Meskipun Perang Dagang dan Geopolitik, BRI Cetak Laba Kuartal I 2025 dan Tetap Fokus Dorong UMKM dengan Inovasi Digital dan Kredit Berkelanjutan

Minggu, 11 Mei 2025 | 12:53:17 WIB

JAKARTA  – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang impresif di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan tensi geopolitik yang berlangsung sejak awal tahun ini. Pada kuartal pertama 2025, BRI membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp13,80 triliun, dengan total aset mencapai Rp2.098,23 triliun atau meningkat 5,49 persen year-on-year (yoy).

Pencapaian ini disampaikan langsung oleh jajaran direksi BRI dalam konferensi pers kinerja keuangan kuartal I 2025, yang dipimpin oleh Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, didampingi oleh Direktur Finance & Strategy Viviana Dyah Ayu, Direktur Manajemen Risiko Mucharom, Direktur Micro Akhmad Purwakajaya, dan Direktur Network & Retail Funding Aquarius Rudianto.

Ekonomi Indonesia Tetap Resilien

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa meskipun kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian, ekonomi domestik Indonesia mampu menunjukkan daya tahan yang kuat, terutama didorong oleh konsumsi masyarakat yang masih tumbuh positif. "BRI memproyeksikan dampak perang tarif dan tensi geopolitik tidak akan berdampak signifikan pada kinerja kami karena fokus bisnis kami sangat bergantung pada konsumsi domestik," ujar Hery.

Lebih jauh, Hery menambahkan optimisme terkait potensi hasil positif dari negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang dapat membuka peluang bisnis baru. Hal ini sejalan dengan strategi BRI yang terus memperkuat basis bisnis UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

UMKM Jadi Pilar Utama Pertumbuhan BRI

Fokus utama BRI pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kembali menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit dan profitabilitas. Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, mengungkapkan bahwa penyaluran kredit BRI pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp1.373,66 triliun, meningkat 4,97 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Dari total kredit tersebut, sebesar 81,97 persen atau Rp1.126,02 triliun dialokasikan untuk UMKM," jelas Akhmad. Ia juga menyoroti keberhasilan program AgenBRILink yang kini memiliki 1,2 juta agen yang tersebar di lebih dari 67 ribu desa, mencakup 88 persen desa di seluruh Indonesia. Program ini menjadi andalan BRI dalam memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil.

Transaksi melalui AgenBRILink juga mengalami lonjakan signifikan dengan nilai transaksi mencapai Rp423 triliun pada kuartal I 2025, tumbuh 49,48 persen secara yoy. "Pertumbuhan ini menegaskan keberhasilan BRI dalam menjangkau masyarakat dan UMKM melalui inovasi digital dan layanan keuangan yang mudah diakses," tambah Akhmad.

Kualitas Kredit yang Terjaga

Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, menyatakan bahwa kualitas kredit perusahaan terus membaik meski menghadapi tantangan ekonomi global. Rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI berhasil ditekan dari 3,11 persen pada Maret 2024 menjadi 2,97 persen pada Maret 2025. Sementara rasio Loan at Risk (LAR) juga turun dari 12,68 persen menjadi 11,12 persen.

"Dengan NPL Coverage yang kuat di level 200,60 persen, kami yakin BRI memiliki kesiapan optimal untuk menghadapi risiko-risiko yang mungkin timbul akibat dinamika global," kata Mucharom.

Dana Pihak Ketiga dan Digitalisasi yang Meningkat

Selain kinerja kredit yang solid, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga tumbuh sehat mencapai Rp1.421,60 triliun. Direktur Network & Retail Funding BRI, Aquarius Rudianto, menjelaskan bahwa porsi dana murah (Current Account Saving Account/CASA) kini mendominasi 65,77 persen atau Rp934,95 triliun, meningkat dari 61,66 persen pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini sangat didukung oleh layanan digital BRI, terutama aplikasi Super App BRImo yang saat ini melayani lebih dari 40,28 juta pengguna aktif, tumbuh 20,26 persen dibanding tahun lalu. Transaksi melalui BRImo mencapai 1,2 miliar dengan nilai Rp1.599 triliun, naik 27,79 persen yoy.

BRI juga memperluas ekosistem pembayaran digital dengan menghadirkan 4,3 juta merchant QRIS dan 344 ribu merchant menggunakan Electronic Data Capture (EDC). “Digitalisasi layanan kami terus kami percepat untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang kian meningkat, sekaligus memperkuat inklusi keuangan,” kata Aquarius.

Modal Kuat Dukung Pertumbuhan

Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menyampaikan kondisi likuiditas dan permodalan perusahaan sangat sehat, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 86,03 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,03 persen, jauh di atas ketentuan minimum regulator.

"Kondisi ini memberikan ruang yang cukup bagi BRI untuk terus tumbuh dan berekspansi di tengah tantangan ekonomi global yang masih berlangsung," kata Viviana.

Optimisme di Tengah Tantangan

Hery Gunardi menutup konferensi pers dengan optimisme tinggi terhadap masa depan BRI. Saat ini, BRI didukung oleh 36.600 tenaga pemasar dan lebih dari 6 ribu unit kerja yang tersebar di seluruh Indonesia, melayani lebih dari 221 juta rekening simpanan serta 211 ribu pengguna layanan QLola di segmen korporasi.

“Transformasi BRI menuju universal banking akan memperkuat posisi kami untuk melayani seluruh segmen, mulai dari UMKM hingga korporasi besar, sejalan dengan visi Asta Cita pemerintah,” pungkas Hery.

Dengan fondasi yang kuat dan strategi yang terarah, BRI optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan dan memperkokoh kontribusi terhadap perekonomian nasional di tengah situasi global yang penuh tantangan.

Terkini

14 Aplikasi Gratis Belajar Bahasa Inggris 2025

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:35 WIB

Cara Membatalkan Pesanan di Zalora, Mudah dan Praktis

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:32 WIB

11 Cara Jitu Mengatasi Susah Tidur, Dijamin Ampuh!

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:19 WIB