Kimi Antonelli Gagal Podium Qatar 2025 Karena Kesalahan Sendiri

Selasa, 02 Desember 2025 | 11:41:23 WIB
Kimi Antonelli Gagal Podium Qatar 2025 Karena Kesalahan Sendiri

JAKARTA - Hasil GP Qatar 2025 meninggalkan kesan mendalam bagi Kimi Antonelli. 

Bukan karena persaingan ketatnya, melainkan karena satu kesalahan kecil yang berakibat hilangnya podium yang nyaris berada dalam genggaman.

Pembalap muda Mercedes itu harus menerima kenyataan bahwa performa solid sepanjang akhir pekan tidak mampu mengantarnya naik podium. Bukan karena lawan yang lebih cepat, tetapi karena misjudgment yang ia buat sendiri di lap-lap penutup.

Sebagai pebalap yang baru mencatat dua podium beruntun sebelumnya, Antonelli datang ke Lusail dengan kepercayaan diri tinggi. Namun, tantangan teknis sirkuit dan blunder di saat krusial justru membuatnya pulang hanya dengan posisi kelima.

Antonelli Kehilangan Podium Akibat Kesalahan Sendiri

GP Qatar seharusnya menjadi kesempatan Antonelli melanjutkan tren positif setelah tampil impresif di Brasil dan Las Vegas. Namun sejak Sprint, tanda-tanda kesulitannya mulai tampak ketika ia hanya mampu finis keenam.

Balapan utama pun tidak berjalan lebih mudah. Start dari posisi kelima, Antonelli menghadapi dua hambatan besar: pit stop terlalu lambat dan oversteer yang muncul di momen-momen penting. Kondisi itu membuatnya bekerja lebih keras untuk menjaga posisi.

Pada lap-lap akhir, ia sebenarnya berhasil menempatkan diri di posisi keempat. Namun tekanan udara kotor dari mobil Carlos Sainz jr membuat kestabilan mobilnya goyah. Di Lap 56, ia melebar di Tikungan 9 dan harus merelakan peluang podium lepas begitu saja.

Situasi tersebut langsung dimanfaatkan Lando Norris, yang menyalipnya tanpa kesulitan. Antonelli pun harus menerima posisi kelima, hasil yang sangat jauh dari harapannya.

Kimi Antonelli Jelaskan Kesalahan di Tikungan 9

Kesalahan kecil itu tidak hanya menghilangkan kans menyerang Sainz, tetapi juga membuka jalan bagi Norris. Kepada situs resmi F1, Antonelli mengungkapkan kekecewaan atas balapan yang menurutnya penuh frustrasi.

"Balapan yang cukup bikin frustrasi. Kami tak beruntung saat pit stop, harus menunggu lama di garasi dan kehilangan banyak posisi," ujarnya.

Ia juga menyoroti faktor udara kotor yang membuatnya sulit mendekati Sainz. “Setelah itu, menurut saya balapan jadi sedikit terganggu karena saya terjebak dalam udara kotor Carlos, sungguh sulit untuk mendekat,” curhatnya.

Antonelli tidak mencoba mencari alasan atas blunder yang terjadi dua lap sebelum finis. Ia mengakui sepenuhnya kesalahan tersebut.

“Saya jelas sedikit kesal. Dua lap sebelum finis, saya masuk sedikit terlalu cepat ke Tikungan 9, bagian belakang mobil selip dan keluar trek. Jadi, itu jelas sebuah kesalahan. Kini saya harus menatap ke depan,” lanjutnya.

Kejadian itu menjadi pembelajaran besar, terutama bagi pebalap muda yang tengah berada dalam proses pematangan di level tertinggi.

Evaluasi Diri dan Tantangan di Lusail

Meski kehilangan podium, Antonelli justru melihat sisi positif dari keseluruhan akhir pekan. Ia menyoroti bagaimana performanya dalam start dan stint pertama menunjukkan peningkatan signifikan.

Di sisi lain, ia mengakui bahwa karakter sirkuit seperti Lusail menuntut adaptasi yang lebih baik. Kecepatan tinggi dan kurva berkelanjutan membuat handling mobil menjadi faktor utama, dan di aspek inilah Antonelli merasa harus memperbaiki gaya berkendaranya.

"Di trek seperti ini, saya perlu bekerja sedikit lebih keras, terutama terkait gaya berkendara saya, tetapi secara keseluruhan saya rasa kami membuat langkah yang baik sepanjang akhir pekan," kata Antonelli.

Ia menegaskan bahwa ritme pada awal balapan sebenarnya sangat kompetitif. Namun kesalahan kecil jelang finis membuat semua keunggulan itu hilang begitu saja.

"Hari ini saya melakukan start yang baik dan memiliki kecepatan yang cukup baik di stint pertama, tetapi sangat disayangkan kami harus pulang dengan posisi kelima mengingat podium begitu dekat," ungkapnya.

Perkembangan Positif, tetapi Konsistensi Masih Jadi PR

Kekecewaan Antonelli dapat dimaklumi, terutama setelah dua podium beruntun sebelumnya mengangkat ekspektasi publik. Namun perjalanan musim masih panjang, dan setiap trek menawarkan tantangan berbeda yang dapat membentuk mental bertandingnya.

Mercedes juga menemukan sinyal positif lewat progres Antonelli selama beberapa balapan terakhir. Meski masih berusia 19 tahun, ia menunjukkan pemahaman yang matang soal cara mengevaluasi kesalahan.

Satu hal yang tampak jelas adalah kemampuannya melihat gambaran besar. Ia tidak hanya fokus pada hasil, tetapi memahami proses peningkatan performa yang terjadi sepanjang akhir pekan.

Kesalahan di Tikungan 9 menjadi pelajaran berharga bahwa konsistensi dalam tekanan adalah kunci untuk menjaga posisi. Ke depan, pembelajaran seperti ini menjadi modal penting untuk memperkuat dirinya sebagai kandidat kuat generasi baru Formula 1.

Dengan karakter yang bertanggung jawab dan ambisi tinggi, Antonelli diyakini akan makin matang menghadapi situasi sulit. GP Qatar mungkin membuatnya jengkel, tetapi juga sekaligus mengajarkan hal yang kelak membentuknya menjadi pebalap yang lebih tangguh.

Terkini