JAKARTA - Musim baru menghadirkan peluang sekaligus tekanan bagi Manchester United.
Setelah kampanye yang mengecewakan pada 2024/2025, Setan Merah kini memasuki musim 2025/2026 dengan beban besar: memulihkan reputasi klub dan menjawab ekspektasi fans yang kembali meninggi. Jadwal yang padat dan lawan-lawan yang menantang menjadi panggung penting bagi proyek baru di bawah Ruben Amorim.
MU memang berada dalam misi kebangkitan. Finis di posisi ke-15 musim lalu menjadi tanda bahwa perubahan harus dilakukan. Kini, dengan wajah baru di kursi pelatih dan sejumlah rekrutan yang memperkuat lini serang, klub berusaha menata kembali fondasi permainan mereka untuk menghadapi rangkaian pertandingan yang tidak ringan.
Kehadiran nama-nama seperti Benjamin Sesko, Matheus Cunha, dan Bryan Mbeumo menjadi sinyal bahwa MU siap kembali bersaing. Para pendukung berharap kebangkitan itu bisa langsung terasa sejak awal musim, terlebih mengingat mereka tidak memiliki agenda Eropa, sehingga fokus penuh bisa diarahkan ke kompetisi domestik.
Tantangan Berat MU di Awal Musim
Musim dimulai dengan jadwal yang langsung menguji kekuatan tim. Pada Agustus 2025, MU harus bersua Arsenal di laga pembuka Premier League dan kalah 0-1. Setelah itu, hasil imbang melawan Fulham serta kemenangan dramatis 3-2 atas Burnley menunjukkan bahwa tim masih dalam proses menemukan ritme.
Di tengah upaya adaptasi terhadap gaya bermain Ruben Amorim, MU juga harus melakoni laga Carabao Cup yang berakhir adu penalti melawan Grimsby. Hasil seri 2-2 pada waktu normal memperlihatkan bahwa konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Performa ini cukup menggambarkan transisi yang sedang dijalani MU. Mereka tidak lagi terpaku pada permainan direct semata, namun mulai mengusung skema progresif dan terstruktur yang membutuhkan waktu untuk stabil.
Ujian Derbi serta Laga Berat di Bulan September dan Oktober
Memasuki September, ujian berat sudah menanti. MU langsung dihantam Manchester City 3-0, sebuah hasil yang menegaskan bahwa kesenjangan kualitas antara kedua tim masih besar. Namun kebangkitan cepat terjadi ketika mereka menundukkan Chelsea 2-1.
Kekalahan 1-3 dari Brentford kembali mengurangi momentum mereka, menunjukkan bahwa performa MU masih naik-turun. Matheus Cunha dan rekrutan baru lainnya masih perlu waktu untuk membangun chemistry yang solid.
Oktober menjadi bulan yang lebih menjanjikan. MU menang 2-0 atas Sunderland, kemudian mencuri kemenangan 2-1 di markas Liverpool—hasil yang memberi suntikan moral signifikan. Mereka juga mengalahkan Brighton 4-2, memperlihatkan potensi serangan yang mulai hidup.
Namun laga-laga ini sekaligus menjadi penanda bahwa MU belum bisa benar-benar stabil. Dominan dalam satu pekan, kurang efektif di pekan berikutnya.
November hingga Tahun Baru: Konsistensi Masih Jadi Masalah
Pada November 2025, MU melakoni serangkaian pertandingan ketat. Mereka bermain imbang 2-2 melawan Nottingham Forest dan Tottenham, namun tumbang 0-1 di Old Trafford oleh Everton. Kemenangan 2-1 atas Crystal Palace pada akhir bulan sedikit meredakan tekanan.
Performa yang fluktuatif ini menggambarkan bahwa MU masih membutuhkan waktu untuk menyatu secara taktik di bawah Amorim. Namun beberapa individu seperti Mason Mount dan Joshua Zirkzee menunjukkan perbaikan signifikan, terutama dalam efektivitas serangan.
Masuk ke Desember, jadwal menjadi semakin padat. MU harus berhadapan dengan West Ham, Wolves, Bournemouth, Aston Villa, Newcastle, hingga Wolves lagi dalam rentang satu bulan. Performa dalam periode sibuk inilah yang akan menjadi fondasi penting bagi paruh kedua musim.
Dengan skuad yang lebih dalam dibanding musim sebelumnya, MU seharusnya mampu menjalani bulan ini lebih stabil. Namun manajemen kebugaran pemain menjadi faktor penentu mengingat intensitas liga Inggris yang tidak mengenal jeda.
Jadwal di Paruh Kedua: Penentu Nasib MU Musim Ini
Memasuki Januari 2026, Setan Merah langsung menghadapi deretan pertandingan berat. Leeds dan Burnley menjadi menu awal sebelum duel akbar menghadapi Manchester City dan Arsenal secara berurutan. Laga-laga tersebut kemungkinan akan menentukan arah perburuan posisi papan tengah atau bahkan empat besar jika performa mereka membaik.
Februari 2026 juga tidak kalah sulit. Tottenham, West Ham, Everton, dan Crystal Palace menjadi lawan-lawan yang kerap menyulitkan MU dalam beberapa musim terakhir. Amorim dituntut mampu menjaga stabilitas tim di periode ini.
Maret 2026 membawa pertandingan kontra Newcastle, Aston Villa, dan Bournemouth. Semua lawan ini memiliki gaya agresif dan pressing ketat, cocok sebagai ujian karakter bagi skuad MU yang sedang dalam proses rekonstruksi.
Di penghujung musim, MU menghadapi rangkaian pertandingan yang berpotensi menentukan nasib mereka. Pada April, mereka bertemu Leeds, Chelsea, dan Brentford. Sementara pada Mei, laga besar kontra Liverpool membuka bulan sebelum mereka menutup musim menghadapi Sunderland, Nottingham Forest, dan Brighton.
Jika MU ingin memperbaiki posisi mereka dan kembali dianggap sebagai pesaing serius Premier League, performa pada periode April-Mei akan menjadi sangat vital.