JAKARTA - Upaya pemulihan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Aceh berlangsung intensif setelah bencana memutuskan sejumlah jalur logistik.
Dalam situasi yang menuntut kecepatan sekaligus kehati-hatian, berbagai pihak mengerahkan strategi distribusi alternatif untuk menjaga kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan kondisi stok aman, sementara mekanisme suplai pun diperluas melalui berbagai skenario teknis di lapangan.
Situasi terkini menunjukkan bahwa pemerintah dan perusahaan energi menaruh prioritas tinggi terhadap ketersediaan BBM di daerah terdampak. Langkah terkoordinasi antara pusat dan daerah menjadi kunci menjaga layanan publik tidak terganggu, meski akses ke sejumlah wilayah masih sangat terbatas.
Stok BBM Terkendali di Enam Terminal Aceh
BPH Migas melaporkan bahwa stok BBM di Aceh berada pada level aman. Ketersediaan suplai ditopang oleh enam terminal BBM, yaitu Medan Group, Sabang, Lhoksumawe, Krueng, Maulaboh, dan Simeulue.
Anggota Komite BPH Migas, Fathul Nugroho, menyebut bahwa distribusi BBM dilakukan dengan pengawasan ketat.
Dia memastikan bahwa kebutuhan masyarakat tetap dapat dipenuhi, termasuk wilayah yang sebelumnya sempat terputus suplai dari Terminal BBM Lhokseumawe.
Menurut Fathul, “BPH Migas telah berkoordinasi dengan PT Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin Area Aceh di Fuel Terminal Pertamina Krueng Raya untuk menjalankan skenario distribusi Regular, Alternative, dan Emergency (RAE) dalam pengiriman BBM ke wilayah terdampak.”
Sebanyak 18 mobil tangki telah digerakkan untuk menyuplai 13 SPBU di Pidie, Pidie Jaya, dan Bireun. Langkah ini menjadi tahap awal pemulihan layanan di wilayah yang paling terdampak gangguan akses.
Distribusi ke Daerah Terisolasi: Drum, Truk Kecil, hingga Jalur Alternatif
Beberapa wilayah Aceh masih mengalami keterisolasian akibat jalan terputus dan risiko longsor. Kondisi ini membuat distribusi BBM memerlukan pendekatan berbeda.
Fathul menjelaskan bahwa suplai ke Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues dilakukan dengan metode khusus. Untuk Aceh Tengah, misalnya, pengiriman harus menggunakan truk kecil dan dilakukan dengan teknik penurunan drum di dua titik tertentu.
Sementara itu, wilayah Bireuen menerima BBM dari Terminal Krueng Raya dengan memanfaatkan jalur alternatif.
Hal ini dilakukan agar suplai tetap berjalan tanpa menunggu perbaikan akses utama.
Fathul menegaskan, “BBM harus tetap terdistribusi ke masyarakat. Namun, tentu saja tetap memegang prinsip kehati-hatian, agar baik petugas dan masyarakat selamat.”
Dalam situasi darurat, keselamatan petugas distribusi dan warga menjadi pertimbangan utama meski kebutuhan energi masyarakat juga tidak boleh terhambat.
Penyesuaian Kuota Solar dan Imbauan Cegah Panic Buying
Selain pemenuhan BBM untuk kendaraan dan SPBU, pemerintah juga menerima permintaan dari kepala daerah mengenai suplai solar bersubsidi.
Kuota tambahan dibutuhkan untuk menggerakkan alat berat dalam proses pembersihan material bencana.
Fathul menjelaskan bahwa permintaan tersebut telah ditindaklanjuti agar proses penanganan darurat berjalan lebih cepat.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying. Pola konsumsi yang terukur akan mempercepat pemulihan pelayanan BBM di Aceh,” ujarnya.
Kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM secara bijak menjadi faktor penting agar distribusi tetap terjaga merata selama masa pemulihan.
Kolaborasi Pemerintah dan Pertamina untuk Pemulihan Energi Aceh
Di lapangan, PT Pertamina Patra Niaga turut menjalankan strategi distribusi fleksibel menyesuaikan kondisi geografis.
Sales Area Manager Retail Aceh, Misbah Bukhori, menyebut bahwa wilayah Aceh Tengah yang aksesnya terputus akan menerima suplai menggunakan drum sampai titik aman.
Setelah itu, distribusi dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Untuk Aceh Timur, Pertamina sudah melakukan alih suplai dari terminal Lhokseumawe ke Krueng Raya agar pasokan tidak berhenti.
Misbah menegaskan, “Sedangkan untuk wilayah Aceh Tengah yang jalurnya terputus, sedang dipersiapkan distribusi menggunakan drum … dan selanjutnya akan dibantu penyalurannya oleh BNPB.”
Selain pasokan BBM, pemerintah juga mengutamakan pemulihan listrik.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa PLN telah mengirimkan sejumlah tower listrik ke wilayah terdampak, sebagian menggunakan pesawat Hercules.
Proses pemasangan telah dimulai, meski tim masih menemui kendala akibat jalan yang terputus.
Menurut Bahlil, langkah pertama adalah memastikan kembali hidupnya aliran listrik sebagai layanan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Terpisah, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan pihaknya telah meminta Pertamina memastikan seluruh SPBU yang tidak terdampak tetap beroperasi.
Distribusi ke SPBU-SPBU tersebut dijamin tetap berjalan agar masyarakat tidak mengalami kekurangan BBM di tengah kondisi darurat.
Dengan rangkaian strategi suplai alternatif, dukungan logistik lintas instansi, serta imbauan pengendalian konsumsi, pemulihan distribusi energi di Aceh diharapkan berlangsung stabil hingga seluruh akses dapat kembali normal.