Optimalisasi Pangan Biru untuk Wujudkan Generasi Emas 2045

Senin, 24 November 2025 | 12:03:30 WIB
Optimalisasi Pangan Biru untuk Wujudkan Generasi Emas 2045

JAKARTA - Upaya menciptakan Generasi Emas 2045 kembali ditegaskan pemerintah melalui dorongan optimalisasi pangan biru sebagai sumber nutrisi penting bagi masyarakat. 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menekankan bahwa peningkatan produktivitas pangan biru menjadi langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan gizi nasional.

Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Machmud, menyampaikan bahwa pangan biru—mulai dari ikan, kerang, hingga rumput laut—memiliki kandungan nutrisi kunci bagi perkembangan otak dan janin, khususnya pada fase 1.000 hari pertama kehidupan.

“Pangan biru merupakan sumber pangan kaya nutrisi khususnya omega-3 yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan janin,” ujar Machmud dalam keterangan resminya di Jakarta.

Ia menegaskan bahwa potensi Indonesia sangat besar karena memiliki luas perairan mencapai 6,4 juta km² dan garis pantai sepanjang 108 ribu km, yang menjadi modal kuat dalam pengembangan pangan biru nasional.

Potensi Besar dan Efisiensi Tinggi dari Sumber Pangan Laut

Machmud menjelaskan bahwa proyeksi Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) menunjukkan makanan laut hasil budidaya memiliki efisiensi edible yield hingga 68 persen, lebih tinggi dibandingkan sumber protein hewani lainnya.

Potensi ini, katanya, harus dibarengi dengan kampanye konsumsi ikan yang lebih masif. Peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) pada 21 November menjadi momen penting memperluas edukasi terkait manfaat pangan biru, dengan puncak acara diadakan pada 23 November di Jakarta.

Dukungan lintas kementerian turut memperkuat langkah ini. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Pangan, Muhammad Mawardi, menegaskan bahwa pangan akuatik kini sudah menjadi bagian penting dari transformasi strategis pemerintah untuk memperbaiki gizi masyarakat.

“Kami juga memberikan dukungan terhadap rantai nilai pangan akuatik dan mengurangi food waste atau kehilangan serta pemborosan pangan,” jelas Mawardi.

Peran Pangan Biru dalam Atasi Triple Burden Malnutrition

Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Kemenko PMK, Jelsi Natalia Marampa, mengungkapkan bahwa pangan biru memegang peranan besar dalam menghadapi triple burden malnutrition—kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan zat gizi mikro.

“Ikan adalah sumber protein hewani berkualitas tinggi yang kaya mikronutrien dan omega-3 untuk kecerdasan, serta mendukung pencegahan stunting,” ujarnya.

Ia memaparkan sejumlah studi yang menunjukkan bahwa konsumsi ikan secara rutin berkaitan dengan penurunan risiko stunting pada anak. Dengan tingkat kecukupan gizi yang lebih baik, anak Indonesia diharapkan tumbuh cerdas, sehat, dan produktif menuju Generasi Emas 2045.

Kebijakan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan dan Ketahanan Gizi

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan bahwa program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) terus diperkuat. Program ini tidak hanya meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat, tetapi juga membantu mendorong kesejahteraan nelayan serta pelaku budidaya.

Dengan berbagai kebijakan dan kolaborasi lintas kementerian, pemerintah berharap pangan biru dapat menjadi pilar penting dalam pemenuhan gizi nasional sekaligus mendukung peningkatan ekonomi sektor kelautan.

Terkini