UMKM

UMKM di Bandar Lampung Tangguh Hadapi Tantangan Daya Beli di Tengah Ramadan 2025

UMKM di Bandar Lampung Tangguh Hadapi Tantangan Daya Beli di Tengah Ramadan 2025
UMKM di Bandar Lampung Tangguh Hadapi Tantangan Daya Beli di Tengah Ramadan 2025

JAKARTA - Ramadan tahun ini menghadirkan suasana penuh berkah di Bandar Lampung, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan ekonomi. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kota ini terus menunjukkan geliatnya, bahkan dengan kehadiran pasar-pasar Ramadan dan bazar UMKM yang semakin berkembang. Namun, di balik semangat ini, sektor UMKM juga dihadapkan pada kendala utama, yakni menurunnya daya beli masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang kurang stabil.

Menurut Medy Carlo Angkasawan, seorang narasumber yang juga pengamat ekonomi lokal di Bandar Lampung, meskipun banyak UMKM yang semakin berkembang, kondisi ekonomi yang menekan memengaruhi pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya berdampak pada omzet usaha kecil. “UMKM di Bandar Lampung memang banyak berkembang, terutama dengan kehadiran pasar Ramadan yang menjamur. Tapi, kondisi ekonomi yang kurang stabil membuat daya beli masyarakat tertekan. Banyak pedagang dan pengusaha lokal yang merasa dampaknya,” ujar Medy Carlo saat dihubungi via telepon dalam program Ramadan Nusantara yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI).

Geliat Pasar Ramadan di Bandar Lampung

Suasana Ramadan di Bandar Lampung tahun ini tidak hanya ditandai dengan kegiatan ibadah, tetapi juga dengan adanya beragam pasar Ramadan yang berkembang pesat di berbagai sudut kota. Setiap tahunnya, pasar-pasar ini menjadi daya tarik bagi warga yang ingin membeli berbagai kebutuhan untuk berbuka puasa dan persiapan Lebaran. Di sepanjang jalan utama kota, pasar dan bazar UMKM hadir dengan menawarkan beragam produk khas Ramadan.

Mulai dari makanan berbuka puasa seperti kolak, kurma, hingga hidangan tradisional seperti nasi liwet dan ketupat, semua tersedia di berbagai sudut pasar. Selain itu, bazar juga dipenuhi dengan beragam pakaian muslim, pernak-pernik dekorasi khas Lebaran, serta berbagai produk khas lainnya. UMKM di Bandar Lampung memanfaatkan momentum ini untuk memasarkan produk mereka dengan harapan dapat meraih untung di bulan yang penuh berkah.

Namun, keberhasilan tersebut tidak bisa dinikmati secara merata oleh semua pelaku usaha. Banyak pengusaha kecil dan pedagang kaki lima yang terpaksa harus berpikir keras agar bisa bertahan dan tetap berjualan, terutama di tengah serbuan barang-barang impor yang lebih murah dan daya beli masyarakat yang semakin menurun.

Tantangan Daya Beli dan Serbuan Barang Impor

Daya beli yang menurun menjadi tantangan utama bagi UMKM di Bandar Lampung selama Ramadan 2025. Medy Carlo Angkasawan menjelaskan bahwa meskipun pasar Ramadan selalu menarik perhatian banyak orang, kenyataannya banyak masyarakat yang kini lebih memilih barang-barang impor karena harganya yang lebih terjangkau. “Di pasar-pasar Ramadan, kita memang melihat banyak produk lokal yang dijual, tapi sebagian besar masyarakat lebih memilih barang impor yang harganya lebih murah. Ini tentu memberikan tekanan pada pengusaha lokal,” katanya.

Menurutnya, dampak dari daya beli yang menurun ini cukup besar, terutama bagi UMKM yang mengandalkan produk lokal dan penjualan musiman selama Ramadan. Banyak pedagang yang kesulitan mempertahankan harga jual yang kompetitif, karena barang impor cenderung lebih murah, meskipun kualitasnya tidak sebaik produk lokal. Hal ini membuat persaingan semakin ketat dan banyak pelaku usaha kecil yang terpaksa menurunkan harga jual atau bahkan menghentikan usahanya sementara waktu.

Di sisi lain, serbuan barang impor juga menjadi tantangan lain yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM. Produk-produk impor yang lebih murah dan mudah diakses oleh masyarakat semakin mendominasi pasar. Kondisi ini memaksa banyak UMKM untuk melakukan inovasi dan mencari cara agar produk mereka tetap diminati. Namun, tidak semua pedagang memiliki sumber daya atau modal yang cukup untuk melakukan perubahan signifikan.

Harapan dan Solusi untuk UMKM

Meskipun tantangan besar tengah dihadapi oleh UMKM di Bandar Lampung, semangat juang dan kreativitas para pelaku usaha tetap tak terbendung. Beberapa pengusaha lokal mencoba mengatasi tantangan ini dengan berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi pasar. Misalnya, mereka mulai memperkenalkan produk yang lebih variatif dan sesuai dengan tren, seperti pakaian muslim dengan desain yang lebih modern dan menarik perhatian anak muda, atau makanan berbuka puasa yang lebih kekinian.

Namun, menurut Medy Carlo, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan pihak terkait untuk membantu UMKM dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat promosi produk lokal melalui platform digital, sehingga produk UMKM dapat dikenal lebih luas tanpa tergantung pada pasar tradisional yang semakin sulit dijangkau.

“Pemerintah perlu lebih banyak memberikan perhatian pada UMKM lokal, dengan memperkenalkan program-program pelatihan atau bantuan modal yang dapat membantu mereka untuk bersaing dengan barang-barang impor. Selain itu, dukungan dari sektor swasta juga sangat penting, seperti bantuan promosi atau pemasaran digital,” ungkap Medy Carlo.

Beberapa langkah lainnya yang bisa dipertimbangkan adalah dengan mempermudah akses pasar bagi UMKM melalui platform e-commerce atau media sosial, serta mengoptimalkan potensi pasar lokal yang ada di sekitar mereka. Dengan strategi ini, diharapkan UMKM dapat menjangkau lebih banyak konsumen tanpa terkendala dengan daya beli yang menurun atau persaingan dengan barang impor.

UMKM Tetap Bertahan dengan Semangat di Tengah Tantangan

Meskipun tantangan ekonomi dan daya beli masyarakat yang menurun, UMKM di Bandar Lampung tetap menunjukkan semangatnya untuk bertahan dan berkembang di bulan Ramadan ini. Pasar-pasar Ramadan dan bazar UMKM yang semakin ramai memberikan warna tersendiri bagi suasana bulan suci ini, meskipun banyak pedagang kecil yang harus berjuang keras agar usahanya tetap bisa bertahan.

Seperti yang disampaikan oleh Medy Carlo Angkasawan, meskipun ada tekanan besar terhadap UMKM, semangat dan tekad pelaku usaha lokal tidak pernah padam. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan masyarakat, UMKM di Bandar Lampung diharapkan dapat terus bertahan dan berkembang, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal.

Bagi banyak masyarakat, kehadiran pasar Ramadan dan produk UMKM menjadi bagian penting dalam merayakan kebersamaan dan keberkahan bulan suci. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung keberadaan dan perkembangan UMKM agar mereka tetap bisa memainkan peran besar dalam perekonomian daerah, terutama di tengah tantangan ekonomi yang sedang berlangsung.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index