BRIN–Danantara Perkuat Riset untuk Hilirisasi Nasional

Senin, 01 Desember 2025 | 11:27:44 WIB
BRIN–Danantara Perkuat Riset untuk Hilirisasi Nasional

JAKARTA - Upaya mempercepat hilirisasi kini memasuki fase baru setelah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Danantara memutuskan untuk memperluas kolaborasi strategis mereka. 

Kemitraan ini dinilai penting untuk memperkuat industri nasional lewat riset terarah, alih teknologi, serta pengembangan ekosistem inovasi yang lebih kompetitif.

Kerja sama tersebut menjadi salah satu langkah konkret dalam membangun fondasi industri berbasis riset yang kokoh, sekaligus mempercepat kemandirian Indonesia dalam penguasaan teknologi inti.

Penguatan Riset Akar Rumput untuk UMKM dan Sektor Strategis

Kepala BRIN Arif Satria menjelaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan tiga jalur kontribusi riset kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM yang juga CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani.

Menurut Arif, jalur pertama diarahkan pada penguatan riset untuk UMKM dan program akar rumput. Ia menegaskan bahwa BRIN menargetkan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui dukungan riset dan inovasi bagi berbagai program nasional.

“BRIN akan memperkuat pertumbuhan 8 persen melalui kontribusi riset dan inovasi untuk UMKM, Koperasi Merah Putih, Kampung Nelayan, MBG, dan untuk program-program grassroots,” kata Arif.

Pendekatan ini menjadi penting karena sektor UMKM dan program masyarakat kerap menjadi penopang ekonomi riil. Dengan riset yang lebih terarah, UMKM diyakini dapat mengakses teknologi yang sebelumnya sulit dijangkau, sehingga mendorong kualitas produksi dan nilai tambah.

Fokus Pengembangan Teknologi untuk BUMN Strategis

Pada jalur kedua, Arif memaparkan bahwa BRIN siap memperkuat riset dan pengembangan bagi BUMN strategis yang berada di bawah Danantara. Sektor-sektor tersebut mencakup kedirgantaraan, perkapalan, pertahanan, dan energi—empat pilar industri yang menjadi fondasi kemandirian teknologi.

Ia menegaskan bahwa BRIN siap menyesuaikan agenda riset dengan arah pembangunan industri nasional yang diemban Danantara.

“Intinya saya datang ke sini untuk memperkuat kerja sama R&D (riset dan pengembangan) untuk menunjang misi Danantara yang sangat mulia membangun industri nasional yang kuat,” katanya.

Komitmen tersebut menunjukkan bahwa Indonesia ingin memperkuat kemampuan teknologinya sejak hulu, bukan hanya menjadi pengguna atau perakit teknologi impor. Dengan riset yang lebih sinergis, BUMN strategis dapat mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan meningkatkan kapasitas inovasi nasional.

Akselerasi Alih Teknologi dari Investasi Asing

Jalur ketiga yang dipaparkan Arif menyoroti urgensi percepatan transfer teknologi dari investor asing. Ia menilai Indonesia membutuhkan strategi komprehensif agar tidak hanya menjadi pasar atau basis perakitan industri global.

“Percepatan alih teknologi ini menurut saya perlu strategi dan kekompakan antara BRIN dengan Danantara,” ujar dia.

Melalui pendekatan ini, BRIN dan Danantara berupaya memastikan bahwa setiap investasi yang masuk membawa manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh industri nasional. 

Transfer teknologi yang efektif dapat membantu Indonesia memperkuat kemampuan produksi, meningkatkan SDM teknologi, serta memperluas ekosistem industri berbasis inovasi.

Arif menambahkan bahwa kedua institusi akan membangun kerja sama strategis untuk mendorong hilirisasi dan percepatan alih teknologi. Sinergi ini diharapkan menjadi pendorong percepatan industrialisasi nasional.

Danantara Tegaskan Pentingnya Nilai Tambah Teknologi

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyambut baik langkah BRIN dan menegaskan bahwa pihaknya memiliki peran penting dalam memastikan setiap investasi industri memberikan nilai tambah teknologi bagi Indonesia.

Menurutnya, hilirisasi tidak akan optimal jika tidak diiringi dengan penguatan sektor riset dan pengembangan.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, investasi di Danantara itu ada minimum return yang kita harapkan above our cost of capital, tetapi kalau ada transfer of technology dan creating more jobs, kita willing to accept lower return. Jadi alih teknologi menjadi sangat penting,” ujar Roslan.

Penegasan tersebut menunjukkan bahwa Danantara menempatkan aspek alih teknologi sebagai komponen strategis dalam investasi, bukan sekadar insentif tambahan. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa industri Indonesia akan diarahkan untuk lebih mandiri dalam penguasaan ilmu dan teknologi.

Persiapan Penguatan Berbagai Sektor dengan Riset Terintegrasi

Rosan menambahkan bahwa sejumlah sektor tengah dipersiapkan untuk memperkuat kolaborasi riset dengan BRIN. Sektor tersebut mencakup transportasi, perkapalan, pangan, hingga ekosistem kendaraan listrik yang saat ini menjadi salah satu fokus transformasi industri nasional.

“Mereka terbuka untuk kerja sama riset. Kita sudah meminta supaya riset battery bisa dilakukan bersama BRIN,” kata Rosan.

Penguatan riset baterai menjadi penting karena kebutuhan energi masa depan semakin bergeser ke solusi ramah lingkungan. Dengan kolaborasi tersebut, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

Terkini