JAKARTA - Manchester United mengirim pesan kuat ke seluruh Premier League lewat kemenangan 2-1 atas Liverpool di Anfield. Kemenangan ini bukan sekadar tambahan tiga poin, melainkan bukti bahwa skuad Ruben Amorim mulai menemukan identitas permainan mereka.
Dalam tekanan besar di kandang juara bertahan, Setan Merah tampil efisien, berani mengambil risiko, dan solid dalam bertahan. Gol cepat Bryan Mbeumo membuka keunggulan MU di awal laga, sebelum Cody Gakpo menyamakan kedudukan untuk Liverpool. Namun, sundulan Harry Maguire di menit akhir menjadi penentu kemenangan pertama MU di Anfield sejak 2016.
Bagi Amorim, kemenangan ini terasa istimewa. Dua kemenangan beruntun di Premier League menjadi sinyal bahwa MU bangkit setelah kekalahan memalukan dari Grimsby Town di Carabao Cup. Kini, MU naik ke posisi kesembilan klasemen sementara, sementara Liverpool tertinggal empat poin dari Arsenal di puncak klasemen.
Lammens Bersinar, Maguire Kokoh Jadi Tembok Pertahanan
Salah satu sorotan utama dalam kemenangan ini adalah penampilan solid di lini belakang. Senne Lammens menjadi bintang dengan rating 8,3, menunjukkan ketenangan luar biasa di bawah tekanan.
Amorim sempat mengatakan, “Dia belum seperti Schmeichel,” dua pekan lalu. Namun, performa penjaga gawang muda ini di Anfield bisa saja mengubah persepsi itu. Berkali-kali ia menggagalkan peluang emas Liverpool, terutama dari lini depan yang agresif sejak menit awal.
Di depan Lammens, Harry Maguire (rating 8,0) tampil dominan dalam duel udara. Ketika Liverpool menggempur dengan umpan silang bertubi-tubi, Maguire menjadi benteng utama. Sundulannya di penghujung laga bukan hanya memastikan kemenangan, tapi juga menunjukkan kepemimpinannya di lapangan.
Sementara itu, Matthijs de Ligt (6,8) dan Luke Shaw (6,8) berkontribusi menjaga keseimbangan di lini belakang. Meski De Ligt sempat kewalahan menghadapi pergerakan Cody Gakpo, Shaw menunjukkan kecepatan dan kedisiplinan dalam menutup ruang serangan sayap tuan rumah.
Fernandes Orkestrator Serangan, Mbeumo dan Amad Jadi Motor
Lini tengah menjadi poros penting dalam kemenangan ini. Bruno Fernandes (8,2) kembali memperlihatkan perannya sebagai jenderal lapangan tengah MU. Umpan silangnya di menit akhir yang menemui kepala Maguire menjadi bukti kualitas sang kapten dalam membaca permainan.
Casemiro (6,9) tampil efisien di satu jam pertama laga. Meski terlihat santai dalam mengawal area tengah, ia memperlihatkan agresivitasnya di akhir laga dengan tekel keras terhadap Mohamed Salah—momen yang menunjukkan bahwa MU tidak ingin kehilangan kendali permainan.
Dari sisi sayap, Amad Diallo (7,8) tampil eksplosif. Energik dan berani, ia beberapa kali memicu peluang berbahaya meski akhirnya ditarik keluar sebelum menit ke-60. Di sisi kanan, Diogo Dalot (7,2) tampil disiplin dengan menjaga keseimbangan serangan dan pertahanan.
Bryan Mbeumo (7,4) menjadi pembeda sejak awal laga. Gol cepatnya di menit kedua memberi keunggulan psikologis besar bagi MU. Mason Mount (6,5) juga berperan penting sebagai penghubung lini tengah dan depan, menjaga ritme permainan agar tetap stabil.
Pergantian Efektif dan Kolektivitas Jadi Kunci Kemenangan
Kekuatan MU di Anfield bukan hanya berasal dari starter, tetapi juga dari pemain pengganti yang masuk dengan kontribusi tepat. Manuel Ugarte (6,4) dan Patrick Dorgu (6,7) menjaga ritme permainan saat Liverpool meningkatkan tekanan.
Benjamin Sesko (6,9) memberi energi baru di lini depan dengan pergerakan cerdasnya yang membuat pertahanan Liverpool tetap waspada hingga akhir laga.
Masuknya Leny Yoro dan Kobbie Mainoo di menit-menit akhir memperlihatkan kedalaman skuad yang semakin solid. Meski hanya bermain sebentar, keduanya menunjukkan mental kuat dalam menjaga keunggulan di laga sebesar ini.
Amorim juga menunjukkan kejelian dalam membaca situasi pertandingan. Setiap pergantian pemain memiliki tujuan taktis yang jelas, mulai dari menjaga tekanan hingga memperlambat tempo untuk mengunci kemenangan.
Momentum Kebangkitan MU Semakin Terlihat
Bagi Manchester United, kemenangan di Anfield memiliki makna lebih dari sekadar tiga poin. Ini adalah simbol perubahan. Setelah tersingkir dari Carabao Cup dengan cara memalukan, Amorim berhasil membangkitkan semangat kolektif timnya.
Maguire, yang sempat diragukan, menjawab dengan penampilan tangguh dan gol kemenangan. Fernandes menunjukkan kepemimpinan di lapangan, sementara Lammens membuktikan diri bisa diandalkan dalam laga besar.
“Dia belum seperti Schmeichel,” kata Amorim sebelumnya. Namun, performa Lammens di Anfield bisa membuat publik mulai percaya bahwa MU punya penjaga gawang masa depan.
Dengan performa seperti ini, MU mulai menunjukkan karakter tim besar: disiplin, efisien, dan tajam dalam memanfaatkan peluang. Jika konsistensi ini berlanjut, peluang mereka untuk merangsek ke papan atas klasemen Premier League terbuka lebar.
Pesan Kemenangan dari Anfield
Kemenangan 2-1 atas Liverpool bukan hanya soal skor akhir. Ini tentang keberanian MU menghadapi tekanan besar di markas lawan, tentang kemampuan tim menahan gempuran, dan tentang ketenangan dalam menuntaskan peluang di saat krusial.
Anfield menjadi saksi lahirnya momentum baru bagi MU. Amorim bisa tersenyum lebar: timnya bukan hanya menang, tapi juga menunjukkan karakter. Dan untuk pertama kalinya sejak 2016, Setan Merah kembali meninggalkan Anfield dengan kepala tegak dan tiga poin di tangan.