Wiliam Marcilio

Kontroversi Wiliam Marcilio dan Dampaknya bagi Persib Bandung

Kontroversi Wiliam Marcilio dan Dampaknya bagi Persib Bandung
Kontroversi Wiliam Marcilio dan Dampaknya bagi Persib Bandung

JAKARTA - Di tengah upaya Persib Bandung menjaga konsistensi performa di BRI Super League 2025/2026, sebuah keputusan mengejutkan muncul dari kursi kepelatihan.

Nama Wiliam Marcilio, gelandang serang yang sempat dipuji sebagai rekrutan paling bersinar, tiba-tiba dicoret dari skuad saat tim hendak menghadapi Madura United.

Keputusan itu langsung memicu diskusi luas, bukan hanya karena perannya yang cukup vital di awal musim, tetapi juga karena ini bukan kali pertama Marcilio terseret kontroversi.
Saat masih berseragam Arema FC, pemain asal Brasil itu pernah diterpa tudingan memiliki “bad attitude”.

Melihat rangkaian kejadian tersebut, perjalanan Marcilio terasa tidak pernah jauh dari polemik.
Berikut ulasan lengkapnya berdasarkan data asli tanpa mengubah isi atau kutipan.

Bojan Hodak Tepikan Wiliam Marcilio dari Skuad Persib

Setelah laga Persib kontra Lion City Sailors, di mana Maung Bandung kalah 2–3, posisi Marcilio kembali dipertanyakan.
Dalam pertandingan tersebut, ia hanya tampil di menit-menit akhir dan gagal memberi dampak berarti.

Menariknya, untuk laga berikutnya melawan Madura United pada Minggu (30/11), Marcilio tidak ikut diboyong ke Surabaya.
Keputusan itu menimbulkan tanda tanya karena hampir seluruh pemain lain dibawa untuk persiapan.

Pelatih Bojan Hodak memberikan pernyataan tegas mengenai alasan absennya gelandang tersebut.
“Wiliam (Marcilio) saya kirim pulang ke Bandung, karena saya tidak senang dengan performa dia,” ujar Bojan Hodak dikutip dari RRI.

Sebelumnya, setelah laga melawan Lion City, Bojan juga sudah menyinggung adanya pemain yang membuatnya kecewa.
Walau tidak menyebut nama, pernyataan itu semakin memperkuat dugaan bahwa yang dimaksud adalah Marcilio.

Tudingan ‘Bad Attitude’ Saat Berseragam Arema FC

Sebelum berlabuh di Persib, Marcilio lebih dulu menjadi salah satu pemain kunci Arema FC.
Ia tampil impresif pada laga pramusim dan paruh pertama BRI Liga 1, bahkan memberikan kontribusi signifikan lewat gol dan assist.

Namun, memasuki paruh kedua musim, perannya mendadak berkurang drastis.
Ia jarang menjadi starter dan akhirnya dicoret dari skuad, memunculkan banyak spekulasi dari berbagai pihak.

Salah satu suara paling keras datang dari Koordinator Presidium Aremania Satu, Ali Rifki.
Ia menuliskan tudingan pedas melalui Instagram story.

“Wiliam bad attitude. Melawan pelatih dan merasa dirinya bintang. Juga memprovokasi pemain lain untuk melawan pelatih.
Juga adu domba antara Charles Lokolingoy dan Dalberto. Berantem juga dengan Pablo Oliveira,” tulis Ali Rifki.

Pernyataan itu memperkuat anggapan bahwa ada masalah non-teknis yang membuat Marcilio tersingkir dari skuad Singo Edan.
Kasus ini kemudian kembali disorot setelah situasi serupa muncul di Persib.

Wiliam Marcilio Membantah Semua Tudingan Negatif

Menanggapi tuduhan yang dilontarkan Ali Rifki, Marcilio memberikan bantahan tegas.
Pemain berusia 25 tahun itu menyebut semua yang ditudingkan kepadanya bukanlah fakta.

“Itu bohong,” ujar Marcilio seperti dikutip dari Bola.com.
Ia menilai tudingan tersebut tidak berdasar dan tidak mencerminkan dirinya sebagai pemain profesional.

Selama di Arema FC, Marcilio sebenarnya memiliki statistik yang cukup baik.
Ia mencetak lima gol dan enam assist dari 15 pertandingan awal musim bersama Singo Edan.

Penampilannya bahkan sempat menjadi sorotan ketika ia mencetak satu gol saat Arema menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo.
Meski Arema kalah 2–3, kontribusinya dianggap memuaskan.

Namun semuanya berubah setelah terjadi pergantian pelatih pada putaran kedua.
Menit bermain Marcilio turun drastis, diikuti penurunan performa dan kontribusi di lapangan.

Perjalanan Karier yang Penuh Pasang Surut

Kisah Marcilio bersama dua klub besar Liga 1 menunjukkan perjalanan karier yang tidak mudah.
Ia mampu tampil impresif di awal, tetapi beberapa kali terhambat persoalan yang bersifat non-teknis.

Di Persib, dia sempat menjadi idola baru setelah tampil memukau pada Piala Presiden 2025.
Penampilannya melawan Manila Digger di play-off AFC Champions League Two juga memperlihatkan kualitas tekniknya.

Namun setelah itu, perannya mulai bergeser menjadi pemain cadangan.
Keputusan Bojan Hodak untuk mengirimnya pulang ke Bandung semakin mempertegas situasi sulit yang dihadapinya.

Dalam beberapa kasus serupa, pemain yang memiliki kemampuan teknis mumpuni bisa kehilangan kepercayaan pelatih jika aspek non-teknis dianggap bermasalah.
Situasi ini membuat masa depan Marcilio bersama Maung Bandung kembali menjadi tanda tanya.

Dengan jadwal kompetisi yang masih panjang, bukan tidak mungkin pintu rekonsiliasi masih terbuka.
Namun semuanya akan bergantung pada pembenahan performa, sikap, dan dinamika internal tim Persib ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index