Emas dan Perak

Harga Emas dan Perak Melonjak Jelang Pemangkasan Bunga AS

Harga Emas dan Perak Melonjak Jelang Pemangkasan Bunga AS
Harga Emas dan Perak Melonjak Jelang Pemangkasan Bunga AS

JAKARTA - Harga emas kembali mencatat penguatan signifikan, menyentuh level tertinggi dalam enam pekan terakhir. 

Kenaikan ini terjadi seiring ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Amerika Serikat dan pelemahan dolar AS, membuat logam mulia lebih terjangkau bagi investor global.

Data Reuters per Selasa, 2 Desember 2025,  menunjukkan harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi US$4.241,27 per troy ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari meningkat 0,5 persen di level US$4.274,80 per troy ounce, menandai momentum penguatan yang konsisten.

Perak Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Di sisi lain, harga perak menembus rekor tertinggi sepanjang masa, naik 3,8 persen ke US$58,57 per troy ounce. Sebelumnya, logam putih ini sempat mencapai US$58,83. Perak mencatatkan penguatan lebih dari 100 persen sepanjang tahun berjalan, menegaskan tren bullish yang kuat di pasar logam mulia.

Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, menekankan bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga yang berlanjut menjadi faktor utama penopang harga emas dan perak. Lingkungan fundamental yang menunjukkan tekanan inflasi tetap di atas target The Fed turut memperkuat daya tarik logam mulia sebagai aset safe haven.

Sentimen Pasar Terhadap Kebijakan Moneter AS

Pelaku pasar kini menempatkan probabilitas 87 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada Desember 2025. Hal ini dipicu data ekonomi AS yang lebih lemah serta pernyataan dovish dari sejumlah pejabat bank sentral, termasuk Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden The Fed New York John Williams.

Suku bunga rendah cenderung menguntungkan aset tanpa imbal hasil seperti emas. Investor juga menunggu sejumlah data ekonomi penting, seperti laporan ketenagakerjaan ADP November dan indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) September. 

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Senin waktu setempat diperkirakan memberi petunjuk tambahan terkait arah kebijakan moneter.

Prospek Logam Mulia dan Dampak Pergantian Kepemimpinan The Fed

Ekspektasi bahwa ketua The Fed berikutnya akan lebih dovish dibanding pendahulunya turut mendorong reli harga emas dan perak. 

Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyatakan kesediaannya untuk menjabat sebagai Ketua The Fed jika ditunjuk, sementara Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan bahwa pengangkatan ketua bank sentral baru berpotensi dilakukan sebelum Natal.

Meger menambahkan, tren harga emas dan perak bergerak kuat dalam pola konsolidasi menuju tren naik. Sementara itu, logam mulia lainnya bergerak bervariasi; platinum turun 0,7 persen ke US$1.660,69 per troy ounce, dan palladium melemah 2,1 persen ke US$1.431,52 per troy ounce.

Kenaikan harga emas dan perak mencerminkan sentimen positif investor terhadap logam mulia sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pelemahan dolar AS semakin memperkuat daya tarik logam mulia sebagai instrumen diversifikasi portofolio yang aman.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, didukung data ekonomi yang lemah dan pernyataan dovish pejabat bank sentral, menjadi katalis utama penguatan harga emas dan perak. Investor juga terus memantau pengumuman data ekonomi AS pekan ini, yang akan menentukan arah tren jangka pendek logam mulia.

Dengan berbagai sentimen positif ini, analis memperkirakan harga emas dan perak berpotensi melanjutkan reli dalam beberapa pekan ke depan, meski volatilitas tetap harus diwaspadai karena faktor geopolitik dan fluktuasi pasar mata uang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index