BRI Sukses Cetak Laba Rp13,8 Triliun, Perkuat Komitmen pada UMKM dengan Pembiayaan Digital yang Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Jumat, 16 Mei 2025 | 09:24:17 WIB

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menunjukkan kinerja gemilang di tengah gejolak perekonomian global yang masih penuh ketidakpastian. Pada kuartal pertama tahun 2025, BRI berhasil mencetak laba sebesar Rp13,8 triliun, membuktikan ketangguhannya sebagai bank yang memiliki fondasi kuat dan strategi yang adaptif. Lebih dari sekadar mencetak keuntungan, BRI juga terus memperkuat komitmennya dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Kinerja positif ini disampaikan dalam konferensi pers kinerja keuangan triwulan I 2025 oleh jajaran direksi BRI, yang dipimpin oleh Direktur Utama Hery Gunardi. Menurut Hery, meskipun ekonomi global masih dibayangi ketegangan geopolitik dan dampak perang tarif, BRI berhasil menjaga momentum pertumbuhan yang sehat berkat fokus pada sektor domestik dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

“Kami mencatat laba konsolidasian Rp13,80 triliun pada kuartal I 2025, di tengah tekanan global. Ini menunjukkan kekuatan fundamental kami dalam membangun ekonomi berbasis UMKM,” ujar Hery.

Fokus pada UMKM Dorong Pertumbuhan Kredit

Salah satu pilar utama kesuksesan BRI terletak pada strategi penyaluran kredit yang berfokus pada segmen UMKM, yang secara historis terbukti tangguh dan berperan besar dalam menyerap tenaga kerja. Total penyaluran kredit BRI hingga Maret 2025 mencapai Rp1.373,66 triliun, naik 4,97% secara tahunan (year-on-year/yoy). Dari angka tersebut, sebesar 81,97% atau Rp1.126,02 triliun disalurkan kepada UMKM, mempertegas posisi BRI sebagai bank yang berpihak pada ekonomi kerakyatan.

Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit UMKM ini turut diperkuat oleh infrastruktur perbankan digital dan jaringan yang luas hingga ke pelosok desa melalui AgenBRILink. Hingga akhir Maret 2025, jumlah AgenBRILink mencapai 1,2 juta agen, meningkat 49,48% dibandingkan tahun sebelumnya. Agen ini telah menjangkau lebih dari 67 ribu desa atau sekitar 88% wilayah desa di Indonesia, dengan volume transaksi mencapai Rp423 triliun.

“Melalui AgenBRILink, kami bukan hanya memperluas inklusi keuangan, tapi juga meningkatkan literasi finansial masyarakat di wilayah terpencil,” tambah Akhmad.

Manajemen Risiko dan Digitalisasi Jadi Kunci Ketahanan

Di tengah tantangan ekonomi global, BRI juga terus memperkuat manajemen risiko guna menjaga kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) BRI turun menjadi 2,97% dari 3,11% pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, rasio Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 11,12%, dan NPL Coverage mencapai 200,60%, menandakan pencadangan yang memadai.

Direktur Manajemen Risiko Mucharom menegaskan bahwa pendekatan manajemen risiko yang konservatif dan pencadangan yang kuat memberi ketenangan bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya, terutama saat kondisi ekonomi global penuh tekanan.

Tak hanya itu, BRI juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam sektor digital. BRImo, aplikasi digital banking BRI, kini digunakan oleh lebih dari 40,28 juta pengguna, meningkat 20,26% secara tahunan. Sepanjang kuartal I 2025, BRImo mencatat 1,2 miliar transaksi keuangan dengan nilai mencapai Rp1.599 triliun, naik 27,79% yoy. Infrastruktur digital BRI juga didukung oleh 4,3 juta merchant QRIS dan 344 ribu merchant EDC.

Direktur Network & Retail Funding Aquarius Rudianto menyampaikan bahwa keberhasilan digitalisasi turut mendukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp1.421,60 triliun. Dana murah (CASA) menyumbang 65,77% dari total DPK atau sebesar Rp934,95 triliun, menunjukkan efisiensi biaya dana yang semakin baik.

“BRImo menjadi motor utama dalam meningkatkan CASA, sekaligus memperkuat posisi BRI sebagai pemimpin layanan digital banking di Indonesia,” ujarnya.

Fundamental Kuat, Siap Hadapi Dinamika Ekonomi Global

Likuiditas dan permodalan BRI juga berada dalam kondisi sangat kuat. Direktur Finance & Strategy Viviana Dyah Ayu mengungkapkan bahwa rasio Loan to Deposit (LDR) BRI berada di angka 86,03%, sementara rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 24,03%, jauh di atas ketentuan minimum regulator.

“Dengan fondasi keuangan yang solid, kami memiliki ruang untuk tumbuh secara berkelanjutan dan berinovasi lebih jauh,” tutur Viviana.

BRI juga terus mengembangkan ekosistem perbankan dengan mengandalkan lebih dari 36.600 tenaga pemasar dan lebih dari 6.000 unit kerja yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Dengan jumlah rekening simpanan mencapai lebih dari 221 juta dan pengguna QLola sebanyak 211 ribu di segmen korporasi, BRI siap melayani seluruh segmen dari mikro hingga korporasi besar dalam rangka mewujudkan visi sebagai universal banking.

Menutup konferensi pers, Hery Gunardi menegaskan optimisme perusahaan di tengah dinamika global yang tidak menentu. “Transformasi BRI ke arah universal banking memberi peluang besar untuk melayani lebih luas, tanpa meninggalkan akar kami sebagai bank yang berkomitmen pada UMKM dan ekonomi kerakyatan. Dengan laba Rp13,8 triliun dan fondasi yang kuat, kami siap menghadapi tantangan global dan terus tumbuh secara berkelanjutan,” pungkasnya.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB