JAKARTA - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), lebih dikenal sebagai InJourney, adalah holding BUMN yang membawahi sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia. Dengan visi besar membangun ekosistem pariwisata terdepan di wilayah regional dan memberikan pengalaman berkesan melalui keramahtamahan Indonesia, InJourney terus berkomitmen menjadi agen pengembangan industri pariwisata.
Dalam upayanya untuk mengoptimalkan sektor pariwisata, InJourney berperan sebagai *agent of development* yang bertujuan menciptakan nilai lebih. Strategi ini dipimpin oleh Direktorat Keuangan dan Manajemen Risiko (DKMR) di bawah bimbingan Yudi Rizkyardie Darun, yang bertanggung jawab mendukung peran InJourney sebagai pencipta nilai serta agen pengembangan melalui strategi transformasi, inovasi, dan pertumbuhan. Kerjasama sinergis di dalam grup serta dengan BUMN lain menjadi fokus utama dalam meraih tujuan tersebut.
Tantangan Pandemi dan Awal Mula InJourney
InJourney lahir di tengah krisis pandemi COVID-19 pada tahun 2021. Saat itu, pandemi membawa ketidakpastian bagi pemulihan ekonomi, dan InJourney dihadapkan pada tantangan besar. Kebijakan pembatasan mobilitas mengakibatkan penurunan drastis dalam operasional, terutama penurunan trafik penumpang pesawat udara dan kunjungan wisatawan—dua pilar utama sektor yang mereka layani.
Selain itu, InJourney dihadapkan dengan masalah fundamental dalam kesehatan perusahaan, termasuk profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Tak bisa dipungkiri, tantangan finansial menghantui sejak awal kelahirannya.
Mengulik Strategi Peningkatan Performa
Yudi Rizkyardie Darun yang saat ini menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, mengambil langkah-langkah strategis untuk membawa InJourney ke arah yang lebih sehat. Dia menekankan pentingnya sinergi dan transformasi korporat sebagai kunci utama pemulihan InJourney.
"Transformasi bukan hanya tentang mengubah struktur, melainkan juga tentang bagaimana kita inovatif dalam mengeksekusi ide yang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Itu sebabnya, kolaborasi di dalam grup serta dengan mitra eksternal sangat penting," ujar Yudi.
Dalam upayanya, DKMR berperan sebagai mitra bisnis strategis melalui transformasi korporasi dan transformasi bisnis di InJourney Group. Mereka berfokus untuk meningkatkan kinerja fundamental anak perusahaan dan menata ulang portofolio bisnis grup.
Performa Keuangan Pasca Pandemi
Memasuki 2022, InJourney menghadapi kenyataan pahit dengan melaporkan kerugian di Laporan Keuangan Konsolidasian sebesar Rp 993 miliar. Hanya dua dari enam anak usahanya yang berhasil mencatatkan keuntungan. Tingkat pengembalian modal (ROIC) juga berada di bawah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), menandakan masih adanya isu profitabilitas.
Meskipun demikian, Yudi Rizkyardie Darun optimis dengan landasan yang telah dibangunnya. “Kami terus berinovasi dan menilai kembali strategi untuk memastikan bahwa setiap inisiatif benar-benar memberikan dampak positif bagi perusahaan maupun industri pariwisata di Indonesia,” tambahnya.
Relevansi dan Aspirasi Masa Depan
InJourney tidak hanya berfokus pada pemulihan finansial. Dalam mewujudkan ekosistem pariwisata terdepan, inisiatif keberlanjutan juga menjadi perhatian utama. Mereka berusaha memastikan bahwa setiap aktivitas operasional dan pengembangan memiliki dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, budaya, dan lingkungan.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta, InJourney berkomitmen menciptakan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik. Selain menyoroti pentingnya inovasi teknologi, mereka juga berfokus pada peningkatan kualitas layanan dan infrastruktur wisata.
Kebangkitan Pasar, Optimisme Baru
Menghadapi berbagai tantangan tidak membuat InJourney surut langkah. Sebaliknya, mereka melihat ini sebagai peluang untuk belajar dan beradaptasi dengan keadaan baru. Dengan dukungan serta arahan strategi dari Yudi, InJourney berharap dapat bangkit dan mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam industri pariwisata dan penerbangan di Asia.
Di masa depan, InJourney bercita-cita menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata. Mereka juga akan terus mendorong implementasi teknologi digital untuk semakin mendekatkan diri dengan konsumen global serta memajukan sektor pariwisata Indonesia di kancah internasional. Dengan segala upaya yang sedang dilakukan, InJourney tampaknya berada di jalur yang tepat menuju pemulihan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.