JAKARTA - Dalam upaya mendorong inovasi dan kinerja unggul di pemerintahan daerah, Kemendagri bersama Tempo Media Group menggelar Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah 2025.
Acara ini bertujuan menciptakan iklim kompetitif yang sehat di kalangan kepala daerah, sekaligus mendorong pemda menghasilkan kebijakan yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Kegiatan berlangsung di Flores Ballroom, Hotel Borobudur, Jakarta, Senin. Momentum ini dianggap sebagai ajang evaluasi sekaligus penghargaan terhadap pemda yang mampu menampilkan kinerja terbaik di berbagai sektor pembangunan.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, penghargaan tidak semata formalitas, melainkan upaya membangun motivasi kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat untuk menunjukkan kapasitas terbaiknya.
“Ini tantangan tersendiri bagi Bapak-Ibu sekalian. Oleh karena itu, pemberian reward ini, di samping memotivasi, juga kami harapkan ada iklim kompetitif yang bisa memperkuat legitimasi Bapak-Ibu (kepala daerah) sekalian,” ujar Tito, dikutip dari rilis pers, Selasa.
kategori penilaian berbasis tugas utama kepala daerah
Pada gelaran tahun ini, Kemendagri menekankan penghargaan berbasis kinerja inti kepala daerah. Penilaian mencakup penanggulangan kemiskinan, akselerasi perbaikan akses dan kualitas pendidikan, layanan kesehatan, penyerapan tenaga kerja, serta pengendalian inflasi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan maupun non-pertambangan, hingga tata kelola pemerintahan daerah, menjadi indikator penting dalam menentukan pemda unggul.
Format penilaian juga mempertimbangkan kapasitas fiskal masing-masing daerah. Hal ini dirancang agar persaingan antarpemda berlangsung sportif, tidak mengedepankan perbandingan yang tidak relevan antara daerah besar dan kecil.
Tito menambahkan, format ini sekaligus mendorong transparansi dan akuntabilitas kepala daerah. Penilaian objektif dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari akademisi, profesional, dan pakar kebijakan publik.
dorongan motivasi dan ajang kompetitif untuk pemda
Mendagri menegaskan, penghargaan ini bukan tujuan akhir, tetapi bagian dari mekanisme pembelajaran dan kompetisi sehat antar-daerah. Kepala daerah yang belum meraih penghargaan diharapkan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga dampak positif terhadap masyarakat semakin nyata.
“Daerah-daerah yang belum beruntung mendapatkan penghargaan, saya minta untuk berlomba. Berlomba untuk mendapatkan penghargaan, karena ini adalah bagian dari tugas, ibadah kita semua kepada rakyat, tanggung jawab yang diberikan,” imbuh Tito.
Melalui ajang ini, Kemendagri berharap muncul sosok-sosok kepala daerah baru yang mampu mencetak prestasi dan inovasi, sekaligus menginspirasi pemerintah daerah lain untuk melakukan hal serupa.
Selain itu, pemberian penghargaan diharapkan menumbuhkan budaya kerja berbasis hasil dan pelayanan publik yang profesional. Kepala daerah dipacu untuk terus meningkatkan efektivitas program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
dukungan kementerian/lembaga dan kolaborasi lintas sektor
Kemendagri menegaskan, penyelenggaraan penghargaan ini memerlukan sinergi lintas kementerian/lembaga (K/L). Skema pendanaan untuk penghargaan akan dialokasikan khusus, dan mekanismenya terus dimatangkan agar lebih berkelanjutan.
Tito meminta peran aktif dari K/L terkait dalam menyempurnakan format penilaian, kategori penghargaan, serta implementasi program tindak lanjut untuk pemda pemenang.
Dalam acara tersebut, hadir pula Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli, Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli, Peneliti Utama BRIN Siti Zuhro, serta jajaran pejabat tinggi Kemendagri dan K/L lain.
Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya Kemendagri menghadirkan penghargaan yang kredibel, transparan, dan relevan dengan tantangan pembangunan daerah. Tujuannya adalah agar ajang ini tidak sekadar formalitas, tetapi mampu mendorong transformasi nyata bagi pemda dan masyarakat.
harapan untuk masa depan pemerintahan daerah
Mendagri menekankan, apresiasi kinerja daerah menjadi tolok ukur efektivitas pemerintahan di tingkat lokal. Kinerja yang baik akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi daerah, dan legitimasi kepala daerah di mata publik.
Selain itu, ajang ini sekaligus menegaskan prinsip akuntabilitas dan pelayanan publik sebagai fondasi pemerintahan modern. Kepala daerah yang berprestasi diharapkan menjadi teladan bagi pemimpin lain di Indonesia.
Tito juga mendorong pemda untuk terus berkarya, karena kontribusi setiap daerah memiliki dampak langsung terhadap kemajuan nasional. Kompetisi sehat ini menjadi sarana bagi pemerintah pusat untuk mengukur inovasi, efektivitas, dan keberlanjutan program pembangunan di berbagai wilayah.
“Penghargaan ini juga membangkitkan kebanggaan bagi Bapak-Ibu sekalian, sekaligus mengingatkan bahwa pelayanan publik adalah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan integritas dan dedikasi tinggi,” pungkasnya.