Kemendiktisaintek Targetkan Penanganan Darurat Bencana Rampung Akhir Tahun

Selasa, 09 Desember 2025 | 10:52:27 WIB
Kemendiktisaintek Targetkan Penanganan Darurat Bencana Rampung Akhir Tahun

JAKARTA - Upaya percepatan pemulihan pascabencana di sejumlah wilayah Sumatera kini menjadi perhatian serius Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). 

Pemerintah memastikan bahwa segala dampak yang berkaitan dengan pendidikan tinggi ditangani secara darurat hingga tenggat akhir tahun.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menegaskan bahwa proses penanganan darurat ditetapkan berlangsung dalam satu bulan. “Kami punya target durasi satu bulan hingga 31 Desember. Ini sebagai tahap penanggulangan darurat,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemulihan cepat pascabanjir dan longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, yang berdampak besar terhadap aktivitas pendidikan tinggi di daerah tersebut.

Fokus Penanganan Darurat dan Situasi Kampus di Sumatera

Dalam paparannya, Fauzan menjelaskan bahwa penanggulangan darurat mencakup beberapa prioritas utama, termasuk pemenuhan kebutuhan mendesak bagi sivitas akademika, distribusi logistik bagi kampus terdampak, layanan kesehatan darurat, serta pemenuhan kebutuhan dasar untuk penyelamatan jiwa dan pemulihan awal.

Kondisi perguruan tinggi juga menjadi perhatian utama. Berdasarkan data Kemendiktisaintek per 6 Desember pukul 21.00 WIB, terdapat 60 perguruan tinggi yang terdampak di seluruh Sumatera. Jumlah tersebut terdiri atas 4 perguruan tinggi negeri (PTN) dan 27 perguruan tinggi swasta (PTS) di Aceh, 1 PTN dan 13 PTS di Sumatera Utara, serta 9 PTN dan 6 PTS di Sumatera Barat.

Fauzan mengatakan sebagian besar kegiatan belajar mengajar terhenti akibat akses yang terputus, lokasi kampus yang rusak, hingga banyaknya sivitas akademika yang mengungsi. Situasi ini membuat prioritas penanganan darurat menjadi krusial guna memastikan proses akademik dapat pulih secara bertahap.

Tahap Pemulihan Dimulai Awal 2026

Selain fokus pada penanggulangan darurat tahun ini, Kemendiktisaintek juga telah menyiapkan langkah lanjutan untuk pemulihan jangka menengah. Tahap pemulihan dijadwalkan mulai berlangsung pada Januari 2026 dan mencakup program yang lebih komprehensif.

"Pada tahap pemulihan, durasinya mulai Januari 2026," ujar Fauzan. Ia merinci bahwa fokus pemulihan itu meliputi rehabilitasi jangka menengah, pemulihan ekonomi berkelanjutan, rekonstruksi sanitasi, serta edukasi mitigasi bencana untuk meningkatkan ketahanan jangka panjang. Selain itu, dukungan perbaikan infrastruktur seperti jembatan juga menjadi bagian dari agenda pemulihan menyeluruh.

Fauzan menegaskan bahwa program ini tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian integral dari langkah-langkah yang dijalankan kementerian dan lembaga lain yang turut menangani dampak luas bencana Sumatera.

Kolaborasi Kampus dan Dukungan Pendanaan

Upaya pemulihan pendidikan tinggi juga diperkuat melalui kolaborasi dengan kampus-kampus terdampak. Wamendiktisaintek Stella Christie sebelumnya menegaskan pentingnya kehadiran sivitas akademika untuk membantu masyarakat pascabencana. Menurutnya, kampus memiliki peran strategis dalam meringankan beban warga, terutama pada fase awal penanganan.

“Sebagai bentuk dukungan Kemendiktisaintek telah menganggarkan Rp50 miliar untuk digunakan sivitas akademika dalam membantu korban banjir. Ini adalah aksi nyata kampus berdampak dan nanti silakan USU membuat proposal tanggap daruratnya,” ujar Stella saat mengunjungi Posko USU Peduli di Medan, Kamis.

Bantuan tersebut bersifat terbuka bagi seluruh perguruan tinggi di wilayah Sumatera yang terdampak. Setiap proposal yang disetujui dapat memperoleh dukungan pembiayaan hingga Rp500 juta, menyesuaikan kebutuhan dan skala penanganan di masing-masing kampus.

Upaya Terpadu untuk Menjaga Keberlanjutan Akademik

Kementerian menegaskan bahwa pemulihan pascabencana bukan sekadar memperbaiki fasilitas, tetapi juga memastikan keberlanjutan pendidikan tinggi di wilayah terdampak. Kondisi mahasiswa dan dosen yang kehilangan akses atau terdampak langsung bencana menjadi salah satu fokus penting.

Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, kampus, dan lembaga sosial menjadi kunci keberhasilan penanganan berlapis mulai dari darurat hingga rehabilitasi jangka panjang. Dengan target penanganan darurat pada 31 Desember dan rencana pemulihan mulai awal tahun depan, pemerintah berharap aktivitas pendidikan tinggi di Sumatera dapat kembali berjalan normal secara bertahap.

Terkini