JAKARTA - Perkembangan teknologi dalam sektor pertanian dan peternakan mendorong berbagai daerah di Indonesia beralih ke sistem yang lebih efisien.
Salah satu perubahan paling nyata terlihat pada industri peternakan ayam potong di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang kini memanfaatkan energi listrik sebagai sumber operasional utama.
Penggunaan listrik—yang disalurkan melalui program electrifying agriculture PT PLN—menjadi fondasi baru bagi para peternak untuk beralih ke model closed house atau peternakan tertutup.
Penerapan sistem ini bukan sekadar modernisasi teknis, tetapi juga respons terhadap tuntutan efisiensi energi dan pengurangan biaya operasional.
Di Kecamatan Moramo Utara, peternakan tertutup mulai menjadi pilihan utama para peternak karena memungkinkan kontrol lingkungan yang lebih baik, peningkatan produktivitas, serta pengelolaan ternak yang lebih berkelanjutan.
Sistem Closed House dan Dampaknya bagi Peternak
Peternakan ayam tertutup atau closed house mengandalkan penggunaan listrik untuk menjalankan berbagai perangkat, seperti sistem ventilasi otomatis, pengatur suhu, pencahayaan, dan alat pemberi pakan. Dengan dukungan pasokan listrik yang stabil dari PLN, para peternak dapat menjaga kondisi kandang tetap ideal sepanjang waktu.
Kondisi lingkungan yang terkontrol membantu ayam tumbuh lebih cepat dan sehat. Para peternak di Moramo Utara menyampaikan bahwa peningkatan performa ayam potong jauh lebih terasa dibanding ketika menggunakan sistem terbuka yang sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Selain itu, tingkat stres pada ayam lebih rendah karena suhu, kelembapan, serta kualitas udara dapat dijaga melalui perangkat berbasis listrik.
Penggunaan sistem tertutup juga mengurangi risiko penyakit yang biasanya menyebar melalui udara terbuka. Hal ini berdampak langsung pada menurunnya tingkat kematian ternak dan meningkatnya hasil panen per siklus.
Efisiensi Biaya dan Dampak Lingkungan
Salah satu alasan utama peternak beralih ke closed house adalah efisiensi biaya jangka panjang. Walaupun investasi awal untuk membangun peternakan tertutup relatif besar, penghematan operasionalnya sangat signifikan.
Sistem berbasis listrik memungkinkan penggunaan energi yang lebih hemat dibandingkan penggunaan bahan bakar konvensional seperti solar atau gas.
Program electrifying agriculture dari PT PLN secara langsung mendukung transformasi ini. Melalui program tersebut, PLN memberikan kemudahan akses listrik yang andal ke wilayah-wilayah pertanian dan peternakan, termasuk Moramo Utara.
Dengan pasokan listrik yang terjamin, para peternak tidak perlu lagi khawatir terkait gangguan operasional akibat keterbatasan energi.
Selain efisiensi biaya, aspek ramah lingkungan menjadi nilai tambah penting. Sistem tertutup yang mengandalkan tenaga listrik menghasilkan emisi jauh lebih rendah dibandingkan metode konvensional. Ini menjadi langkah konkret dalam mendukung agenda pertanian hijau (green agriculture) yang kini terus digencarkan pemerintah.
Perubahan Pola Kerja dan Harapan Ke Depan
Penerapan teknologi listrik dalam peternakan tertutup juga mengubah pola kerja para peternak di Konawe Selatan. Dengan perangkat otomatis, pekerjaan fisik yang melelahkan semakin berkurang. Peternak kini dapat lebih fokus pada manajemen ternak, pengecekan kesehatan ayam, dan pengelolaan distribusi pakan secara lebih presisi.
Di salah satu peternakan yang menerapkan sistem ini, tampak seorang peternak memberikan pakan kepada ayam-ayam di dalam kandang tertutup yang bersih dan teratur, Minggu (30/11/2025). Pemandangan tersebut mencerminkan perubahan besar dalam cara beternak di daerah tersebut—lebih profesional, lebih modern, dan lebih efisien.
Para peternak mengungkapkan bahwa sistem berbasis listrik memberikan keunggulan kompetitif karena produktivitas meningkat dan biaya lebih terkendali. Dalam jangka panjang, mereka berharap teknologi ini dapat diperluas tidak hanya untuk ayam potong, tetapi juga jenis ternak lainnya seperti ayam petelur, sapi, dan komoditas pertanian lainnya.
Program PLN dinilai menjadi katalis penting dalam transformasi ini. Dengan semakin luasnya jangkauan electrifying agriculture, Konawe Selatan berpeluang menjadi salah satu pusat peternakan modern di kawasan timur Indonesia.