MINYAK

Lonjakan Harga Pangan Awal Ramadhan: Cabai dan Minyak Goreng Mendominasi Perhatian

Lonjakan Harga Pangan Awal Ramadhan: Cabai dan Minyak Goreng Mendominasi Perhatian
Lonjakan Harga Pangan Awal Ramadhan: Cabai dan Minyak Goreng Mendominasi Perhatian

JAKARTA - Awal Ramadhan 1446 Hijriah menghadirkan tantangan tersendiri bagi perekonomian rumah tangga di Indonesia, terutama menyangkut kenaikan harga sejumlah bahan pokok. Fenomena ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, mengingat pentingnya kebutuhan pangan selama bulan puasa. Dua komoditas yang menjadi sorotan utama adalah cabai rawit merah dan minyak goreng MinyaKita, yang mengalami peningkatan harga signifikan. Pemerintah pun berupaya keras menjaga stabilitas harga di tengah kondisi ini.

Kenaikan Harga Bahan Pokok:
Dalam beberapa pekan terakhir, harga cabai rawit merah mengalami lonjakan drastis, dipicu oleh cuaca buruk yang menghambat pasokan. Di beberapa pasar tradisional, seperti Pasar Tradisional Bersehati di Manado, harga cabai rawit melonjak menjadi Rp 120.000 per kilogram pada 2 Maret 2025. Hanya sehari sebelumnya, harga masih berada di kisaran Rp 80.000 per kilogram. Situasi serupa terjadi di Pasar Johar, Semarang, di mana konsumen terpaksa mencari alternatif dengan membeli cabai yang sudah busuk tetapi masih dapat diolah.

Tantangan Cuaca Buruk:
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh kondisi cuaca buruk yang membuat petani kesulitan memanen hasil panen mereka. "Kondisi cabai sekarang ini memang ada kendala karena faktor hujan. Petani tidak bisa memanen, sehingga pasokan ke pasar tersendat," kata Arief. Menurutnya, pasokan cabai diperkirakan akan kembali normal pada minggu kedua atau ketiga bulan Maret 2025, sehingga memberi harapan akan penurunan harga pada pertengahan bulan tersebut.

Minyak Goreng di Atas HET:
Selain cabai, minyak goreng MinyaKita juga menjadi perhatian akibat harga yang masih jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah. Kenaikan ini menambah beban bagi masyarakat yang berharap bisa menjaga pengeluaran rumah tangga tetap terjangkau selama bulan suci.

Respons Pemerintah:
Menyikapi situasi ini, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah dalam mengawasi distribusi bahan pokok sepanjang Ramadhan. "Kami ingin memastikan masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang, tanpa harus khawatir dengan harga pangan. Pasokan cukup, harga terkendali, dan distribusi kami pantau agar tidak ada yang bermain harga," ujarnya usai melakukan inspeksi di Pasar Kramat Jati dan Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, pada 1 Maret 2025.

Langkah-Langkah yang Dilakukan:
Pemerintah berencana untuk menggandeng aparat penegak hukum guna mencegah adanya praktik curang yang dapat menyebabkan inflasi harga yang tidak wajar. Selain itu, program subsidi dan operasi pasar di sejumlah wilayah juga dipersiapkan untuk menekan harga kebutuhan pokok agar tetap stabil.

Dukungan dari Masyarakat Sipil:
Di tengah situasi harga pangan yang melambung, Muhammadiyah mengajak seluruh pihak untuk tetap saling menghormati dan menjaga kekompakan menghadapi bulan Ramadhan. Dalam keterangannya, Muhammadiyah mengajak masyarakat untuk mengelola konsumsi dengan bijak agar tidak terjebak dalam perilaku konsumtif yang dapat memperburuk keadaan.

Potensi Perbaikan:
Meski kenaikan harga masih menjadi persoalan, sejumlah pihak optimis akan perbaikan kondisi dalam waktu dekat, terlebih dengan adanya proyeksi perbaikan cuaca yang akan mempengaruhi pasokan cabai dari para petani. Upaya pemerintah memantau dan mengendalikan harga juga diharapkan dapat meredakan kekhawatiran masyarakat.

Kenaikan harga pangan di awal Ramadhan ini memperlihatkan betapa krusialnya peran pemerintah dan masyarakat dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama di saat-saat penting seperti bulan suci. Dengan kerjasama yang baik antara berbagai pihak, diharapkan kondisi perekonomian dapat kembali stabil dan masyarakat dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan tenang. Dalam situasi ini, koordinasi antar lembaga pemerintah serta penegakan regulasi harga menjadi kunci penting demi tercapainya kestabilan pangan di tanah air.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index