguan transportasi, permintaan BBM biasanya meningkat signifikan karena mobilitas masyarakat yang melonjak selama liburan.

Mitigasi Stok hingga Armada Distribusi di Titik Kritis

Abra menjelaskan bahwa langkah mitigasi harus dilakukan secara komprehensif, terutama dengan memperkuat stok dan buffer di titik-titik kritis. Ia menekankan pentingnya kesiapan terminal BBM maupun SPBU dalam menyediakan pasokan yang lebih besar dari hari normal.

"Pertamina harus memastikan ketersediaan stok 10–15 hari di terminal BBM dan SPBU yang berada di jalur mobilitas utama, kawasan wisata, serta wilayah rawan cuaca buruk. Hal ini untuk mengantisipasi permintaan yang melonjak maupun potensi keterlambatan armada distribusi," ujar Abra kepada Bisnis, dikutip Sabtu (22/11/2025).

Ia menambahkan bahwa distribusi di wilayah Indonesia timur memerlukan perhatian ekstra. Tingginya gelombang laut kerap menghambat perjalanan kapal tanker, sehingga kesiapan armada dan diversifikasi moda distribusi menjadi mutlak.

“Keandalan kapal tanker harus dijamin. Jika transportasi laut terganggu, harus ada alternatif diversifikasi moda distribusi,” jelasnya.

Abra juga menekankan perlunya memperkuat layanan SPBU termasuk pengoperasian SPBU mobile. Hal ini mencontohkan strategi yang diterapkan pada musim mudik Lebaran ketika masyarakat memadati jalur wisata dan rest area.

SPBU Mobile, Layanan Siaga, dan Penguatan Fasilitas Operasional

Selain stok dan armada, layanan langsung ke masyarakat juga harus diperkuat. Abra mengingatkan bahwa kepadatan lalu lintas selama masa Nataru dapat menyebabkan kendaraan terjebak macet dalam waktu lama hingga berpotensi kehabisan BBM.

“Ada potensi kendaraan kehabisan BBM di tengah kemacetan. Jadi layanan siaga dan jemput bola harus disiapkan, terutama di jalur tol,” katanya.

Pertamina pun telah merespons kebutuhan tersebut dengan membentuk Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2025 (Satgas Nataru) yang bertugas sejak 13 November 2025 hingga 11 Januari 2026. 

Jaffee Arizon Suardin, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina sekaligus Dewan Pengarah Satgas Nataru 2026, menuturkan bahwa kehadiran Satgas menjadi bentuk komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik.

“Pertamina harus melayani masyarakat dengan hati. Pertamina ingin memastikan seluruh kebutuhan energi mulai dari BBM, LPG, hingga energi lainnya dapat tersedia dengan baik untuk masyarakat,” ujarnya.

Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading juga telah menyiapkan fasilitas distribusi secara masif. Sebanyak 117 terminal BBM, 43 terminal LPG, dan 72 depot pengisian pesawat udara (DPPU) dipastikan siap beroperasi penuh selama masa siaga.

Jalur Wisata dan Tol Jadi Fokus Layanan Energi Siaga

Di lapangan, sejumlah layanan energi tambahan disiapkan pada jalur tol, jalur wisata, dan jalur utama mobilitas masyarakat. Sebanyak 1.866 SPBU beroperasi 24 jam, ditambah 57 titik layanan BBM dan Kiosk Pertamina Siaga yang ditempatkan pada zona kepadatan lalu lintas.

Untuk mempercepat respons terhadap kondisi darurat, Pertamina menyediakan 188 unit Motorist atau Pertamina Delivery Service (PDS) yang dapat mendatangi konsumen yang membutuhkan BBM di lokasi tertentu. Selain itu, 1.819 unit PDS Bright Gas dan 6.154 agen LPG disiagakan untuk memastikan kebutuhan gas rumah tangga tetap aman selama masa liburan.

Dari sisi peralatan, Pertamina memperkuat stok operasional di wilayah yang diprediksi mengalami lonjakan permintaan. Konsinyasi stok diberlakukan di daerah rawan cuaca ekstrem agar pasokan tidak terganggu apabila distribusi laut atau darat mengalami kendala.

Penguatan juga dilakukan pada laboratorium pengujian kualitas BBM agar produk yang sampai ke SPBU tetap sesuai spesifikasi. Pengawasan mutu dilakukan secara rutin di semua SPBU untuk mencegah terjadinya penyimpangan kualitas atau off-specification.

Armada Standby dan Fasilitas Peristirahatan Tambahan untuk Pemudik

Untuk mendukung kelancaran arus transportasi masyarakat, Pertamina menyiagakan 209 unit mobil tangki BBM yang ditempatkan di sekitar SPBU strategis. Armada standby ini berfungsi mempercepat suplai jika terjadi lonjakan permintaan mendadak atau gangguan pada jalur suplai utama.

Selain itu, Pertamina menyediakan 26 unit Serambi MyPertamina, yaitu area peristirahatan tambahan bagi pengendara. Fasilitas ini menjadi penunjang bagi pengguna jalan yang membutuhkan tempat singgah saat kelelahan dalam perjalanan panjang.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa upaya mitigasi Pertamina bukan hanya berfokus pada ketersediaan BBM, tetapi juga mencakup peningkatan kenyamanan dan keselamatan masyarakat di jalan.

Penguatan Mitigasi Jadi Kunci Kelancaran Pasokan Akhir Tahun

Dengan pola cuaca yang semakin tidak menentu serta tingginya mobilitas masyarakat selama libur akhir tahun, penguatan seluruh rantai distribusi BBM menjadi langkah penting. Abra menegaskan bahwa skenario mitigasi harus terus diperbarui mengikuti perkembangan cuaca dan dinamika di lapangan.

Melalui Satgas Nataru, kesiapan armada, penguatan stok, layanan mobile, hingga pengawasan kualitas produk, Pertamina berupaya memastikan pasokan energi tetap aman. Tantangan cuaca ekstrem mungkin tidak dapat dihindari, namun mitigasi yang tepat dapat meminimalkan dampaknya terhadap masyarakat.

Terkini