China Kembangkan Baterai Solid-State 60Ah untuk Jarak 1.000 Km

Senin, 24 November 2025 | 14:13:02 WIB
China Kembangkan Baterai Solid-State 60Ah untuk Jarak 1.000 Km

JAKARTA - Perkembangan teknologi baterai kendaraan listrik terus memasuki babak baru, dan langkah yang diambil China kali ini menjadi salah satu tonggak pentingnya. 

Alih-alih berfokus pada peningkatan kapasitas produksi berbasis teknologi konvensional, industri otomotif negara tersebut kini mengarahkan perhatian pada baterai all-solid-state yang menawarkan performa dan keamanan lebih tinggi.

Langkah terbaru datang dari GAC Group yang berhasil menyelesaikan lini produksi baterai all-solid-state kelas besar “60 Ah+”. Teknologi ini bukan sekadar perkembangan kecil, melainkan potensi perubahan mendasar pada standar jarak tempuh kendaraan listrik di masa depan.

Terobosan Baterai 60 Ah+ dan Potensi Daya Tempuh 1.000 km

Menurut laporan Carnewschina pada Minggu, fasilitas produksi GAC telah mulai menjalankan uji coba produksi skala kecil untuk sel baterai kapasitas 60 Ah lebih. Sel dengan kapasitas sebesar ini membawa peluang besar bagi industri kendaraan listrik.

Jika saat ini banyak mobil listrik hanya mampu menempuh kisaran 500 km, maka sel 60 Ah+ dinilai dapat menggandakan kemampuan tersebut hingga lebih dari 1.000 km setelah dipasangkan pada kendaraan. Produksi massal diproyeksikan berlangsung pada 2027 hingga 2030.

Secara teknis, istilah “60 Ah+” merujuk pada banyaknya arus yang dapat disuplai oleh sebuah sel baterai dalam satu jam. Semakin besar angkanya, semakin besar energi yang dapat disimpan. Kombinasi beberapa sel berkapasitas besar di dalam satu paket baterai membuat kendaraan mampu menyimpan energi lebih besar daripada baterai berbasis lithium-ion cair.

Keunggulan Energi dan Keamanan Melalui Teknologi Solid-State

Baterai all-solid-state menggunakan elektrolit padat sebagai pengganti cairan pada baterai konvensional. Pergeseran material ini menghadirkan sejumlah keunggulan yang kini menjadi pusat perhatian para produsen baterai dunia.

Lini produksi GAC disebut mampu mencapai kapasitas areal hingga 7,7 mAh/cm². Angka ini jauh di atas kemampuan proses produksi baterai lithium-ion cair yang umumnya berada di bawah 5 mAh/cm².

Qi Hongzhong, Direktur Riset GAC, menegaskan bahwa sel solid-state terbaru ini memiliki kepadatan energi hampir dua kali lipat dari baterai konvensional. Dengan peningkatan tersebut, kendaraan yang sebelumnya menempuh 500 km dapat berpotensi menembus 1.000 km dalam sekali pengisian penuh.

Selain keunggulan energi, baterai solid-state juga menawarkan ketahanan lebih baik terhadap suhu tinggi. Elektrolit padat dapat menahan panas antara 300 hingga 400 °C, sementara baterai lithium-ion konvensional hanya bertahan sekitar 200 °C. Ini menjadikan solid-state sebagai teknologi yang lebih aman terhadap risiko overheat dan kebakaran.

Proses Produksi Baru yang Lebih Efisien dan Hemat Energi

Salah satu inovasi penting yang diterapkan GAC adalah proses produksi anoda “kering”. Proses ini menggabungkan tahapan pencampuran slurry, pelapisan, dan rolling menjadi satu alur terpadu.

Metode tersebut diyakini dapat meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menekan konsumsi energi. Penghematan ini akan menjadi faktor penting untuk menjaga daya saing biaya produksi, terutama ketika teknologi solid-state mulai memasuki skala industri besar.

GAC juga telah menjadwalkan tahap uji integrasi baterai ke kendaraan dalam jumlah kecil pada 2026. Setelah itu, produksi akan berkembang secara bertahap sebelum mencapai tahap massal pada 2027 hingga 2030.

Tantangan Komersialisasi dan Posisi China dalam Persaingan Global

Kendati pencapaian ini merupakan kemajuan besar secara teknis, adopsi komersial teknologi solid-state masih memerlukan waktu. Sejumlah tantangan utama antara lain kebutuhan investasi besar, keamanan jangka panjang, validasi performa pada penggunaan harian, serta pasokan material elektrolit padat yang stabil.

Bahkan secara global, teknologi solid-state hingga kini belum memasuki pasar massal meski sedang diteliti oleh berbagai perusahaan otomotif dan produsen baterai.

Dengan selesainya lini produksi 60 Ah+ ini, GAC berada di posisi strategis sebagai salah satu perusahaan pertama di China yang mampu membuat sel solid-state format besar. Ini memberi China pijakan kuat dalam persaingan internasional ketika teknologi solid-state mulai memasuki tahap komersialisasi yang lebih luas.

Pada akhirnya, keberhasilan meningkatkan kapasitas produksi serta menurunkan biaya akan menentukan seberapa cepat teknologi ini dapat mengubah wajah industri kendaraan listrik dunia.

Terkini