Kondisi Dermaga Penyeberangan Pulau Kesui Semakin Memprihatinkan, Perawatan Minim dan Terabaikan

Rabu, 07 Mei 2025 | 08:37:53 WIB
Kondisi Dermaga Penyeberangan Pulau Kesui Semakin Memprihatinkan, Perawatan Minim dan Terabaikan

JAKARTA - Kondisi Dermaga Penyeberangan Pulau Kesui yang terletak di Desa Kurwara, Kecamatan Kesui Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) semakin memprihatinkan. Fasilitas-fasilitas penting yang ada di dermaga ini, seperti kantor, gapura, lampu penerangan, dan atap jalur penumpang, telah mengalami kerusakan parah. Kerusakan tersebut disebabkan oleh minimnya perhatian dan perawatan dari pihak yang berwenang, baik dari pemerintah daerah maupun pusat.

Dermaga ini diresmikan oleh pemerintah pusat beberapa tahun yang lalu dengan harapan bisa menjadi titik vital dalam mendukung mobilitas masyarakat Pulau Kesui dan sekitarnya. Namun, kenyataan di lapangan berbeda jauh dengan harapan tersebut. Sejak pertama kali diresmikan, dermaga tersebut jarang disinggahi oleh kapal ferry maupun kapal angkutan sungai dan penyeberangan. Hal ini mengakibatkan area pelabuhan yang sebenarnya vital untuk konektivitas antar pulau ini dibiarkan terbengkalai.

Dermaga yang Terabaikan

Kondisi dermaga yang semakin memburuk ini tentunya membuat banyak pihak, terutama masyarakat setempat, merasa kecewa. Banyak fasilitas yang seharusnya berfungsi untuk kenyamanan dan keamanan penumpang justru berada dalam kondisi rusak. "Fasilitas di sini sudah banyak yang rusak, seperti atap jalur penumpang yang hampir roboh, kantor yang tidak terawat, dan lampu penerangan yang sering mati," ujar Ahmad, salah seorang warga Desa Kurwara yang juga sering menggunakan dermaga tersebut.

Kerusakan fasilitas ini jelas menambah beban masyarakat yang bergantung pada akses transportasi laut. Dermaga yang seharusnya bisa digunakan sebagai sarana vital untuk mendukung mobilitas warga kini justru menjadi tempat yang terbengkalai. "Kami berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk memperbaiki dermaga ini, karena sudah sangat lama dibiarkan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan," lanjut Ahmad dengan penuh harap.

Minimnya Perawatan dan Perhatian

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kerusakan dermaga ini adalah minimnya perhatian dan perawatan dari pihak yang berwenang. Sejak diresmikan, dermaga ini hanya sesekali disinggahi oleh kapal ferry atau angkutan penyeberangan. Hal ini terjadi karena rute pelayaran yang tidak terlalu sering dan rendahnya jumlah kapal yang melayani jalur tersebut.

Sejak awal dibangun, dermaga ini dirancang untuk melayani kebutuhan transportasi antar pulau, khususnya bagi masyarakat Pulau Kesui yang mengandalkan kapal sebagai satu-satunya sarana transportasi utama. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa operasional kapal sangat terbatas. Ini berdampak pada rendahnya tingkat kunjungan kapal ke dermaga tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan kondisi dermaga semakin terabaikan.

Pihak Pelni atau perusahaan transportasi laut lainnya yang mungkin dapat membantu memperbaiki situasi ini, belum menunjukkan komitmen yang jelas. Masyarakat sekitar dermaga mengungkapkan bahwa mereka sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan kepada pemerintah, namun hingga kini, belum ada tindakan nyata yang diambil.

Dampak pada Masyarakat Pulau Kesui

Bagi masyarakat Pulau Kesui, dermaga tersebut memiliki peran yang sangat penting. Sebagai satu-satunya titik penghubung antara Pulau Kesui dengan daerah lain, keberadaan dermaga ini menjadi vital. Sejumlah warga mengungkapkan keluhan mereka tentang ketergantungan pada transportasi laut yang terganggu akibat tidak adanya perhatian terhadap perawatan dermaga. "Kami membutuhkan dermaga ini untuk akses transportasi, baik untuk keperluan pendidikan, kesehatan, maupun urusan ekonomi. Tanpa dermaga yang layak, kami merasa sangat terbatas," ujar Rizal, warga Desa Kurwara lainnya.

Keberadaan dermaga yang memadai sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pulau Kesui yang mayoritas bergantung pada sektor perikanan dan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akses yang lancar ke luar pulau untuk menjual hasil pertanian dan perikanan mereka sangat penting bagi perekonomian lokal. Namun, dengan kondisi dermaga yang tidak terawat, proses pengiriman hasil bumi dan laut menjadi terganggu.

Sejak dermaga ini jarang disinggahi kapal, masyarakat terpaksa mencari alternatif lain untuk bepergian ke luar pulau, yang tentunya memerlukan biaya tambahan yang lebih tinggi. Beberapa warga mengungkapkan bahwa mereka lebih memilih menggunakan kapal-kapal kecil yang seringkali tidak memenuhi standar keselamatan yang baik. Hal ini tentu saja berisiko bagi keselamatan para penumpang.

Ketidakpastian Masa Depan Dermaga

Meskipun dermaga ini seharusnya menjadi fasilitas yang mendukung konektivitas dan perekonomian masyarakat, masa depannya terlihat sangat suram jika tidak ada tindakan yang segera diambil. "Kami sangat mengharapkan agar pemerintah segera memperbaiki fasilitas yang ada di dermaga ini. Jika dibiarkan terus seperti ini, kami khawatir masa depan dermaga akan semakin tidak jelas," kata seorang tokoh masyarakat setempat, Burhan.

Dermaga yang tidak terawat ini juga menunjukkan ketidakpastian dalam pengelolaan transportasi laut di wilayah tersebut. Padahal, di wilayah-wilayah yang memiliki potensi pariwisata dan perekonomian berbasis kelautan, pengelolaan dermaga yang baik dan terawat seharusnya menjadi prioritas. Dengan adanya fasilitas yang layak, diharapkan dapat meningkatkan frekuensi pelayaran kapal yang dapat membantu menghubungkan Pulau Kesui dengan daerah-daerah lainnya di sekitar Seram Bagian Timur dan Maluku.

Harapan untuk Perbaikan

Dalam situasi yang memprihatinkan ini, harapan utama masyarakat adalah agar pemerintah, baik pusat maupun daerah, segera memberikan perhatian terhadap kondisi dermaga ini. Perbaikan fasilitas dermaga bukan hanya soal kenyamanan penumpang, tetapi juga tentang bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dermaga yang terawat dengan baik akan mendorong frekuensi kedatangan kapal, yang pada gilirannya akan mendukung sektor ekonomi masyarakat, seperti perdagangan hasil pertanian, perikanan, dan sektor pariwisata.

"Kami berharap ada perhatian yang serius dari pemerintah agar dermaga ini bisa kembali berfungsi sebagaimana mestinya. Kalau dermaga ini bisa diperbaiki, tentu akan sangat membantu kami dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan sosial," pungkas Burhan.

Dalam menghadapi permasalahan ini, peran aktif pemerintah daerah dan pusat sangat dibutuhkan. Dermaga yang ada bukan hanya milik masyarakat Pulau Kesui, tetapi juga menjadi aset penting bagi perkembangan wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur secara keseluruhan. Sebagai salah satu akses utama transportasi antar pulau, dermaga yang terawat dengan baik diharapkan dapat menjadi sarana yang menunjang mobilitas warga serta perekonomian daerah yang lebih berkembang.

Kondisi Dermaga Penyeberangan Pulau Kesui di Desa Kurwara, Kecamatan Kesui Watubela, Kabupaten Seram Bagian Timur, memang sangat memprihatinkan. Fasilitas yang rusak parah, mulai dari kantor, gapura, hingga lampu penerangan, menunjukkan betapa minimnya perhatian terhadap perawatan dermaga ini. Masyarakat sekitar berharap agar ada tindakan nyata dari pemerintah untuk memperbaiki dermaga tersebut, mengingat pentingnya fasilitas ini bagi kehidupan sosial dan ekonomi mereka. Dengan perawatan yang baik, dermaga ini diharapkan dapat berfungsi optimal dan mendukung perkembangan ekonomi daerah secara keseluruhan.

Terkini

7 Jenis Tabungan BCA, Biaya Admin, dan Bunganya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Alasan Shopee PayLater Tidak Bisa Digunakan dan Solusinya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

Asuransi Mobil All Risk: Manfaat, Jenis, dan Keutungannya

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

10 Makanan Pencegah Kanker, Pasti Dibenci Sel Tumor Ganas!

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB

12 HP Gaming Murah 2025, Andal tanpa Mahal

Rabu, 10 September 2025 | 18:39:08 WIB