JAKARTA - Awal bulan Desember kembali menjadi momentum penting bagi konsumen BBM di seluruh Indonesia.
PT Pertamina melakukan penyesuaian harga untuk produk nonsubsidi, dan perubahan ini langsung terasa di berbagai provinsi. Kenaikan harga yang merata di sebagian besar wilayah menandai dinamika pasar energi yang masih fluktuatif, sekaligus menunjukkan perlunya konsumen lebih mencermati struktur harga per daerah.
Penyesuaian ini sekaligus menegaskan bahwa kebijakan harga BBM nonsubsidi tetap akan mengikuti perkembangan biaya produksi internasional. Sementara itu, harga produk subsidi seperti Pertalite dan Solar tetap dipertahankan agar daya beli masyarakat tidak terganggu.
kenaikan harga pertamax dan produk nonsubsidi lainnya
Perubahan harga paling terlihat terjadi pada BBM jenis Pertamax. Di Jawa Barat, misalnya, harga Pertamax naik menjadi Rp 12.750 per liter dari sebelumnya Rp 12.200 per liter. Kenaikan ini mencerminkan tren penyesuaian harga di wilayah lain yang juga terdampak oleh kebijakan terbaru.
Selain Pertamax, produk lain seperti Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan. Harga Pertamax Turbo kini menjadi Rp 13.750 per liter, sementara Pertamax Green 95 dibanderol Rp 13.500 per liter. Kenaikan serupa juga terjadi pada produk diesel. Dexlite kini naik menjadi Rp 14.700 per liter, dan Pertamina Dex menjadi Rp 15.000 per liter.
Meskipun perubahan ini cukup signifikan, perlu dicatat bahwa produk nonsubsidi memang didorong oleh mekanisme pasar. Karena itu, fluktuasi global turut berpengaruh terhadap beban biaya pengadaan.
harga bbm subsidi tetap stabil di seluruh indonesia
Di tengah penyesuaian harga produk nonsubsidi, kabar baik datang dari sektor BBM subsidi. Dua produk yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, yaitu Pertalite dan Solar subsidi, tetap dipertahankan harganya.
Pertalite masih dijual di harga Rp 10.000 per liter dan Solar subsidi tetap berada di Rp 6.800 per liter di seluruh Indonesia. Kebijakan ini berlaku konsisten dalam rangka menjaga stabilitas daya beli masyarakat menjelang akhir tahun, sekaligus mengantisipasi potensi lonjakan permintaan selama periode liburan.
Stabilnya harga produk subsidi ini menjadi penentu utama bagi kelompok pengguna kendaraan roda dua dan transportasi publik yang masih sangat bergantung pada kedua jenis BBM tersebut.
rincian lengkap harga bbm pertamina di berbagai provinsi
Pertamina telah merilis daftar harga terbaru untuk semua wilayah Indonesia. Kenaikan bervariasi antarprovinsi, meski pola besarnya relatif sama. Berikut rincian lengkapnya sesuai daftar resmi yang berlaku per Selasa, 2 Desember 2025:
Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat:
Pertamax: Rp 13.050/liter
Pertamax Turbo: Rp 14.050/liter
Dexlite: Rp 15.000/liter
Pertamina Dex: Rp 15.300/liter
Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau (non-FTZ), Kalimantan Selatan:
Pertamax: Rp 13.350/liter
Pertamax Turbo: Rp 14.350/liter
Dexlite: Rp 15.300/liter
Pertamina Dex: Rp 15.600/liter
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur:
Pertamax: Rp 12.750/liter
Pertamax Turbo: Rp 13.750/liter
Pertamax Green 95: Rp 13.500/liter
Dexlite: Rp 14.700/liter
Pertamina Dex: Rp 15.000/liter
Free Trade Zone (FTZ) Sabang:
Pertamax: Rp 12.050/liter
Dexlite: Rp 13.750/liter
Free Trade Zone (FTZ) Batam:
Pertamax: Rp 12.250/liter
Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
Dexlite: Rp 13.950/liter
Pertamina Dex: Rp 14.300/liter
Maluku, Maluku Utara, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah:
Pertamax: Rp 13.050/liter
Dexlite: Rp 15.000/liter
Papua:
Pertamax: Rp 13.050/liter
Pertamax Turbo: Rp 14.050/liter
Dexlite: Rp 15.000/liter
Papua Barat:
Pertamax: Rp 13.050/liter
Dexlite: Rp 15.000/liter
Pertamina Dex: Rp 15.300/liter
Papua Barat Daya:
Pertamax: Rp 13.050/liter
Dexlite: Rp 15.000/liter
Pertamina Dex: Rp 15.300/liter
Daftar tersebut menunjukkan bahwa wilayah timur Indonesia umumnya memiliki harga BBM yang sedikit lebih tinggi dibandingkan Jawa. Faktor distribusi dan karakteristik geografis menjadi alasan utama perbedaan ini.
apa makna kenaikan bbm desember bagi konsumen?
Kenaikan harga BBM nonsubsidi awal bulan Desember ini memberi sinyal bahwa pasar energi global tengah berada dalam fase fluktuatif. Masyarakat pengguna mobil pribadi berbahan bakar Pertamax dan Turbo perlu memperhitungkan kembali konsumsi BBM mereka untuk menyesuaikan pengeluaran.
Sementara itu, pelaku usaha logistik yang banyak memakai Dexlite dan Pertamina Dex juga harus mewaspadai potensi kenaikan biaya operasional. Dampak lanjutan dari penyesuaian harga ini biasanya akan dirasakan pada biaya distribusi kebutuhan pokok dan pengiriman barang.
Namun demikian, stabilnya harga Pertalite dan Solar subsidi memberikan ruang bagi daya beli masyarakat tetap terjaga. Dengan libur akhir tahun yang semakin dekat, kebijakan mempertahankan harga BBM subsidi menjadi penyeimbang penting dalam mendukung mobilitas masyarakat.