JAKARTA - Di tengah meningkatnya kebutuhan akan tenaga terampil di sektor pangan, perhatian terhadap pendidikan kejuruan kembali diarahkan pada potensi pertanian lokal.
Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, yang menilai bahwa SMK memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan pangan nasional. Melalui penguatan program keahlian berbasis pertanian, satuan pendidikan kejuruan dinilai mampu menjadi motor penggerak yang menjembatani dunia pendidikan dan kebutuhan sektor riil.
Pandangan tersebut mengemuka dalam Simposium Penyelarasan dan Revitalisasi Vokasi Bidang Ketahanan Pangan yang digelar di Jakarta. Abdul Mu’ti menekankan pentingnya mengintegrasikan keunggulan lokal dalam kurikulum SMK agar potensi daerah dapat dikembangkan menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan.
SMK Diarahkan Memaksimalkan Potensi Pertanian Daerah
Menurut Mendikdasmen, hingga kini pekerjaan di bidang pertanian masih sering dianggap kurang bergengsi. Padahal, setiap daerah menyimpan potensi yang bisa dikembangkan menjadi sumber ekonomi masyarakat. Karena itu, ia mengajak satuan pendidikan SMK untuk lebih serius melihat sektor ini sebagai peluang masa depan bagi para siswa.
“Kami berusaha bagaimana agar program keahlian di SMK ini semakin banyak ragamnya, termasuk yang ingin kami perkuat adalah pertanian. Yang pertanian ini tidak hanya meliputi pengertian menanam padi, sayur.
Ini adalah bagian penting dari bagaimana kami membangun kedaulatan pangan dan meningkatkan kualitas SMK, sehingga lebih diminati oleh generasi muda, khususnya mereka yang belajar di SMK,” ujar Abdul Mu’ti.
Ia menegaskan bahwa penguatan kompetensi pertanian tidak hanya soal produksi tanaman, tetapi juga mencakup pemahaman komprehensif tentang keberlanjutan, pengelolaan hasil, hingga pengolahan bahan pangan.
Di berbagai wilayah, potensi pertanian lokal dapat menjadi fondasi pendidikan kejuruan berbasis keunggulan lokal. Dari daerah pegunungan hingga pesisir, SMK diharapkan mampu mengolah apa yang ada di sekitarnya menjadi kompetensi unggulan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Revitalisasi Gagasan Pertanian untuk Produktivitas Lokal
Mendikdasmen menilai bahwa SMK memegang kunci untuk menghidupkan kembali gagasan pertanian yang telah lama melekat dalam identitas banyak daerah di Indonesia. Menurutnya, ketika sekolah mampu mengenali dan memanfaatkan potensi setempat, dampaknya tidak hanya terlihat pada peningkatan produktivitas pangan, tetapi juga pada kesejahteraan para pelakunya.
Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah terus mendorong pelaksanaan program SMK berbasis keunggulan lokal, terutama di bidang pertanian dan kelautan. Langkah ini diklaim selaras dengan kondisi sosial, budaya, dan lingkungan alam di berbagai wilayah.
Salah satu kondisi yang disoroti Abdul Mu’ti adalah ketidaksesuaian antara lingkungan sekolah dan jurusan yang tersedia. Ia mencontohkan adanya SMK di perkebunan teh yang justru membuka jurusan komputer jaringan.
“Saya dengar ada SMK yang jurusannya bukan seputar teh, tapi jurusannya komputer jaringan, padahal lokasinya berada di perkebunan teh. Anak-anak SMK di lingkungan perkebunan teh itu justru tidak paham mengenai perilaku teh, padahal dia hidup dari perkebunan teh,” ucapnya.
Menurutnya, kondisi seperti ini perlu diperbaiki agar sekolah kembali bertumpu pada potensi yang benar-benar hidup di lingkungannya.
Pemanfaatan Teknologi untuk Pengolahan dan Pemasaran
Selain mengenalkan siswa pada sektor pertanian lokal, Mendikdasmen juga meminta satuan pendidikan SMK untuk memperbarui wawasan mengenai teknologi terkini. Perkembangan teknologi dinilai sebagai peluang besar bagi siswa dan alumni untuk mengolah serta memasarkan produk pertanian secara lebih modern.
Dengan memahami teknologi, lulusan SMK dapat memasuki dunia usaha dan industri dengan daya saing lebih tinggi. Tidak hanya menghasilkan produk mentah, mereka diharapkan mampu menciptakan produk turunan pertanian yang bernilai tambah.
Pendekatan ini juga menyiapkan lulusan agar mampu menghadapi perubahan kebutuhan tenaga kerja, terutama di sektor pangan yang semakin terhubung dengan teknologi digital dan pengolahan modern.
Simposium sebagai Ruang Revitalisasi dan Kolaborasi
Abdul Mu’ti berharap simposium yang diselenggarakan dapat menjadi ruang diskusi dan pembaruan gagasan bagi para pendidik, pemangku kepentingan, hingga murid SMK. Forum ini diharapkan mendorong terealisasinya penguatan potensi pertanian dalam pendidikan kejuruan.
Ia menilai bahwa kolaborasi lintas pihak penting untuk mempercepat revitalisasi gagasan pertanian di SMK. Bukan hanya untuk menjadikan pertanian terlihat lebih menarik, tetapi juga untuk membangun kesadaran tentang pentingnya ketahanan pangan di masa depan.
Dengan menempatkan pertanian sebagai bagian strategis dalam pendidikan, Mendikdasmen percaya bahwa SMK dapat menjadi motor perubahan yang menumbuhkan generasi muda pencinta dan pelaku sektor pangan.