JAKARTA - Memasuki awal bulan Desember, perhatian pelaku pasar kembali tertuju pada kemampuan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjaga momentum pemulihan setelah ditutup menguat pada pekan lalu.
Pada perdagangan Senin, 1 Desember 2025, analis memperkirakan indeks akan lebih dahulu menguji area support minor sebelum menentukan arah berikutnya. Meski tekanan jual masih terbuka, peluang penguatan jangka pendek tetap dinilai cukup besar apabila sentimen pasar membaik.
Analis BRI Danareksa Sekuritas dalam riset hariannya menilai IHSG berpotensi menguji level 8.490 sebelum akhirnya mencoba rebound menuju kisaran 8.552.
Data ekonomi domestik yang dirilis selama beberapa hari ke depan—seperti PMI manufaktur, inflasi, hingga neraca perdagangan—dipandang sebagai katalis penting yang dapat memengaruhi respons investor.
Proyeksi Teknis dan Saham Pilihan Versi Analis
BRI Danareksa Sekuritas menyebutkan bahwa beberapa saham menjadi perhatian manajer investasi di bawah Danantara. Beberapa yang disorot antara lain PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Timah Tbk (TINS).
Ketiga saham tersebut dinilai berpotensi menarik perhatian pasar, terutama bila pergerakan indeks bergerak sesuai skenario kenaikan jangka pendek.
Sementara itu, analisis dari MNC Sekuritas memberikan pandangan teknikal yang sedikit berbeda. Menurut mereka, IHSG masih berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii], yang berarti ruang penguatan tetap terbuka. Dalam skenario ini, indeks dinilai dapat mengarah ke area 8.660 apabila momentum pembelian kembali meningkat.
“Namun, cermati pula area koreksi pada rentang 8,460–8,491 sekaligus menguji area support,” tulis MNC Sekuritas dalam risetnya.
Dalam pandangan mereka, IHSG memiliki support pertama pada level 8.491, sementara pelemahan lebih dalam dapat membawa indeks ke level 8.428. Di sisi atas, resistance pertama berada di area 8.616. Jika berhasil ditembus, peluang menuju 8.660 dianggap semakin besar.
Pada perdagangan hari ini, MNC Sekuritas menjagokan beberapa saham seperti ASII, BBRI, PTRO, dan TPIA yang dinilai memiliki peluang performa positif berdasarkan struktur teknikal saat ini.
Performa IHSG Pekan Lalu Jadi Modal Positif
Mengacu pada pergerakan pekan sebelumnya, IHSG berhasil menutup perdagangan di zona hijau. Dalam rentang 24–28 November 2025, indeks mencatat penguatan 1,12% menuju 8.508,70 dari posisi 8.414,35 pada pekan sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan signifikan pada nilai transaksi harian Bursa.
Rata-rata nilai transaksi harian melonjak menjadi Rp30,31 triliun, mencerminkan meningkatnya partisipasi pelaku pasar dalam perdagangan saham selama pekan tersebut. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad menjelaskan bahwa kapitalisasi pasar juga mengalami peningkatan 1,53% menjadi Rp15.626 triliun.
“Peningkatan tertinggi tercatat pada rata-rata nilai transaksi harian BEI, yaitu sebesar 41,87% menjadi Rp30,31 triliun, dari Rp21,37 triliun pada pekan sebelumnya,” ujar Kautsar.
Ia menambahkan bahwa rata-rata volume transaksi harian juga naik 28,57% menjadi 50,50 miliar lembar dari 39,28 miliar lembar pada pekan lalu. Adapun frekuensi transaksi harian turut meningkat 12,38% menjadi 2,61 juta kali.
Meskipun demikian, terdapat tekanan dari sisi arus modal asing. Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp1,02 triliun pada penutupan Jumat.
Secara kumulatif, sepanjang tahun 2025, investor asing telah membukukan jual bersih Rp29,58 triliun. Tekanan jual asing ini masih menjadi sentimen negatif yang membayangi optimisme jangka pendek pelaku pasar domestik.
Sentimen Ekonomi Domestik Jadi Katalis Selanjutnya
Pergerakan IHSG pada hari ini diperkirakan sangat dipengaruhi oleh rilis data ekonomi domestik. PMI manufaktur akan memberi gambaran mengenai kondisi industri pengolahan, salah satu indikator penting yang mencerminkan aktivitas bisnis nasional.
Selain itu, data inflasi juga diperkirakan memberi arah baru terhadap ekspektasi kebijakan moneter Bank Indonesia.
Neraca perdagangan yang akan dirilis dalam waktu dekat juga menjadi perhatian utama investor. Surplus yang berlanjut dapat memperkuat stabilitas sektor eksternal, sementara potensi defisit dapat memicu kehati-hatian pelaku pasar.
Kombinasi dari ketiga data ekonomi tersebut akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah momentum IHSG menjelang akhir tahun.
Bagi investor, kondisi ini menjadi peluang untuk memantau saham-saham unggulan yang memiliki fundamental kuat maupun yang bergerak mengikuti siklus teknikal.
Dengan prospek pergerakan IHSG yang masih berada dalam pola konsolidasi menguat, saham-saham pilihan analis seperti CUAN, PWON, TINS, ASII, BBRI, PTRO, dan TPIA diproyeksikan menjadi pusat perhatian.