JAKARTA - Perdebatan mengenai minuman bersoda kembali mencuat seiring meningkatnya perhatian masyarakat terhadap gaya hidup sehat.
Di tengah cuaca panas, soda memang terasa menyegarkan, namun konsumsi berlebihan dapat memicu beragam masalah kesehatan, mulai dari kenaikan berat badan hingga risiko penyakit jantung. Karena itu, banyak yang kini beralih dari soda manis ke diet soda atau soda tanpa gula sebagai alternatif.
Kedua jenis minuman ini sering dianggap lebih aman karena memiliki kalori lebih rendah atau bahkan nol kalori. Meski begitu, banyak orang masih mempertanyakan apakah diet soda benar-benar lebih baik, atau justru soda tanpa gula yang lebih unggul bagi kesehatan.
Komposisi Pemanis Jadi Pembeda Utama
Melansir Very Well, baik diet soda maupun soda zero tidak mengandung gula tambahan. Artinya, keduanya umumnya tidak memberikan efek signifikan terhadap kadar gula darah. Minuman ini juga tidak menyediakan karbohidrat dalam jumlah yang cukup untuk memicu lonjakan glukosa pada sebagian besar orang.
Perbedaan paling mendasar justru terletak pada jenis pemanis yang digunakan.
Diet soda memakai aspartam sebagai pengganti gula. Pemanis ini sekitar 200 kali lebih manis daripada gula pasir, sehingga cukup digunakan dalam jumlah sangat kecil untuk menghasilkan rasa manis.
Sementara itu, soda tanpa gula biasanya mengombinasikan pemanis alternatif yang dianggap lebih baru atau lebih mendekati rasa alami. Formulasinya dapat meliputi sukralosa, asesulfam kalium, buah biksu, atau stevia. Kombinasi tersebut membuat rasa soda zero lebih mendekati soda manis dibandingkan versi diet tradisional.
Pada dasarnya, kedua varian soda ini tetap rendah kalori atau tanpa kalori, hanya saja sistem pemanisnya berbeda sehingga memengaruhi sensasi rasa.
Dampak Terhadap Gula Darah dan Metabolisme
Walau sama-sama tidak mengandung gula tambahan, efek pemanis buatan tetap tidak identik bagi setiap orang. Pengaruh metabolik yang muncul bisa berbeda, tergantung sensitivitas tubuh serta jumlah konsumsi harian.
Berikut gambaran efektivitas pemanis terhadap gula darah:
Aspartam tidak meningkatkan kadar glukosa maupun insulin.
Sukralosa kadang memicu respons insulin kecil pada sebagian individu, meski hasil penelitian masih bervariasi.
Kalium asesulfam tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kadar gula atau insulin.
Buah biksu (Lou Han Guo) bersifat netral dan tidak menaikkan kadar glukosa.
Stevia juga dikenal stabil bagi gula darah, bahkan memiliki potensi manfaat kecil pada pengendalian glukosa.
Meski demikian, bukan berarti pemanis buatan sepenuhnya aman tanpa batas. Sejumlah penelitian terbaru mengingatkan perlunya kehati-hatian. Beberapa temuan menunjukkan adanya keterkaitan antara konsumsi pemanis seperti aspartam, sukralosa, dan asesulfam kalium dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Karena itu, meski tidak menaikkan gula darah secara langsung, konsumsi berlebihan tetap perlu dibatasi.
Pengaruhnya Terhadap Berat Badan
Ketika membahas manajemen berat badan, diet soda dan soda tanpa gula sebenarnya tidak menawarkan keunggulan yang jauh berbeda. Keduanya dapat mendukung tujuan penurunan berat badan hanya jika menggantikan soda manis yang tinggi gula.
Mengganti soda gula dengan varian diet atau zero biasanya menurunkan total asupan kalori harian. Hal ini bisa berdampak positif pada kontrol berat badan, terutama bila dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan aktivitas fisik teratur.
Pada sebagian orang, minuman ini juga membantu meredam keinginan mengonsumsi makanan manis. Efek tersebut bisa membantu mempertahankan target kalori harian. Namun pada sebagian lain, pemanis buatan justru dapat memicu hasrat makan lebih banyak, sehingga efeknya tidak selalu sama.
Dengan demikian, efektivitas diet soda atau soda zero terhadap berat badan sangat bergantung pada pola konsumsi dan kebiasaan makan masing-masing individu.
Perlukah Memilih Salah Satu?
Jika dipilih sebagai pengganti soda gula, diet soda maupun soda zero memang lebih baik dalam hal pengurangan kalori. Namun bukan berarti keduanya merupakan pilihan ideal untuk diminum secara rutin.
Keduanya tetap memiliki potensi efek metabolik jangka panjang, terutama bila dikonsumsi berlebihan. Mengingat pemanis buatan masih menjadi topik penelitian aktif, konsumsi dalam batas wajar tetap menjadi langkah yang lebih aman.
Bagi yang ingin mengurangi konsumsi gula tanpa meninggalkan sensasi soda yang menyegarkan, kedua minuman ini bisa menjadi opsi sesekali. Meski begitu, air mineral, infused water, atau teh tanpa pemanis tetap menjadi alternatif paling sehat.