Rights Issue Jadi Tumpuan CBRE Kejar Pertumbuhan Pendapatan Signifikan

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:06:29 WIB
Rights Issue Jadi Tumpuan CBRE Kejar Pertumbuhan Pendapatan Signifikan

JAKARTA - Langkah penambahan modal menjadi strategi utama PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. dalam menatap fase bisnis berikutnya. Emiten jasa pelayaran ini bersiap menjalankan rights issue sebagai bagian dari upaya memperkuat struktur keuangan dan mempercepat ekspansi usaha. Seiring rencana tersebut, manajemen menargetkan lonjakan pendapatan yang cukup agresif dalam waktu dekat.

Optimisme tersebut muncul bukan tanpa dasar. Perseroan menilai aksi korporasi yang tengah dipersiapkan akan memberi ruang lebih besar bagi pengembangan armada dan peningkatan kapasitas operasional. Dengan fondasi yang lebih kuat, CBRE berharap kinerja keuangan dan operasional dapat tumbuh berkelanjutan.

Rights issue juga dipandang sebagai momentum penting untuk menarik investor baru. Melalui penguatan permodalan, perusahaan ingin membangun kepercayaan pasar sekaligus memperbaiki posisi keuangan yang selama ini masih tertekan oleh beban usaha.

Persetujuan Pemegang Saham dan Rencana Rights Issue

Manajemen CBRE telah mengantongi restu pemegang saham untuk melaksanakan rights issue. Persetujuan tersebut diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar pada Kamis. Setelah mendapatkan lampu hijau, perseroan akan menjalankan seluruh tahapan rights issue sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Direktur Utama Cakra Buana Resources Energi, Suminto Husin Giman, menjelaskan bahwa penambahan modal ini menjadi bagian dari strategi jangka menengah perusahaan. CBRE berencana menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu atau PMHMETD sebanyak-banyaknya 48 miliar saham.

Aksi korporasi tersebut dirancang untuk memperkuat struktur permodalan sekaligus memperbaiki kondisi keuangan. Selain itu, rights issue diharapkan dapat membuka peluang masuknya investor baru yang dapat mendukung pengembangan usaha ke depan.

Dengan dukungan pemegang saham, manajemen optimistis proses rights issue dapat berjalan lancar. Perseroan menilai langkah ini penting untuk menciptakan fondasi bisnis yang lebih sehat dan kompetitif di industri pelayaran.

Pemanfaatan Dana dan Penguatan Operasional

Dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk beberapa kebutuhan utama. Salah satunya adalah pembayaran sebagian utang kepada pihak ketiga, yang diharapkan dapat memperbaiki rasio keuangan perusahaan.

Selain itu, dana juga akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja. Langkah ini penting untuk memastikan kelancaran operasional harian, terutama dalam mendukung kontrak-kontrak yang telah dan akan dijalankan oleh perseroan.

Sebagian dana rights issue juga akan dialokasikan untuk belanja modal atau capex. Fokus capex diarahkan pada penambahan armada kapal, yang dinilai krusial untuk meningkatkan kapasitas layanan dan daya saing CBRE di sektor pelayaran.

Seiring dengan rencana tersebut, perseroan optimistis dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik. Penguatan armada dan struktur biaya diharapkan mampu mendorong efisiensi sekaligus meningkatkan kontribusi pendapatan.

Target Kinerja dan Strategi Peningkatan Pendapatan

Sejalan dengan aksi korporasi yang dilakukan, CBRE memasang target pertumbuhan pendapatan yang cukup ambisius. Manajemen menargetkan peningkatan revenue sebesar 30 persen secara tahunan pada 2026, didukung oleh kontrak baru yang telah dikantongi.

"Perseroan punya target peningkatan revenue 30% YoY [secara tahunan/year on year] pada 2026 seiring juga dengan adanya kontrak baru. Dari sana diharapkan fundamental perusahaan semakin kuat," kata Suminto dalam public expose pada Kamis (18/12/2025).

Salah satu penopang target tersebut berasal dari kontrak kerja sama jangka panjang. Perseroan telah memperoleh kontrak penyewaan satu unit kapal lepas pantai dengan PT Gunanusa Utama Fabricators, yang diharapkan memberikan kontribusi pendapatan stabil.

Selain itu, CBRE juga membidik tambahan pendapatan dari long-term charter pipe laying dan lifting vessel. Kontribusi dari segmen ini dinilai mampu meningkatkan pendapatan secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Efisiensi Biaya dan Tantangan Transformasi

Di sisi lain, CBRE juga berupaya meningkatkan margin keuntungan melalui efisiensi operasional. Perseroan melakukan penghematan konsumsi bahan bakar, pengelolaan kru yang lebih efektif, serta optimalisasi rute pelayaran.

Langkah efisiensi juga dilakukan pada beban operasional. CBRE menargetkan penurunan opex sebesar 10 hingga 15 persen melalui struktur biaya yang lebih ramping dan terkontrol. Selain itu, perusahaan menerapkan disiplin arus kas serta penguatan pengelolaan piutang.

Untuk tahun 2026, manajemen menyadari adanya tantangan seiring transformasi ke sektor offshore. Pengalaman dan kebutuhan modal menjadi tantangan utama yang harus dihadapi perseroan dalam fase ini.

"Salah satu challenge yang paling besar itu ada di pengalaman dan modal. Maka, manuver yang kami lakukan ini diharapkan bisa memberikan dampak yang besar terhadap perseroan," kata Suminto.

Berdasarkan laporan keuangan, hingga kuartal III/2025 CBRE mencatatkan pendapatan sebesar Rp28,54 miliar. Namun, perseroan masih membukukan rugi bersih Rp32,83 miliar pada periode yang berakhir 30 September 2025. Dengan rights issue dan strategi yang disiapkan, CBRE berharap dapat membalikkan kinerja dan memperkuat fundamental bisnis ke depan.

Terkini