JAKARTA - Di tengah upaya pemulihan besar-besaran pascabanjir dan longsor di Aceh, perhatian utama kini tertuju pada percepatan penormalan pasokan listrik di wilayah terdampak.
Ketersediaan energi menjadi kebutuhan mendesak karena ribuan warga masih berada di titik pengungsian dan banyak fasilitas vital belum dapat beroperasi normal akibat mati listrik.
Upaya percepatan ini mendapat kepastian langsung dari Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, yang menegaskan bahwa perusahaan mengerahkan seluruh sumber daya terbaiknya. Tim tanggap darurat hingga material tower transmisi didorong menuju lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan paling parah.
Apel Siaga Recovery digelar di Lanud Sultan Iskandar Muda pada Sabtu, melibatkan kolaborasi antara TNI, Pemprov Aceh, dan Polda Aceh. Peristiwa itu menandai dimulainya operasi pemulihan skala besar yang terkoordinasi lintas lembaga.
Kerusakan Berat dan Tantangan Pemulihan di Lapangan
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyebutkan bahwa 18 dari 23 kabupaten/kota mengalami kerusakan berat akibat bencana pekan lalu. Banyak wilayah belum terhubung sepenuhnya karena infrastruktur dasar, termasuk jaringan listrik, lumpuh oleh terjangan banjir dan longsor.
“Banyak korban dan wilayah belum terhubung. Listrik padam karena tower roboh, kami harap segera pulih,” ujarnya. Ia menambahkan rasa terima kasih atas respons cepat PLN dan berharap pasokan listrik kembali menyala sesegera mungkin agar aktivitas warga dapat pulih bertahap.
Darmawan Prasodjo memaparkan bahwa kerusakan jaringan cukup signifikan, dengan robohnya 12 tower transmisi 150 kV. Kondisi itu membuat sejumlah wilayah mengalami gangguan listrik total. Sebagai respons, PLN langsung menerapkan status siaga dan membangun tower darurat sejak hari pertama bencana melanda Aceh.
“Kami lepas tim dan peralatan ke lokasi terdampak. PLN bekerja tanpa henti sejak hari pertama bencana,” kata Darmawan. Sekitar 500 petugas diterjunkan, diperkuat material strategis dan peralatan berat untuk mempercepat pemulihan jaringan listrik.
Distribusi Material Lewat Udara dan Darat
Pemulihan infrastruktur kelistrikan di Aceh tidak hanya menghadapi kendala kerusakan tower, tetapi juga akses yang terputus di banyak wilayah. Sejumlah kawasan masih terisolasi sehingga material dan peralatan teknis tidak dapat dikirimkan melalui jalur darat biasa.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, PLN mengandalkan jalur udara dengan mengirim material tower, genset, sembako, serta lampu darurat menggunakan helikopter dan pesawat Hercules. Langkah ini dilakukan agar bantuan segera tiba di titik-titik prioritas.
Selain peralatan, PLN juga mengoperasikan island operation di Nagan Raya dan Arun. Sistem ini digunakan sebagai suplai sementara bagi fasilitas vital warga yang terdampak. Solusi tersebut memungkinkan pelayanan dasar tetap berjalan meski jaringan utama belum sepenuhnya pulih.
Dukungan tambahan datang dari PLN UID S2JB yang menyalurkan 500 lampu emergency ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, menjelaskan bahwa bantuan ini untuk mendukung penerangan di lokasi pengungsian maupun rumah warga.
“Lampu ini jadi penerang darurat di pengungsian maupun rumah warga yang terdampak. Ini solidaritas sesama wilayah,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa dukungan lintas unit PLN akan terus diberikan sampai sistem kelistrikan benar-benar pulih.
Kolaborasi Lintas Instansi Percepat Pemulihan
Kerja sama berbagai pihak menjadi elemen penting dalam percepatan pemulihan listrik di Aceh. TNI membantu distribusi material melalui jalur udara, pemerintah daerah mengoordinasikan kebutuhan lapangan, sementara kepolisian memastikan keamanan di area perbaikan.
Di sisi lain, ratusan petugas PLN terus bekerja di lapangan dengan skema berjaga bergantian untuk memastikan seluruh langkah perbaikan berlangsung cepat. Mulai dari pemeriksaan jaringan, pembangunan tower darurat, hingga pengoperasian suplai sementara dilakukan secara paralel.
PLN menegaskan komitmennya untuk hadir hingga pemulihan selesai sepenuhnya. Setiap titik terdampak akan mendapatkan penanganan bertahap hingga jaringan kembali stabil. Upaya ini sekaligus menjadi bentuk dukungan PLN bagi masyarakat Aceh yang sedang menghadapi masa-masa sulit.
Dengan mobilisasi besar-besaran, suplai logistik yang intensif, serta koordinasi lintas instansi, percepatan pemulihan kelistrikan diharapkan berjalan optimal.
Kembalinya listrik bukan hanya tentang menyalakan lampu, tetapi juga menghidupkan kembali aktivitas ekonomi, layanan publik, dan harapan masyarakat Aceh untuk segera bangkit dari bencana.