Evakuasi dan Bantuan Logistik Terus Mengalir, BPBD Jatim Intensifkan Penanganan Banjir di Gresik

Kamis, 27 Februari 2025 | 10:56:47 WIB
Evakuasi dan Bantuan Logistik Terus Mengalir, BPBD Jatim Intensifkan Penanganan Banjir di Gresik

JAKARTA - Memasuki hari kedua bencana banjir yang melanda wilayah Gresik, khususnya Kecamatan Driyorejo, Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dengan sigap melanjutkan misi penyelamatan dan distribusi bantuan logistik kepada para korban. Proses evakuasi yang dimulai sejak hari pertama, diteruskan pada Rabu 26 FEBRUARI 2025, dan berlangsung hingga larut malam, bahkan mencapai puncaknya pada pukul 3 dini hari.

Evakuasi Intensif bagi Warga Rentan

Misi penyelamatan oleh Tim BPBD terfokus pada kelompok warga yang rentan, termasuk lansia, anak-anak, dan warga yang mengalami sakit. Langkah cepat ini didukung oleh data dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Jatim, yang mencatat sejauh ini ada 113 jiwa yang harus dievakuasi akibat banjir di wilayah ini. Mereka kini tersebar di dua lokasi pengungsian, yaitu Masjid Al-Muttaqin di Desa Driyorejo dengan 88 orang dan Balai Desa Bambe yang menampung 25 orang.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, mengungkapkan pentingnya penanganan utama pada warga yang berada di lokasi pengungsian. "Kami memastikan bahwa kegiatan dapur umum warga telah terpenuhi kebutuhan logistiknya, dan masyarakat rentan yang terdampak bisa terpantau di lokasi pengungsian," ujarnya, mengingatkan akan pentingnya distribusi logistik yang efektif.

Bantuan Logistik Berkelanjutan

Dalam upaya menjawab kebutuhan mendesak para pengungsi, Tim BPBD Jatim memastikan dukungan logistik yang berkesinambungan. Bantuan telah disalurkan dalam bentuk 200 selimut, 200 kasur lipat, 400 dus makanan tambahan gizi, serta 400 dus makanan siap saji dan lauk pauk masing-masing. Bantuan ini tidak hanya berfokus pada kebutuhan dasar sehari-hari, tetapi juga memperhatikan aspek gizi sehat bagi para pengungsi.

Dapur Umum dan Dukungan Sarana

Komitmen BPBD Jatim tidak berhenti pada penyediaan logistik saja. Di berbagai lokasi seperti Balai Desa Bambe, Balai Desa Krikilan, dan Masjid Al-Muttaqin Desa Driyorejo, BPBD memberikan dukungan sarana untuk dapur umum mandiri yang dioperasikan oleh warga. Khusus untuk dapur umum di Balai Desa Krikilan, Tim BPBD turut mendirikan tenda pengungsi di area setempat guna mendukung kelancaran operasional dapur umum yang melayani ratusan kebutuhan pengungsi.

Distribusi Bantuan di Lokasi Lain

Selain fokus di Kecamatan Driyorejo, BPBD Jatim juga telah mendistribusikan bantuan logistik di kecamatan lain, seperti Balongpanggang dan Benjeng. Dalam beberapa hari terakhir, bantuan berupa 2.400 kaleng makanan siap saji, 2.400 kaleng tambahan gizi, 2.400 kaleng lauk pauk, serta 50 paket hygiene kit telah disebarluaskan untuk meningkatkan kondisi kesehatan dan kesejahteraan warga terdampak.

Kondisi Air dan Kesiapsiagaan

Hingga Rabu sore, observasi mengenai kondisi ketinggian air di sejumlah desa di Kecamatan Driyorejo menunjukkan stabilitas, dengan ketinggian air berkisar antara 30 cm hingga 100 cm. Meskipun demikian, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas utama Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas, memastikan bahwa semua kebutuhan logistik warga terdampak terpenuhi, terutama mereka yang berada di pengungsian.

Kerja keras dan koordinasi yang baik antara tim BPBD Jatim, TRC, serta partisipasi aktif masyarakat, memainkan peran penting dalam memastikan penanganan banjir yang efektof dan suportif di wilayah Gresik. Sebagai penutup, Gatot Soebroto menegaskan, “Kita harus waspada dan bersiap menghadapi segala kemungkinan, sehingga dapat meminimalkan dampak banjir terhadap masyarakat.” Lebih lanjut, sinergi dalam menangani situasi krisis ini menjadi pelajaran berharga dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan respons di masa depan.

Terkini