Adhi Karya Kirim Alat Berat Tangani Banjir Sumatera

Senin, 01 Desember 2025 | 15:51:46 WIB
Adhi Karya Kirim Alat Berat Tangani Banjir Sumatera

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) bergerak cepat membantu penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. 

Langkah ini menjadi bagian dari sinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memastikan percepatan pemulihan akses dan infrastruktur di wilayah terdampak.

“Adhi Karya menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh kebutuhan di lapangan dapat direspons dengan cepat, mulai dari mobilisasi alat berat, pasokan BBM hingga penurunan personel teknis,” tulis manajemen ADHI dalam keterangan resmi.

Prioritas di Titik Krisis Sumatera Utara

Di Sumatera Utara, ADHI mengirimkan alat berat ke tiga titik prioritas, yakni Sipirok, Batang Toru, dan Siais. Alat yang dikirim mencakup excavator, loader, dan dozer. Semua alat digunakan untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor, membersihkan material, dan mendukung pekerjaan darurat lain di area kritis.

Mobilisasi ini menjadi prioritas karena akses ke daerah-daerah terdampak sempat terputus. ADHI memastikan koordinasi lapangan berjalan efektif meski kondisi medan cukup menantang, sehingga distribusi bantuan logistik dan pelayanan darurat dapat cepat dilakukan.

Selain itu, tim teknis ADHI bekerja memantau lokasi secara langsung. Mereka bertugas mengendalikan operasi alat berat, mengevaluasi kondisi di lapangan, dan menyesuaikan strategi kerja sesuai perkembangan bencana. Hal ini memastikan penanganan darurat bisa berjalan cepat, terukur, dan aman bagi tim lapangan.

Dukungan ADHI di Aceh dan Pidie

Di Aceh, ADHI menyalurkan alat berat ke beberapa titik terdampak, termasuk wilayah Blangkejeren–Kutacane dan Bireuen–Takengon. Tujuannya membuka akses yang tertutup material longsor serta mempercepat distribusi bantuan.

Selain itu, ADHI menyiapkan unit tambahan untuk wilayah Pidie sebagai antisipasi jika kondisi lapangan memerlukan mobilisasi lebih banyak alat berat. Proses pengiriman alat berat ini telah dimulai sejak 28 November 2025 dan dilakukan secara bertahap mengikuti kondisi di lokasi.

Selain alat berat, ADHI menurunkan personel teknis untuk melakukan pengecekan lapangan, pengendalian operasi, dan pemantauan langsung. Tim ini memastikan setiap kebutuhan penanganan darurat, mulai dari pembukaan akses, distribusi logistik, hingga koordinasi dengan pihak terkait, dapat dilakukan secara cepat dan terukur.

Kolaborasi BUMN dan Pemerintah Percepat Pemulihan Infrastruktur

Langkah ADHI ini menjadi contoh sinergi BUMN dengan pemerintah. Dengan mengerahkan alat berat dan personel teknis, proses penanganan bencana di wilayah terdampak diharapkan berjalan lebih efektif.

Dalam konteks ini, keterlibatan ADHI tidak hanya sebatas pengiriman alat. Koordinasi dengan Kementerian PU dan instansi terkait memastikan langkah-langkah penanganan darurat, pemulihan fasilitas umum, dan bantuan logistik kepada masyarakat terdampak dapat segera terealisasi.

Selain itu, keberadaan personel teknis di lapangan membantu mengurangi risiko kesalahan saat operasi, sehingga distribusi logistik lebih aman dan tepat sasaran. Semua ini menjadi bagian dari tanggung jawab ADHI dalam mendukung pemerintah mempercepat penanganan bencana, membuka kembali akses warga, dan memulihkan kondisi wilayah terdampak.

Langkah ADHI ini juga mencakup dukungan logistik tambahan, termasuk penyediaan BBM untuk alat berat dan kendaraan operasional di lapangan. Penyaluran BBM ini penting agar pekerjaan darurat tidak terhenti karena kendala bahan bakar.

Dengan fokus pada penguatan akses, distribusi logistik, dan pemulihan infrastruktur, ADHI menegaskan komitmennya untuk membantu pemerintah dan masyarakat terdampak bencana. Kolaborasi yang kuat antara BUMN, kementerian, dan pemerintah daerah menjadi kunci agar proses pemulihan berlangsung cepat dan efektif.

Harapan Pemulihan Cepat untuk Masyarakat

Dukungan ADHI diharapkan mampu mempercepat akses ke desa-desa yang sebelumnya terisolasi. Pembukaan jalan, pembersihan material longsor, serta pemulihan fasilitas publik menjadi fokus utama agar bantuan logistik, medis, dan kebutuhan dasar warga dapat tersalurkan.

Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi dan penggunaan alat berat yang tepat, masyarakat di wilayah terdampak dapat segera menerima bantuan. Selain itu, pemantauan langsung tim teknis memastikan bahwa setiap langkah operasi lapangan sesuai dengan kebutuhan di lokasi bencana.

Keberhasilan operasi ini juga diharapkan menjadi contoh bagi kolaborasi BUMN dan pemerintah dalam penanganan bencana di masa depan. Sinergi, perencanaan yang matang, dan respons cepat menjadi kunci utama agar warga terdampak mendapatkan bantuan secara cepat dan efektif.

Terkini