JAKARTA - Bank Sentral Kazakhstan (NBK) tengah menimbang langkah strategis memasukkan aset kripto ke dalam cadangan negara.
Rencana ini mencakup potensi alokasi dana hingga USD 300 juta atau sekitar Rp 4,99 triliun, sebagaimana dikutip dari kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.662.
Timur Suleimenov, Gubernur NBK, menyatakan bahwa dana akan diambil dari Dana Nasional dan cadangan devisa negara. “Ini adalah dana yang perlu dikelola. Sebagian dalam bentuk emas, sebagian lagi surat berharga, dan portofolio terpisah dibuat untuk investasi aset digital,” ujarnya.
Tahap Awal dan Strategi Alokasi Dana
Menurut Suleimenov, alokasi dana kripto tidak harus mencapai angka maksimal USD 300 juta. Bank sentral dapat memilih tahap awal yang lebih konservatif, seperti USD 50 juta, 100 juta, atau 250 juta, tergantung kondisi pasar.
Namun, volatilitas pasar kripto saat ini, terutama penurunan harga Bitcoin lebih dari 17% dalam sebulan terakhir, membuat waktu alokasi masih belum pasti. Suleimenov menekankan, “Kami tidak akan terburu-buru. Analisis menyeluruh diperlukan sebelum peluang investasi yang baik muncul.”
Diversifikasi Portofolio Bank Sentral
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya NBK mendiversifikasi portofolio cadangan. Selama ini, cadangan negara sangat bergantung pada emas dan sekuritas. Dengan menambahkan saham teknologi tinggi dan instrumen keuangan berbasis aset digital, diharapkan portofolio lebih seimbang dan memiliki potensi imbal hasil lebih tinggi.
Suleimenov menekankan, investasi kripto akan tetap memperhitungkan risiko fluktuasi harga. “Imbal hasil tinggi memang menarik, tapi nilai yang sangat fluktuatif tetap harus diperhatikan,” katanya.
Langkah Kazakhstan di Ruang Aset Digital
Pertimbangan NBK muncul tiga bulan setelah Presiden Kazakhstan, Tokayev, menginstruksikan pembentukan cadangan negara strategis untuk aset digital. Cadangan ini diarahkan agar negara memanfaatkan peluang di pasar kripto modern.
Sejak itu, Kazakhstan mulai masuk ke aset digital melalui Alem Crypto Fund, bekerja sama dengan Binance untuk membeli token BNB. Langkah ini menandai kesiapan negara memasuki ruang kripto secara formal sebagai bagian dari portofolio nasional.
Inspirasi dari Negara Maju
Strategi Kazakhstan meniru pendekatan beberapa negara maju dan kawasan Timur Tengah, yang lebih dulu memasukkan kripto dalam strategi investasi mereka. Beberapa mengelola kripto secara langsung, melalui ETF berbasis kripto, atau membeli saham perusahaan yang bergerak di industri aset digital.
Suleimenov menyebut pendekatan ini sebagai “sub-portofolio agresif”, artinya sebagian kecil dari aset negara dialokasikan untuk investasi berisiko tinggi namun memiliki potensi keuntungan besar. “Kami pelajari bagaimana dana Norwegia, Amerika, dan Timur Tengah mengelola investasi kripto mereka,” ujarnya.
Pertimbangan Risiko dan Timing
Penurunan harga kripto yang signifikan membuat NBK memilih menunggu kondisi pasar lebih stabil sebelum mengambil keputusan. “Kami ingin memastikan investasi ini dilakukan pada saat peluang terbaik muncul,” kata Suleimenov. Dengan cara ini, negara diharapkan dapat meminimalkan risiko sekaligus mendapatkan potensi keuntungan yang optimal.
Meskipun demikian, NBK tetap berkomitmen untuk memanfaatkan sebagian kecil cadangan devisa dan emas, sehingga mayoritas portofolio tetap aman dan stabil. Strategi ini memungkinkan negara untuk ikut meraih peluang di pasar digital tanpa mengorbankan keamanan aset utama.
Pandangan Global dan Masa Depan Kripto Negara
Langkah Kazakhstan mencerminkan tren global, di mana beberapa lembaga berdaulat mulai menguji atau menambah aset digital dalam portofolio mereka. Pendekatan ini diharapkan menjadi model bagi negara lain yang ingin mengeksplorasi kripto sebagai instrumen diversifikasi.
Dengan langkah-langkah konservatif namun strategis, Kazakhstan berpotensi membuka jalan bagi pengakuan kripto sebagai bagian dari cadangan resmi negara, sekaligus mendukung pengembangan ekosistem aset digital domestik dan regional.