JAKARTA - Dalam upaya mendukung swasembada pangan Indonesia, Petrokimia Gresik, anggota holding Pupuk Indonesia, terus menggencarkan optimalisasi konsep Green Port atau Pelabuhan Hijau di Terminal Untuk Pelabuhan Sendiri (TUKS). Langkah ini dianggap sebagai strategi krusial untuk memperbaiki logistik distribusi pupuk agar lebih efisien, khususnya dalam hal penyaluran pupuk bersubsidi ke berbagai penjuru Indonesia.
Hal ini dinyatakan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, dalam acara "Green Port Award System 2024" yang diselenggarakan di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, pada Rabu 26 FEBRUARI 2025.
Mengoptimalkan Infrastruktur Pelabuhan
Dwi Satriyo menjelaskan bahwa Petrokimia Gresik diberi kepercayaan oleh Pemerintah untuk mendistribusikan pupuk bersubsidi secara nasional. "Optimalisasi konsep Green Port tidak hanya tentang membuat pelabuhan kita lebih ramah lingkungan, tapi juga bagaimana kita bisa meningkatkan efisiensi dalam distribusi pupuk," katanya.
Beliau menambahkan, "Distribusi pupuk bersubsidi adalah tugas yang kompleks karena melibatkan tidak hanya antar wilayah di Pulau Jawa yang bisa ditempuh lewat jalur darat, tetapi juga antarpulau yang memerlukan moda transportasi laut." Dengan demikian, peningkatan infrastruktur pelabuhan yang lebih hijau dan efisien dipandang sebagai kebutuhan mendesak.
Langkah Konkrit Menuju Pelabuhan Hijau
Konsep Pelabuhan Hijau yang diterapkan Petrokimia Gresik mencakup beberapa langkah strategis, antara lain peningkatan efisiensi operasional pelabuhan, penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
Penggunaan energi terbarukan, seperti solar panel, menjadi salah satu prioritas dalam mewujudkan pelabuhan hijau. Di sisi lain, untuk menurunkan emisi, berbagai teknologi untuk memonitor dan meminimalkan polusi udara dan air juga diterapkan. Dengan inovasi ini, Petrokimia Gresik berharap dapat menjadi teladan industri dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan logistik dan kelestarian lingkungan.
Dampak Positif pada Swasembada Pangan
Optimalisasi Green Port ini memiliki implikasi langsung terhadap efisiensi logistik pupuk. Efisiensi distribusi pupuk dianggap vital untuk menunjang sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung swasembada pangan di Indonesia.
"Dengan distribusi pupuk yang cepat dan tepat, kita berharap dapat mendukung para petani dalam meningkatkan produktivitas pangan lokal. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat upaya kita semua dalam mewujudkan swasembada pangan," tegas Dwi Satriyo.
Tantangan dan Fokus Ke Depan
Kendati demikian, Dwi tidak menampik adanya tantangan dalam mengimplementasikan Green Port. "Tantangan terbesar adalah investasi awal yang tidak sedikit dan adaptasi teknologi baru," ujarnya. "Namun, dengan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak, kita optimis pelabuhan hijau ini dapat terwujud secara optimal."
Ke depan, selain terus fokus pada peningkatan infrastruktur hijau, Petrokimia Gresik juga akan berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan instansi untuk menciptakan ekosistem distribusi pupuk yang lebih berkelanjutan.
Harapan dan Komitmen Petrokimia Gresik
Sebagai penutup, Dwi Satriyo menegaskan kembali komitmen Petrokimia Gresik dalam melaksanakan peran strategisnya. "Kami berkomitmen terus berinovasi demi memberikan solusi logistik terbaik untuk mendukung program strategis pemerintah, khususnya dalam mencapai swasembada pangan," pungkasnya.
Dengan strategi optimalisasi pelabuhan hijau ini, Petrokimia Gresik tidak hanya meningkatkan efisiensi distribusi pupuk, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan dan mendukung peningkatan ketahanan pangan di Indonesia. Semua ini menunjukkan bagaimana industri dan pelestarian lingkungan bisa berjalan seiring untuk masa depan yang lebih baik.
Menggerakkan Perubahan Positif
Tidak hanya berhenti di sektor pelabuhan, konsep hijau yang diusung Petrokimia Gresik diharapkan dapat merambah ke berbagai lini operasional lainnya. Dengan semakin meningkatnya kesadaran perusahaan mengenai pentingnya keberlanjutan, langkah ini bisa menjadi pemicu bagi industri lain untuk mengambil bagian dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan efisiensi operasional.
Dengan adanya upaya ini, Petrokimia Gresik telah membuktikan bahwa sinergi antara teknologi, efisiensi, dan kelestarian lingkungan bukan saja mungkin, tetapi merupakan keharusan di era modern ini. Implementasi Pelabuhan Hijau tak hanya menjawab tantangan distribusi pupuk, tetapi juga merespons kebutuhan mendesak akan lingkungan yang lebih bersih dan aman bagi generasi mendatang.