Kampus Didorong Prioritaskan Riset untuk Majukan Ekonomi Nasional

Senin, 24 November 2025 | 12:03:34 WIB
Kampus Didorong Prioritaskan Riset untuk Majukan Ekonomi Nasional

JAKARTA - Peran perguruan tinggi kembali mendapat sorotan setelah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa kekuatan riset menjadi fondasi utama pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. 

Dalam pandangannya, masa depan bangsa tidak dapat terus bertumpu pada sektor-sektor ekstraktif yang selama ini mendominasi.

Menurut Brian, transformasi menuju negara maju hanya dapat diwujudkan melalui industrialisasi berbasis riset. Dan pusat riset terbaik, katanya, tidak lain adalah kampus. “Indonesia tidak mungkin menjadi negara maju jika hanya mengandalkan sektor ekstraktif. Pertumbuhan berkelanjutan hanya bisa dicapai lewat industrialisasi berbasis riset, dan riset terbaik lahir di kampus,” ujarnya.

Penegasan tersebut menempatkan universitas bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan mesin penggerak inovasi yang mempengaruhi kekuatan ekonomi suatu negara.

Riset dan Pertumbuhan Ekonomi: Pelajaran dari Negara Maju

Brian menjelaskan bahwa kemajuan ekonomi global hari ini menunjukkan pola yang konsisten: negara dengan universitas unggul cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Ia mencontohkan China yang kini memiliki PDB per kapita lebih dari 12.000 dolar AS serta deretan universitas yang masuk 100 besar dunia.

Malaysia pun menjadi contoh relevan di kawasan Asia Tenggara. Dengan PDB per kapita sekitar 11.000 dolar AS, negeri jiran itu mampu menempatkan sejumlah kampusnya dalam jajaran 200–500 besar dunia. Temuan ini menegaskan bahwa kualitas perguruan tinggi berbanding lurus dengan produktivitas ekonomi nasional.

Sementara itu, posisi Indonesia masih perlu diperkuat. Brian menyebut Indonesia baru memiliki satu universitas yang berada pada peringkat 101–200 QS, sedangkan beberapa kampus lain berada di rentang 201–500. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi besar yang belum sepenuhnya dioptimalkan.

“Indonesia memiliki fondasi kuat, hampir 10 juta mahasiswa dan lebih dari 300 ribu dosen unggul yang dipimpin. Tantangannya adalah bagaimana mengorkestrasi kekuatan ini agar menghasilkan daya saing yang nyata,” kata Brian.

Transformasi Menuju Universitas 4.0

Untuk mengakselerasi kontribusi perguruan tinggi, Brian menekankan pentingnya transformasi menuju konsep “Universitas 4.0”. Perguruan tinggi masa kini harus mampu menghadirkan dampak nyata dan menjadi pusat inovasi yang terhubung erat dengan industri, pemerintah daerah, hingga masyarakat.

Menurutnya, ruang kelas harus menjadi tempat penciptaan SDM unggul yang mempunyai akses pada teknologi frontier dan ekosistem talenta yang kondusif. Jika ini tercapai, mahasiswa dan dosen dapat melahirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri nasional.

Transformasi tersebut sejalan dengan konsep Diktisaintek Berdampak, yakni kerangka kebijakan yang menekankan pentingnya kontribusi perguruan tinggi secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam kerangka ini, kampus bukan lagi institusi yang bekerja sendiri, melainkan ekosistem yang memajukan wilayah sekitarnya.

Brian menegaskan bahwa rektor memiliki peran strategis dalam ekosistem tersebut. “Rektor adalah pemimpin yang menggerakkan pusat produksi pengetahuan bangsa, arsitek ekosistem riset, dan sosok yang memastikan bahwa kampus dapat melahirkan talenta unggul yang dibutuhkan untuk menggerakkan industri strategis Indonesia,” tuturnya.

Korelasi Riset, Industri, dan Pembangunan Daerah

Salah satu tantangan yang kembali disoroti Mendiktisaintek adalah lemahnya hubungan antara hasil riset kampus dan kebutuhan industri di Indonesia. Banyak penelitian di perguruan tinggi yang belum terhubung langsung dengan persoalan di lapangan, baik pada sektor teknologi, produktivitas daerah, maupun keberlanjutan ekonomi.

Upaya perbaikan mulai dilakukan melalui arahan agar riset dan skripsi mahasiswa berorientasi pada pemecahan masalah-masalah nyata di daerah. Hal ini tidak hanya memperkuat kontribusi kampus, tetapi juga membuka peluang industrialisasi baru di tingkat lokal.

Brian percaya bahwa perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak pembangunan daerah bila ruang kolaborasi diperluas. Keterhubungan yang kuat antara mahasiswa, peneliti, dan dunia usaha akan mengurangi kesenjangan teknologi serta mempercepat pencapaian target industri nasional.

Mewujudkan SDM Unggul Lewat Orkestrasi Talenta Nasional

Dengan jumlah mahasiswa dan tenaga pendidik yang besar, Indonesia memiliki peluang unik untuk melahirkan SDM unggul dalam jumlah besar. Namun, peluang ini hanya dapat terwujud bila talenta-talenta tersebut diarahkan dalam ekosistem riset yang terstruktur, kolaboratif, dan berorientasi masa depan.

Brian menyebut bahwa mimpi besar yang ditanamkan di ruang kuliah, akses pada laboratorium modern, serta kemitraan riset internasional adalah kunci terbentuknya SDM yang mampu bersaing di tingkat global.

Ia menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak ilmuwan, insinyur, dan inovator untuk menggerakkan industri strategis, mulai dari manufaktur, kesehatan, material maju, teknologi digital, hingga energi baru terbarukan.

Penutup: Kampus sebagai Penentu Arah Bangsa

Pernyataan Mendiktisaintek Brian Yuliarto mempertegas bahwa perguruan tinggi memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan ekonomi Indonesia. Dalam ekosistem global yang semakin kompetitif, kampus tidak lagi sekadar lembaga pendidikan, tetapi pabrik inovasi yang menentukan daya saing bangsa.

Transformasi riset, kolaborasi lintas sektor, serta dukungan kebijakan yang tepat akan menjadi modal penting bagi Indonesia untuk beranjak menuju status negara maju. Dengan mengoptimalkan kekuatan talenta nasional, perguruan tinggi dapat menjadi pusat perubahan yang mempengaruhi lintasan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Terkini