Harga Batu Bara Menguat, Permintaan Asia Jadi Penopang Utama

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:59:10 WIB
Harga Batu Bara Menguat, Permintaan Asia Jadi Penopang Utama

JAKARTA - Pasar batu bara global mulai menunjukkan tanda penguatan setelah sempat mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga yang terjadi di sebagian besar kontrak berjangka pada Rabu (22/10/2025) mencerminkan adanya prospek permintaan yang solid, terutama dari dua negara konsumen utama di Asia, yakni China dan India.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pasar energi masih menaruh harapan pada kebangkitan aktivitas industri di Asia. Permintaan dari kedua negara tersebut menjadi faktor kunci yang menahan harga batu bara agar tidak kembali anjlok.

Harga Batu Bara Bergerak Campuran di Pasar Global

Pergerakan harga batu bara di berbagai bursa dunia pada perdagangan Rabu menunjukkan tren yang bervariasi. Di pasar Newcastle, harga batu bara untuk kontrak Oktober 2025 justru melemah US$ 0,3 menjadi US$ 103,7 per ton. Namun, harga untuk kontrak November 2025 naik US$ 0,2 menjadi US$ 106,7 per ton, sementara Desember 2025 menguat US$ 0,3 menjadi US$ 108,25 per ton.

Kenaikan di dua bulan terakhir tahun ini menjadi sinyal bahwa pelaku pasar mulai memperkirakan peningkatan permintaan batu bara menjelang musim dingin, ketika konsumsi energi biasanya meningkat di wilayah Asia Timur dan Selatan.

Sementara itu, di pasar Rotterdam, harga batu bara Oktober 2025 turun tipis US$ 0,25 ke posisi US$ 91,8 per ton. Sebaliknya, kontrak November dan Desember justru mengalami penguatan masing-masing US$ 0,35 menjadi US$ 95, dan US$ 1 menjadi US$ 96,5 per ton.

Kondisi ini menggambarkan bahwa meski harga global masih berfluktuasi, arah pasar batu bara mulai bergerak stabil dengan potensi kenaikan jangka pendek yang didorong oleh pemulihan permintaan dari kawasan Asia.

China dan India Jadi Motor Permintaan Kuartal IV

Prospek pemulihan harga batu bara di Asia semakin kuat setelah laporan S&P Global menyebut bahwa pasar batu bara metalurgi kawasan ini menanti dukungan permintaan dari China menjelang kuartal IV 2025.

China sebagai konsumen terbesar batu bara dunia diperkirakan akan meningkatkan aktivitas impornya untuk memenuhi kebutuhan energi domestik, terutama dalam menghadapi musim dingin dan menjaga pasokan listrik bagi industri berat.

Tak hanya China, India juga mencatat peningkatan signifikan dalam persediaan batu bara untuk pembangkit listrik. Data menunjukkan bahwa stok batu bara pembangkit listrik India mencapai 44,7 juta ton per 17 Oktober 2025, atau naik 31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski peningkatan stok ini berpotensi menekan impor jangka pendek, namun secara umum mencerminkan tingginya aktivitas konsumsi energi di negara tersebut. Permintaan dari kedua negara inilah yang menjadi penopang utama penguatan harga batu bara di kawasan Asia.

Menurut analis energi, jika China kembali meningkatkan volume impornya di akhir tahun, harga batu bara global berpotensi menembus kembali level US$ 110 per ton pada akhir kuartal IV 2025.

Pasar Masih Stabil, Tapi Tertekan Surplus Stok

Di tengah sinyal positif dari sisi permintaan, kondisi pasokan global justru menciptakan tekanan tersendiri bagi harga batu bara termal. Laporan terbaru menunjukkan masih adanya surplus stok di sejumlah wilayah penghasil batu bara, yang membuat harga sulit naik signifikan dalam jangka pendek.

Secara global, harga batu bara termal cenderung stabil, namun ruang kenaikan masih terbatas akibat stok yang menumpuk di pelabuhan dan gudang penyimpanan. Data menunjukkan bahwa harga batu bara jenis termal umum atau “coal” turun ke kisaran US$ 103,45 per ton, level terendah sejak September 2025.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa walaupun ada dukungan dari sisi permintaan, faktor suplai berlebih masih menjadi penahan utama bagi lonjakan harga.

Meski demikian, pelaku industri menilai bahwa keseimbangan antara pasokan dan permintaan kemungkinan akan membaik dalam dua bulan ke depan, seiring meningkatnya konsumsi energi di musim dingin dan potensi pengurangan stok oleh negara-negara produsen.

Harga Batu Bara Indonesia Turut Menguat

Di tengah dinamika harga global, Indonesia sebagai salah satu eksportir utama batu bara dunia turut merasakan dampak positifnya. Benchmark harga batu bara Indonesia untuk awal Oktober 2025 tercatat naik sekitar 3,33%, menandakan adanya penyesuaian harga akibat meningkatnya permintaan dari pasar ekspor Asia.

Kenaikan harga acuan ini memperkuat optimisme bahwa sektor batu bara domestik masih memiliki prospek cerah hingga akhir tahun. Dengan dukungan permintaan dari China dan India serta proyeksi pemulihan ekonomi global, harga batu bara Indonesia berpotensi tetap berada di zona positif pada kuartal IV 2025.

Analis memperkirakan bahwa kombinasi antara efisiensi produksi dan peningkatan permintaan Asia dapat menjaga daya saing industri batu bara nasional. Selain itu, diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan penggunaan batu bara untuk kebutuhan domestik turut menjadi strategi penting dalam menjaga stabilitas harga.

Secara keseluruhan, pergerakan harga batu bara global menunjukkan adanya sinyal pemulihan setelah periode penurunan yang cukup panjang. Permintaan dari negara-negara besar Asia seperti China dan India menjadi faktor utama penguat, sementara tekanan dari sisi stok berlebih masih membayangi.

Terkini